Mohon tunggu...
Anton Bele
Anton Bele Mohon Tunggu... Dosen - PENULIS

Dosen Tamu, pengampu Mata Kuliah Filsafat di Program Pasca-sarjana Interdisiplin Studi Pembangunan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hidup dari Sudut Filsafat (51)

11 Mei 2021   08:32 Diperbarui: 11 Mei 2021   08:34 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Hidup itu lanjut. Ada kata  berlanjut, melanjutkan, kelanjutan, selanjutnya. Lanjut usia. Tindak lanjut. Semua istilah dengan kata lanjut ini membuktikan bahwa saya, anda, dia, kita yang sedang hidup  ini melanjutkan hidup yang sudah ada ke hidup selanjutnya sehingga hidup itu terus berlanjut. Tidak masuk akal kalau orang lain juga yang hidup sama seperti diri kita, diremehkan, disusahkan, malah ada yang tega mematikan orang yang melanjutkan hidup bersama  diri kita. Perintah dari TUHAN untuk saling mengasihi itu dasarnya di sini, melanjutkan hidup, sama-sama, bukan sendiri-sendiri.

Dengan empat unsur dalam diri kita, NAFSU+NALAR +NALURI +NURANI kita telusuri hidup yang sedang berlanjut ini.(4N, Kwadran Bele, 2011).

Nafsu yang ada dalam diri kita manusia dianugerahkan Tuhan untuk menikmati hidup ini dalam benda-benda sekitar kita seperti makanan, minuman dan pakaian serta perumahan. Tumbuhan dan hewan pun diadakan oleh Tuhan untuk melengkapi tugas kita melanjutkan hidup ini. Nafsu untuk kawin pun ada untuk melanjutkan hidup dalam diri manusia-manusia baru. Jadi nafsu hidup itu untuk jaga keberlanjutkan hidup bukan menghambat.

Nalar yang ada dalam diri kita manusia harus digunakan untuk mengupayakan daya yang tepat dalam mendaya-gunakan segala yang ada di sekitar kita. Dengan nalar kita tahu dan alami hidup ini untuk lanjutkan dengan aman dan selamat. Nalar kalau dipakai untuk menyesatkan keberlanjutan hidup ini sama sekali tidak dibenarkan.

Naluri diberikan Tuhan kepada kita untuk saling merangkul antara kita manusia dengan manusia lain, melanjutkan hidup sebagai saudara-saudari. Manusia, kita, yang sedang hidup sekarang, satu langkah, satu arah, sama rasa, satu cita, lanjutkan hidup. Kalau satu terkapar, jangan biarkan dia terlantar. Kalau satu lapar, jangan biarkan dia kesasar. 

Nurani adalah harta tak tertara nilainya ditaruh dalam diri kita oleh Pencipta untuk syukuri keberlanjutan hidup yang sekarang kita jalani. Jalan sering terlunta-lunta, jangan cemas, istirahat sejenak, Dia sejukkan kita. Kalau lanjut usia, itu usia yang lanjut, tua. Tapi hidup tetap lanjut. Hidup semakin ranum dan harum di hadirat DIA, Yang menatang diri kita di Telapak Tangan-Nya.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun