Waktu tidak sekadar deretan angka yang berlalu, melainkan sebuah perjalanan yang meninggalkan jejak mendalam di hati. Tiga bulan singkat yang kuhabiskan di SD Santo Agustinus telah mengubah pandanganku tentang pendidikan, tentang pengabdian, dan tentang makna sejati berbagi.
Ketika pertama kali melangkah masuk ke gerbang sekolah, hatiku dipenuhi campuran rasa gugup dan antusias. Selembar surat keputusan sebagai guru pengganti tergenggam erat, menjadi tiket menuju salah satu pengalaman terindah dalam hidupku. Yayasan dan kepala sekolah telah memberikan kepercayaan yang begitu besar, sebuah anugrah tak ternilai yang tidak akan pernah kulupakan seumur hidup.
Kepercayaan itu bukan sekadar selembar kertas, melainkan pintu gerbang menuju dunia pendidikan yang sesungguhnya. Mereka melihat potensi dalam diri seorang guru muda yang masih polos, memberikan kesempatan untuk tumbuh, berkembang, dan mengembangkan diri di tengah-tengah komunitas pendidikan yang luar biasa.
Setiap pagi, ketika bel berbunyi dan anak-anak mulai memasuki kelas, kurasakan energi positif yang mengalir begitu deras. Para guru senior, dengan ketulusan dan kehangatan yang mendalam, tidak sekadar menerima kehadiranku, tetapi sungguh-sungguh mendampingi, membimbing, dan mengajarkan filosofi sejati mengajar.
Mereka adalah para penjaga api semangat pendidikan. Bukan sekadar sosok yang mentransfer ilmu, melainkan para inspirator yang membangun karakter, mengasuh mimpi, dan menumbuhkan benih-benih kebaikan dalam setiap jiwa anak didik. Mereka mengajarkanku bahwa mengajar adalah seni yang paling mulia, seni mencintai dan menghargai setiap potensi yang tersembunyi.
Kehangatan persaudaraan yang mereka tunjukkan melampaui batas-batas profesionalisme. Setiap diskusi di ruang guru, setiap kopi berbagi di sela-sela waktu mengajar, setiap senyum dan dukungan yang mereka berikan, adalah bukti nyata bahwa komunitas pendidikan adalah keluarga sejati.
Aku belajar bahwa mengajar bukan sekadar tentang materi pelajaran yang tertulis di buku, melainkan tentang menyentuh hati, membangkitkan rasa ingin tahu, dan menginspirasi mimpi-mimpi kecil yang kelak akan menjadi kekuatan perubahan. Setiap tatapan murid, setiap pertanyaan polos mereka, adalah hadiah terindah yang tak ternilai.
Kepala sekolah, sosok bijak yang pertama kali memberikan kesempatan kepadaku, telah menanamkan kepercayaan yang begitu dalam. Beliau tidak sekadar melihat kemampuan teknis seorang guru, tetapi melihat potensi hati, semangat pengabdian, dan keinginan untuk terus belajar dan berkembang.
Para guru, para pahlawan tanpa tanda jasa, telah mengajarkanku bahwa pendidikan adalah proses sakral. Mereka tidak sekadar mengajar, tetapi mencintai setiap anak didik dengan sepenuh hati. Mereka menghadirkan kehangatan, memberikan teladan, dan menciptakan ruang di mana setiap anak merasa dihargai dan bermartabat.
Tiga bulan bukanlah waktu yang panjang, namun cukup untuk mengukir kenangan abadi. Setiap harinya adalah pelajaran berharga, setiap momen adalah kesempatan untuk tumbuh, berbagi, dan saling menginspirasi. Aku diberi kesempatan untuk melihat dunia pendidikan dari dekat, dengan segala kompleksitas dan keindahannya.
Rasa terima kasihku tidak dapat diukur dengan kata-kata. Kepada yayasan yang telah membuka pintu kesempatan, kepala sekolah yang penuh kebijaksanaan, dan para guru yang luar biasa - kalian telah mengubah hidupku selamanya. Kalian adalah para pahlawan sejati yang tidak hanya mendidik, tetapi mencerdaskan dan membangkitkan potensi terdalam manusia.