Mohon tunggu...
Anton Bele
Anton Bele Mohon Tunggu... Dosen - PENULIS

Dosen Tamu, pengampu Mata Kuliah Filsafat di Program Pasca-sarjana Interdisiplin Studi Pembangunan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Hidup dari Sudut Filsafat (24)

12 Maret 2021   21:23 Diperbarui: 12 Maret 2021   21:25 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Hidup itu ikut. He, ikut apa, ikut siapa? Hidup tidak berdiri sendiri. 

Ikut apa: ikut empat unsur dalam diri manusia. Nafsu + Nalar + Naluri + Nurani. Saya, anda, dia, kita, hidup ikut empat unsur ini yang ada dalam diri kita. (4N, Kwadran Bele, 2011). Ikut nafsu. Ada dorongan untuk makan, muncul dari nafsu makan. Harus ikut. 

Kalau tidak ikut, hidup terganggu. Ikut nalar. Ada madu dijaga oleh tuannya, ribuan ekor lebah. Untuk dapat madu ini, harus pakai nalar. Ikut nalar. Singkirkan lebah dengan asap api, sesudah mereka terbang baru ambil sarangnya yang berisi madu. Kalau tidak ikut nalar, celaka. Ikut naluri. 

Ada teman yang ajak untuk mendaki gunung. Hati-hati lewati jurang, hati-hati terhadap binatang buas. Kalau tidak hati-hati, bahaya. Ikut nurani. 

Pemimpin agama dorong kita untuk beribadat. Nurani mengiyakan dorongan ini. Hasilnya, ada kedamaian dan  ketenangan bathin. Kalau tidak ikut, ada kekacauan dalam bathin.

Ikut siapa. Dalam diri kita ada nafsu dalam rasa tertarik pada orang, entah yang sekarang hidup atau yang pernah hidup. Nalar kita memberi penjelasan tentang diri orang yang kita ikuti. 

Kecerdasannya, pengalamannya merupakan himpunan yang menarik kita. Kita hidup ikut orang yang kita kenal. Naluri kita beri semangat untuk ikut orang yang menggetarkan diri kita sewaktu mengenal orang itu. Ikut orang itu dalam hidup, meneladani diri orang itu dalam perilakunya. 

Nurani kita mendengungkan ketulusan seseorang dan pribadi orang itu menarik kita. Nurani menjadi tenang bergaul dengan orang itu yang hidup bersama kita entah jauh atau dekat. Nurani juga mendengungkan kebaikan orang yang sudah meninggal dan kita ikut dia.

Hidup ini ikut pendahulu kita. Tidak ada hidup yang berdiri sendiri dan tidak ikut siapa-siapa. Orang yang sekarang ini hidup dan membuat kita ikut dia pasti katena dia pun ikut orang yang mendahului dirinya. Hidup ikut yang baik, benar dan bagus. (3B). (Bahasa Latin: bonun, verum, pulchrum). 

Ada kecenderungan dalam diri kita  untuk tidak ikut 3B ini. Itulah yang disebut khilaf, salah, dosa. Orang yang kita ikuti itu berada bersama kita entah sementara hidup sekarang atau yang pernah hidup dahulu. 

Hidup ikut orang inilah yang menjadi patokan dalam hidup ke arah hidup yang baik, benar dan bagus. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun