Mohon tunggu...
Anton Bele
Anton Bele Mohon Tunggu... Dosen - PENULIS

Dosen Tamu, pengampu Mata Kuliah Filsafat di Program Pasca-sarjana Interdisiplin Studi Pembangunan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Hening dan Bening

18 Maret 2023   12:15 Diperbarui: 18 Maret 2023   12:19 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Hening dan bening. Dua kata yang erat berkaitan satu sama lain. Hening ya bening. Bening ya hening. Kita manusia ini mau yang itu: hening dan bening. Kalau ada suasana bising, lari, cari hening. Kalau buram, kusam, gosok supaya bening. Hening dan bening menjadi prasyarat untuk terjadinya suasana teduh, tenang, aman dan damai. 

Kita ada NAFSU untuk senantiasa cari suasana hening. Kita ada NALAR untuk atur supaya keadaan bening dan tembus pandang. Kita ada NALURI untuk ajak sesama supaya sekitar itu tetap hening dan bening, tidak kacau-balau. Kita ada  NURANI yang tampung rasa teduh dalam situasi yang hening dan bening. (4N, Kwadran Bele, 2011).

Hening dan bening. Saya, anda, dia, kita, sering sendiri ciptakan suasana gaduh. Pikiran kacau, suara parau, gurau hilang dan hati galau. Ini semua karena hilang itu yang hening dan lenyap yang namanya bening. Kita manusia ini hanya bisa hidup dalam suasana yang hening dan dalam alam yang bening. Rusuh dan keruh itu menghancurkan diri kita. Resah, risau, kisruh adalah bahagian dari yang namanya rusak yang merusak hidup kita. Itu ulah kita manusia sendiri. Tidak boleh hal ini terjadi.

Hening dan bening. Itu dari TUHAN, Pencipta kita. Setiap kita harus upayakan suasana yang hening. Peredaran darah kita jadi lancar dalam tubuh yang hening. Syaraf otak jadi lentur dalam alam yang hening itu. Tidak kusut. Pikiran kita kusut karena kita sendiri yang membuat suasana di dalam diri dan sekitar kita keruh dan kisruh. Gerak hidup kita harus mengikuti irama yang teratur, bangun pada waktunya, bekerja dan beristirahat secara teratur. Makan dan minum secukupnya sesuai kebutuhan, menyapa sesama secara santun. Beribadah sesuai ajaran dan tradisi agama yang kita anut. Ini semua menjadi sumber suasana yang hening dan bening.

Hening dan bening. Suasana hidup jadi aman dan damai kalau diri hening dan bathin bening. Kegaduhan dihindari, kerusuhan dicegah. Tiap manusia adalah sesama yang sama-sama mengupayakan suasana hidup yang hening dan bening. TUHAN menghendaki adanya suasana yang hening dan bening. Hidup sesudah hidup di dunia ini suasananya hening abadi dan bening abadi. Ke sana kita menuju.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun