Mohon tunggu...
Anton Bele
Anton Bele Mohon Tunggu... Dosen - PENULIS

Dosen Tamu, pengampu Mata Kuliah Filsafat di Program Pasca-sarjana Interdisiplin Studi Pembangunan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tokoh dari Sudut Filsafat (32)

17 Januari 2021   19:04 Diperbarui: 17 Januari 2021   19:14 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Tokoh itu pasti. Pasti orangnya dan pasti geraknya. Tidak pernah ragu-ragu. Pasti sepasti terbitnya mentari pagi. Tokoh lahir. Sudah pasti. Mati, pasti. Antara dua pasti ini tokoh bergerak. Pasti lahir pasti mati. Ragu? Bimbang? Tidak. Itulah tokoh. Nafsu untuk menggapai cita-cita begitu memburu sehingga setiap saat tokoh melangkah dengan pasti maju dan maju. Ada ganguan. Tokoh diganggu untuk memenuhi dorongan  nafsunya dengan mencari kesenangan di luar batas. Dengan pasti dia lihat batas dan batasi diri. Nalar memberi gambaran seindah pelangi dan tokoh ikut terombang-ambing antara kenyataan dan ilusi. 

Tokoh langsung dengan pasti putuskan terpaku pada rel yang benar. Naluri tokoh mengumbar janji ketenaran dengan berduyun-duyun-nya pengagum tua-muda. Tokoh dengan pasti berlangkah tenang tidak terbang melayang. Nurani tokoh menggebu-gebu menawarkan bahagia mendadak. Tokoh dengan pasti meniti titian  mencapai seberang. Empat N, NAFSU + NALAR + NALURI + NURANI dalam diri tokoh menjadi dasar rasa pasti tokoh untuk menjalani hidup jengkal demi jengkal, tidak meloncat-loncat. Ada keseimbangan antara 4N dalam diri tokoh untuk maju dengan pasti dalam hidup. (4N, Kwadran Bele, 2011). 

Pasti itu ditentukan oleh tokoh. Tidak oleh orang lain. Ujian selalu ada. Lulus tidaknya itu tergantung pada tokoh. Tokoh itu saya, anda, dia, kita. Tokoh yang diulas dalam kalimat-kalimat ini bukan tokoh di luar diri kita. Ini kita bicara tentang diri kita. Sering banyak waktu terbuang sia-sia untuk pelajari diri orang lain. 

Kagumi orang ini, orang itu, kutip pendapat ini itu, ikut orang ini itu. Di mana diri? Sebatas pengagum? Pengikut? Pengutip? Tidak boleh. Tokoh itu pasti. Saya maju yah maju. Bukan karena ditarik atau didorong oleh orang lain. Dia tokoh, saya juga tokoh. Masing-masing maju dengan pasti. Hasrat, niat, kemauan, tidak pernah sama. Tiap-tiap tokoh punya hasrat sendiri, niat sendiri dan kemauan sendiri. Tidak bisa saling menjiplak. 

Pasti sukses. Tidak pernah tokoh katakan pasti gagal. Untuk apa berjuang kalau akan gagal. Setiap perjuangan demi sukses. Hidup itu perjuangan. Pasti sukses karena di ujung jalan itu berdiri Sumber segala Sumber kepastian. Tokoh itu pelari yang sedang berlomba. Anehnya dalam lomba lari kehidupan ini bukan kejar kalah menang, tetapi sampai di garis akhir sesuai garis yang ditetapkan oleh DIA.  Tiap tokoh pasti sampai. Berarti tiap kita pasti sampai. Jangan ragu-ragu sedetik pun. DIA, PENCIPTA kita sedang tunggu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun