Mohon tunggu...
Anton Bele
Anton Bele Mohon Tunggu... Dosen - PENULIS

Dosen Tamu, pengampu Mata Kuliah Filsafat di Program Pasca-sarjana Interdisiplin Studi Pembangunan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kaul Kemurnian

4 April 2023   08:16 Diperbarui: 4 April 2023   08:24 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kaul Kemurnian. Sering juga disebut kaul keperawanan atau kaul kesucian. Janji untuk tidak kawin. Hidup wadat. Orang yang hidup membiara dalam Gereja Katolik wajib mengikrarkan kaul kemurnian ini. Konsekuensinya, hidup tidak kawin. Dalam hidup sehari-hari, seorang yang berkaul kemurnian, hidup seorang diri tanpa ada pasangan kawin. Di satu pihak dirinya tidak terikat oleh pasangan, entah itu suami atau isteri. Di pihak lain, dirinya bebas untuk mengabdikan diri untuk sesama tanpa ikatan atau halangan keluarga.

Kaul kemurnian. Berdasarkan filsafat kepribadian, (4N, Kwadran Bele, 2011), kaul kemurnian ini dapat direnungkan sebagai berikut. Kita manusia dianugerahi TUHAN empat unsur, terdiri dari 4N: NAFSU + NALAR + NALURI + NURANI. Empat unsur ini harus dikembangkan secara serentak dalam arah yang ditentukan oleh TUHAN, baik, benar dan bagus.

Kaul kemurnian. NAFSU itu dorongan, keinginan untuk segala hal yang baik, benar dan berguna bagi keberlanjutan hidup setiap orang. Dorongan untuk hidup berkeluarga termasuk dalam NAFSU ini dalam arti yang positif. Tiap pribadi bebas untuk menyalurkan NAFSU ini atau tidak. Lewat janji untuk hidup murni, tidak kawin, pribadi yang berkaul kemurnian itu memilih dan memutuskan untuk hidup sendirian tanpa ada pasangan sebagai suami atau isteri.

Kaul kemurnian. NALAR yang ada di dalam diri pribadi manusia yang berkaul diarahkan untuk mempertimbangkan secara matang, hidup bersama dengan sesama dengan keputusan tanpa ikatan perkawinan. Ini hanya bisa dicerna oleh NALAR dengan pertimbangan supra-NALAR. Campur tangan dari TUHAN.

Kaul kemurnian. NALURI yang ada di dalam diri setiap kita manusia, mendorong diri kita untuk hidup bersama orang lain. Dorongan ke arah hidup bersama sesama dalam ikatan perkawinan adalah hal yang sangat wajar dan kodrati. Dalam kaul kemurnian, dorongan untuk kawin inilah yang sengaja, dengan tahu dan mau, pribadi itu menyatakan tidak, sehingga ia bebas dalam bekerja untuk sesama dan berbakti kepada TUHAN.

Kaul kemurnian. NURANI yang ada dalam diri manusia diberi TUHAN untuk meresapkan kemurnian yang paling murni yang hanya ada dalam DIRI TUHAN. Kemurnian inilah yang dihayati dan dijalani oleh setiap orang yang mengikrarkan kaul kemurnian.

Kaul kemurnian. Hal yang murni dijalani dalam hidup dengan penuh kesadaran oleh yang berkaul untuk memberikan kesaksian kepada sesama bahwa keempat unsur yang ada dalam diri manusia dapat menghantar manusia kepada TUHAN sumber kemurnian itu sendiri. NAFSU dimurnikan lewat  kebebasan dari ikatan perkawinan. NALAR dimurnikan dengan pikiran dan pengalaman serta keyakinan akan adanya hidup tanpa harus diikat dalam ikatan perkawinan. NALURI dimurnikan dengan kesadaran bahwa keakraban antara sesama manusia dapat dijalani tanpa harus lewat perkawinan.  NURANI dimurnikan dengan kesadaran bahwa melayani sesama dan mengabdi TUHAN itu lebih terarah dengan bebas tanpa ikatan perkawinan.

Kaul kemurnian. Janji yang satu ini mengaktifkan empat unsur dalam diri manusia secara murni dengan mengikatkan empat unsur itu pada TUHAN. Panggilan dan pilihan dari TUHAN kepada diri orang  yang mengikrarkan kaul kemurnian itu menjadi contoh teladan yang nyata bahwa hidup sesudah hidup di dunia ini adalah hidup seperti itu, murni, tidak kawin dan dikawinkan. Itu hidup seperti Malaikat. Ini benar. Soal Iman. Terserah pada tiap diri kita, percaya atau tidak. TUHAN lihat kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun