Mohon tunggu...
Anton Bele
Anton Bele Mohon Tunggu... Dosen - PENULIS

Dosen Tamu, pengampu Mata Kuliah Filsafat di Program Pasca-sarjana Interdisiplin Studi Pembangunan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Otak

21 Januari 2022   11:20 Diperbarui: 21 Januari 2022   11:24 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Otak. Bicara otak?  Hah. Ini baru filsafat. Ini filsasat baru. Filsafat itu ada di otak. Tanpa otak manusia tidak bisa berfilsafat. Anggapan ini sangat keliru. Dikira berpikir itu di otak. Padahal, kemampuan berpikir itu ada dalam diri pribadi secara utuh. Banyak istilah dimuat di otak. 

Main otak. Tipu-tipu. Putar otak. Berupaya. Cuci otak. Mempengaruhi. Otak miring. Gila. Otak kerusuhan. Gembong. Otak encer. Pintar. Otak di kaki. Dungu. Pakai otak. Bijaksana. 

Tidak pakai otak. Keliru.  Otak penyu. Lamban. Otak keras. Pendirian. Peras otak. Usaha. Otak kampung. Tidak maju. Otak kota. Suka maju. Otak terbuka. Sadar. Otak tertutup. Bela diri biar salah. Otak kerdil. Kurang berpikir. Otak jernih, tulus.

Kita manusia ada Nafsu yang menorong kita untuk memiliki dan menikmati apa pun saja yang ada di sekitar kita. Kita ada Nalar untuk mengolah seluruh pengalaman dan pengetahuan. Kita ada Naluri untuk memperhatikan sesama manusia yang dekat dan yang jauh. Kita ada Nurani untuk sadar bahwa kita manusia dari dan menuju TUHAN. 

Perpaduan dari empat usur kepribadian manusia inilah yang disebut otak dalam arti luas, bukan hanya segumpal sumsum yang ada dalam batok kepala. Jadi berpikir bukan hanya terbatas dalam ruang kepala, tetapi keseluruhan diri kita manusia adalah 'otak'. Mau, Nafsu. Timbang, Nalar. Ingat, Naluri. Renung, Nurani. (4N, Kwadran Bele, 2011). 

Otak dipelintir jadi main otak kalau Nafsu tidak seimbang. Mengingini sesuatu di luar batas kemampuan, termasuk Nafsu besar, kemampuan kurang. Putar otak itu terjadi karena ada Nafsu yang mengingini sesuatu lalu memaksa Nalar untuk cari daya.  

Otak terbuka, ini tanda baik karena ingat orang lain sebagai sesama yang harus diperhatikan. Ini karya Naluri.  Kita menjadi manusia yang  siap mengasihi sesama dan menyembah TUHAN karena otak kita jernih, ada ketulusan.

Otak tidak sebatas bahagian tubuh yang terdapat dalam kepala. Otak itu keutuhan pribadi saya, anda, dia, kita. Kita pakai otak untuk hidup sesuai dengan tuntutan sosial dan tuntunan Iman akan YANG MAHA-TAHU.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun