Mohon tunggu...
Anton Bele
Anton Bele Mohon Tunggu... Dosen - PENULIS

Dosen Tamu, pengampu Mata Kuliah Filsafat di Program Pasca-sarjana Interdisiplin Studi Pembangunan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Cepat dari Sudut Filsafat

25 Juli 2021   11:31 Diperbarui: 25 Juli 2021   12:06 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Cepat menurut ukuran siapa? Cepat atau lambat itu ukuran yang dibuat oleh kita manusia untuk gerakan setiap hal atau benda yang bergerak. Kita sendiri bergerak. Cepat? Lambat? Nafsu kita manusia menginginkan gerak dari benda yang bergerak itu cepat atau lambat. Nalar kita mengatur sesuai keinginan Nafsu. Naluri mengatakan sudah cocok atau tidak. Nurani kita menegaskan baik atau buruk. (4N, Kwadran Bele, 2011). 

Kalau rindu yang baik, maunya cepat tiba. Tidak ada orang yang rindu yang buruk cepat tiba. Kalau sedang susah, maunya cepat lewat. Kalau yang baik sudah tiba, maunya lambat lewat. Cepat itu erat berkaitan dengan yang baik. Yang baik cepat tiba, yang buruk cepat lewat. Tidak ada yang namanya lambat. Lambat itu kurang cepat, cepat yang dikurangi. Yang nyata itu cepat.  Terlambat itu karena kurang cepat sehingga tidak tepat sesuai rencana dan keinginan.

Hidup ini cepat berlalu. Tidak ada yang katakan hidup ini lambat berlalu. Hidup ini baik sehingga dikira cepat sekali selesai. Tidak ada yang mengeluh, hidup ini lambat sekali. Gerak itu cepat karena kalau lambat, jatuh. Gasing yang diputar dengan tali, sementara bergerak dengan cepat, tegak. Lambat dan terhenti, jatuh. Matahari bergerak cepat, bumi bergerak cepat. Tidak lambat atau diperlambat.

Cepat itu sifat dari gerak. Hidup kita ini gerak sehingga hidup ini cepat. Gerak cepat. Cepat gerak. Bermalas-malasan itu gerak cepat yang diperlambat. Jadi tidak boleh lambat. Cepat itu sesuai dengan sifat gerak yang menjaga agar yang bergerak itu jangan lambat dan jatuh.  

Setiap langkah dalam hidup kita itu gerak cepat menuju akhir hidup di dunia. Kebiasaan merayakan Hari Ulang Tahun atas peristiwa hidup setiap orang sebenarnya suatu kesadaran akan cepatnya gerak hidup ini. 

Yang membuat dan mengatur gerak hidup kita itu cepat itu TUHAN sendiri. Tidak mungkin TUHAN membuat hidup kita itu lambat-lambat. Tidak. 

Tetap cepat. TUHAN mencipta kita untuk cepat kembali bersatu dengan DIRINYA dan kita pun hidup ini cepat dan maunya cepat bertemu dan bersatu tanpa batas dengan DIA, TUHAN.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun