Mohon tunggu...
Anton Bele
Anton Bele Mohon Tunggu... Dosen - PENULIS

Dosen Tamu, pengampu Mata Kuliah Filsafat di Program Pasca-sarjana Interdisiplin Studi Pembangunan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat dari Sudut Filsafat (7)

4 Agustus 2021   14:42 Diperbarui: 4 Agustus 2021   14:51 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Filsafat dan falsafah. Sama? Beda? Sama. Filsafat , pandangan, pendapat.  Falsafah juga pandangan, pendapat. Beda, filsafat, ilmu menggali  pandangan. Falsafah hasil galian tentang pendapat. Pancasila? Filsafat. Ilmu menggali pendapat. Falsafah, pandangan, pendapat hasil galian dari masyarakat Indonesia. Jadi Pancasila itu filsafat dan falsafah. Pendapat, pandangan yang disepakati untuk jadi dasar Negara kita. Supaya kokoh, tidak diganggu, dilindungi dengan Undang-undang Dasar. Siapa pun saja yang namanya warga Negara Republik Indonesia, harus terima sebagai dasar Negara. Titik. Itulah filsafat, itulah falsafah. Dalam Negara ini. 

Siapa pun yang namanya turunan suku Buna', harus terima falsafah suku ini, 'Hot Esen' diyakini sebagai Pencipta alam semesta termasuk manusia. Suku ini ada di pedalaman Pulau Timor yang saat ini, tahun 2021, masih beranggotakan sekitar 100.000 orang, 60.000 di wilayah Negara Timor Leste, 40.000 di wilayah Timor Indonesia.  Mereka hidup di perbatasan antara Timor Leste dan Timor Indonesia, Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur, NTT. Ini falsafah tentang Tuhan, teologi suku Buna'. Falsafah ini muncul karena suku Buna' berpikir  dan berpendapat bahwa alam semesta ini harus ada Pemiliknya. Itulah Hot Esen, 'Matahari Yang Tinggi'. Merreka paham bahwa 'Hot Esen', bukan matahari yang terbit pagi terbenam sore. Itu gelar untuk Yang Maha Tinggi, TUHAN.

Suku Buna' hormati sesama manusia, anggota suku sendiri dan semua orang yang dekat dengan mereka. Tidak boleh ganggu, apa lagi bunuh. Inilah falsafah tentang kemanusiaan, humanisme.

Suku Buna' bersatu sebagai satu turunan, saling menjaga dan memelihara adat istiadat turunt-temurun. Ini falsafah tentang Persatuan.

Suku Buna' dengar pendapat para tua-tua dalam segala urusan menyangkut kepentingan semua anggota suku. Ini asas musyawarah.

Suku Buna' hargai hak milik sesama dan usahakan saling menolong supaya jangan ada yang susah. Keadilan sosial.

Saya anggota suku Buna' sehingga yang saya tulis ini filsafat, falsafah suku saya sendiri. Yah, perlu terus terang.

Filsafat itu tidak asing. Pendapat, pandangan yang ada itulah yang disebut filsafat. Bukan orang Portugis dan Belanda datang baru ada filsafat. Orang-orang suku Buna' sudah arif dari dulu untuk cari makan-minum. Karena ada filsafat. Dorongan Nafsu. Orang Buna' sudah arif dalam bertani dan beternak. Ini karya Nalar. Orang Buna' sangat erat ikatan kesukuannya. Ini Naluri. Orang Buna' jaga hidup yang baik, berkenan pada sesama dan berkenan pada TUHAN. Ini ada dalam Nurani. 

Mereka ada istilah dalam bahasa Buna': Nafsu itu Nopil. Nalar itu Nimil. Naluri itu Nezel. Nurani itu Nimil. Inilah empat unsur dalam diri manusia menurut filsafat suku Buna'. Tanpa dibuat-buat, nama empat unsur ini berawal dengan huruf N, 4N. Maka muncullah rumusan yang saya namakan, falsafah 4N, kesatuan antara Nafsu+Nalar+Naluri+Nurani. Lalu rumusan ini digambarkan dalam satu segi empat dibagi empat dalam ruang yang sama besar simbol keseimbangan.  Pada tahun 2011, tanggal 5 September, dalam Ujian doktoral di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, pendapat ini diterima oleh dewan Penguji, lahirlah rumusan yang disebut 'Kwadran Bele'.  Rumusan ini diuraikan dalam buku yang saya tulis, 'Nurani Orang Buna'. Pada tanggal 12 September 2017 dapat Hak Cipta dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Republik Indonesia, No. C17201703960.

Semua ini dipersembahkan kepada HOT ESEN, TUHAN, karena DIA itu asal segala sesuatu. Dari DIA kita berasal, kepada DIA kita kembali.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun