Mohon tunggu...
Anton Bele
Anton Bele Mohon Tunggu... Dosen - PENULIS

Dosen Tamu, pengampu Mata Kuliah Filsafat di Program Pasca-sarjana Interdisiplin Studi Pembangunan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Damai

3 Juni 2022   12:04 Diperbarui: 3 Juni 2022   12:17 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Damai. Hidup damai itu yang asli. Kurang damai itu ulah manusia. Awal hidup dari kita manusia ini damai karena berasal dari Sang DAMAI, TUHAN. Kita berfilsafat tentang damai mulai dari sumber yang benar, bukan dari manusia yang upayakan damai. Hidup damai di antara kita sesama manusia ini tercampur- baur dengan berbagai niat, rencana dan kepentingan. Campuran itulah yang tidak murni sehingga damai itu tidak bertahan lama, tergantung pada siapa, kapan dan di mana.

Mau damai, itu dorongan Nafsu yang baik. Damai dengan menaklukkan sesama, ini Nafsu di jalan yang salah. Dengan Nalar segala jenis senjata dibuat. Tujuannya, supaya ada damai. Benar? Itu namanya damai dalam ketakutan. Naluri mendorong untuk hidup damai dengan tetangga. Jangan saling mengganggu. Maka sebelum rumah tinggal dibuat, dibangun lebih dahulu tembok yang tinggi berhiaskan kawat duri mahkota tembok. 

Ini damai? Damai dalam kecurigaan. Nurani merenungkan siang malam dan mengajak untuk cinta damai. Doa pun didaraskan untuk korban perang. Inikah damai?  Damai yang terluka. (4N, Kwadran Bele, 2011). 

Damai sejati itu hasil dorongan Nafsu yang murni, karya Nalar yang jernih, hasil Naluri yang peduli, hasil Nurani penuh kasih. Itulah maksud dan rencana kita disebarkan di muka bumi ini oleh TUHAN. Damai sejati dari TUHAN itu disuarakan oleh orang-orang yang terpilih dan diutus untuk jadi pewarta damai. Ada perintah dan larangan dari TUHAN untuk kita manusia ikuti supaya awal damai, terus damai, akhir damai. 

Supaya damai sewaktu tidur, malam hari kunci pintu. Supaya kantor jadi damai, pasang cctv di mana-mana. (cctv: closed circuit television). Untuk buat cctv, modal jutaan rupiah dikucurkan. Damai yang mahal. Tiap negara belanjakan jutaan malah milyaran mata uang mereka untuk buat dan beli senjata. Damai yang panas. Untuk hidup damai, ada mata-mata di mana-mana, saling memata-matai. Damai yang cemas. Latih ketangkasan untuk mampu tangkis serangan lawan. Damai yang ganas.

Damai bukan sekedar kata, tidak juga sekedar idaman. Damai itu hidup. Hidup itu damai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun