Mohon tunggu...
Anton Bele
Anton Bele Mohon Tunggu... Dosen - PENULIS

Dosen Tamu, pengampu Mata Kuliah Filsafat di Program Pasca-sarjana Interdisiplin Studi Pembangunan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filsafat dari Sudut Filsafat (30)

3 Oktober 2021   16:37 Diperbarui: 3 Oktober 2021   17:07 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kembali. Pergi ke mana sehingga kembali? Lalu pergi, dari mana ke mana? Ini pertanyaan abadi. Dari sudut filsafat, pertanyaan ini dapat dijawab dengan teori, sudut pandang. 

Dari sudut pandang mana pertanyaan ini dimunculkan dan dicari jawabnya. Hidup itu gerak. Gerak itu pindah. Pindah dari satu situasi ke situasi yang lain. 

Tidur itu gerak. Dari terjaga, mengantuk dan mata tertutup lalu mata terbuka lagi yang disebut bangun. Jadi tidur itu dari bangun ke tidur, dari tidur ke bangun. Itulah salah satu ciri hidup. Dari... ke..., ke... dari.... Kembali berarti dari satu keadaan kembali ke keadaan semula. 

Pergi berarti dari satu keadaan menuju ke satu keadaan lain. Pergi terus pergi tanpa kembali? Di sinilah letaknya persoalan, apakah kita manusia ini pergi dan terus pergi atau pergi dan kembali. Kembali ke mana?

Dalam diri kita manusia ada empat unsur: Nafsu + Nalar + Naluri + Nurani. Gerak terjadi karena empat unsur ini terpadu, saling mendorong, saling mengajak, saling mengeritik, saling memuji. (4N, Kwadran Bele, 2011). 

Sejak dalam kandungan, lahir dan bertumbuh, Nafsu sudah berperan. Waktu lahir, langsung mulut bayi menghisap susu mama. Ini dorongan Nafsu. 

Bayi akan menolak kalau bukan susu ibu yang didekatkan ke mulutnya. Ini karya Nalar. Bayi merasa aman dan tidur terlelap dalam dekapan mama. Ini karya Naluri. Bayi yang mungil menampakkan wajah tenang terhias senyuman lugu dan damai. Ini pancaran Nurani. 

Terpadulah empat unsur, 4N dalam bayi yang lembut, pasrah berserah diri pada mama. Kita manusia pergi dan kembali, ke dan dari.

Kembali ke tempat asal. Pergi ke tempat asal. Satu? Asal dan tujuan, satu? Yah. Satu. Jadi kembali, benar. Pergi juga benar. 

Nafsu mendorong kita untuk gerak dan terus gerak. Gerak pergi dan gerak kembali. Nalar mengarahkan kita untuk menempuh jalan yang benar ke arah yang tepat. 

Naluri mengajak kita untuk jalan bersama supaya tidak sendirian, tidak kesepian dan tidak tersesat. Nurani menenangkan kita dengan membisikkan bahwa arah yang ditempuh, tepat, benar, baik dan bagus. Dari Yang Maha Damai kembali ke Yang Maha Kasih. Damai dan Kasih itu Satu. 

Kita sesama manusia sedang erat bergandengan tangan pergi dan kembali, kembali dan pergi ke Yang Maha Satu, Maha Esa itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun