Manusia tipe Nurani biasanya menikmati Nafsu secara teratur dan terukur. Nalar sangat dipentingkan ke arah hal-hal rohani. Naluri terarah kepada karya sosial yang tinggi. Dengan demikian Nurani orang tipe Nurani itu bening sebening air di telaga beralaskan padas. Nurani orang tipe Nurani muncul dengan begitu tenang di wajahnya sehingga nampak seperti senyum setiap saat. Langkah orang Nurani biasa tenang seolah menghitung setiap kelikir yang dilampaui. Mata orang Nurani memandang orang lain seolah sinar menembus kaca. Duduknya orang tipe Nurani laksana patung, kaku membisu.Â
Manusia tipe Nurani mengupayakan dan menghayati sepuluh hal ini: 1. Kerohanian. 2. Perdamaian. 3. Keadilan. 4. Ketenangan. 5.Peribadatan. 6. Kesalehan. 7. Kekudusan. 8. Â Sembahyang. 9. Kebathinan. 10. Kebahagiaan.Â
Sepuluh hal ini diperjuangkan dengan sepuluh cara ini:
1. Menyendiri. 2. Menyepi. 3. Merenung. 4. Berpuasa. 5. Berbagi. 6. Bertapa. 7. Bersemadi. 8. Bersujud. 9. Berziarah. 10. Berserah.
Sepuluh hal dan sepuluh cara ditampilkan dalam matriks berikut:
Kita manusia tampil dengan salah dari empat tipe, Nafsu, Nalar, Naluri atau Nurani. Orang tipe Nurani biasa memilih profesi agamawan yang dikenal dengan pertapa, biarawan atau biarawati, bhikkhu atau bhikkuni di kalangan orang-orang Budhis. Hidup sepeti ini diyakini sebagai panggilan khusus karena biasanya berat kalau dilihat dari sudut pandang kebanyakan orang dari tipe Nafsu, Nalar dan Naluri.Â
Kita manusia menempuh hidup dengan tipe masing-masing sesuai kurnia dari Pencipta kita. Empat tipe ini saling melengkapi. Tiap tipe itu baik dan berlaku sesuai tipe yang ada menjadi pola hidup setiap orang demi sesama dan demi kemuliaan TUHAN.