Main itu filsafat? Main-main saja filsafat. Apalagi main. Main itu gerakan manusia. Setiap gerakan manusia itu filsafat. Gerakan yang tidak disengaja juga filsafat? Yah. Jatuh? Filsafat. Tergelincir? Filsafat. Apa pun saja gerakan manusia itu filsafat. Menguap, mengantuk, batuk. Itu semua filsafat. Ini makin aneh. Semua ini filsafat, apa saja yang bukan filsafat?Â
Dialog fiktif ini menghantar kita kepada pemikiran yang dalam sedalam-dalamnya tentang filsafat.
Kalau bingung, lelah, berhentilah berpikir tentang filsafat. Ha, berhenti berpikir itu juga filsafat. Karena apa? Karena muncul pertanyaan, mengapa berhenti berpikir. Seluruh hidup kita ini mulai dari awal dalam kandungan sampai nafas terakhir adalah filsafat. Kalau begitu tidak mungkin ada sesaat dalam hidup yang bukan filsafat. Istirahat sejenak itu filsafat. Tapi bukan berhenti dari filsafat.
Pertanyaan awal, main itu filsafat? Ya. Main itu gerakan, tindakan, kegiatan manusia yang mencari kesegaran, hiburan. Ini kebutuhan Nafsu. Penuhi dengan cara dan alat tertentu. Ini karya Nalar. Main entah sendiri atau bersama orang lain itu Naluri. Dengan main badan segar bathin tenang. Ini peran Nurani. Empat unsur kepribadian manusia terpadu dalam kegiatan 'main'. (4N, Kwadran Bele, 2011).
Ada saatnya main-main. Bermain bola kaki biasanya ada dua kesebelasan. Kalau hanya dua orang, itu main-main. Ada orang main-main buang batu di halaman, kena orang, luka. Itu main-main tapi ada kibatnya. Jadi setiap tindakan itu harus dipertanggung-jawabkan. Itulah filsafat. Ada sebab ada akibat. Hidup manusia ini rentetan sebab dan akibat. Mencari tahu sebab-akibat ini filsafat. Cari kebenaran. Cari kebenaran, dapat kebenaran, senang. Nafsu. Dapat kebenaran karena cari dengan berbagai upaya. Gembira. Nalar. Kebenaran itu dibagikan kepada sesama. Puas. Naluri. Kebenaran itu menenangkan bathin. Bahagia. Nurani.
Filsafat itu cari, dapat dan cinta kebenaran. Yang Maha Benar itu Ada, DIA-lah sumber Kebenaran. Filsafat ada dalam Penyelenggaraan DIA. DIA cinta kita. Kita balas dengan cinta. Filsafat itu cinta-mencinta.