Mohon tunggu...
Anton Bele
Anton Bele Mohon Tunggu... Dosen - PENULIS

Dosen Tamu, pengampu Mata Kuliah Filsafat di Program Pasca-sarjana Interdisiplin Studi Pembangunan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kabar dari Sudut Filsafat

15 Juli 2020   05:39 Diperbarui: 15 Juli 2020   05:37 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sudah dapat kabar? Kabar apa? Kabar gembira! Kamu lulus. Hah, lamaran  saya diterima? Yah, coba buka internet. Nama kamu ada dalam daftar orang-orang yang diterima. Langsung penerima kabar meloncat dan memeluk pembawa kabar gembira itu biarpun belum buka internet dan baca namanya. Dia percaya pada pembawa kabar. Air mata gembira mengalir di pipi tak terasa.

Kabar gembira sering dilenyapkan oleh kabar duka. Kabar baik dan kabar buruk silih berganti. Kabar benar dan kabar bohong juga berseliweran. Manusia bertugas rangkap tiga: pembuat kabar, penyebar kabar, penerima kabar. Syukur kalau kabar itu benar. Kalau bohong? 

Kabar muncul dari NAFSU manusia untuk menampilkan diri sebagai orang yang berjasa dalam mempengaruhi orang lain dengan kabar yang ia kabarkan. Ada NAFSU untuk jadi orang pertama yang sebarkan kabar itu. Baik kalau kabar itu benar. Terkadang NALAR tidak dipakai untuk seleksi benar tidaknya kabar, langsung sebarkan. Kalau kabar itu bohong? NALAR yang kurang dipakai untuk menyaring  isi kabar menjadikan diri penyebar kabar itu turut berbohong. Akibatnya banyak orang terpengaruh oleh kabar bohong itu dan terjadi kegelisaha di mana-mana. NALURI banyak orang muncul untuk meloloskan diri dan terganggu dalam ketenangan yang sedang dinikmati. Tega NURANI orang yang mengarang-ngarang kabar bohong. Penyebar kabar pun kurang mendengar bisikan NURANI untuk mempertanyakan benar tidaknya isi kabar dan tidak memperhitungkan akibat dari kabar yang ia sebarkan. Peranan 4 N, NAFSU + NALAR + NALURI + NURANI terpadu dalam adanya dan tersebarnya satu kabar, entah itu kabar benar atau bohong, kabar baik atau buruk, kabar gembira atau kabar sedih. (4 N, Kwadran Bele, 2011).

Kita hidup ini atas dasar kabar bahwa kita nanti akan bahagia abadi kalau hidup baik dan akan celaka abadi kalau hidup buruk. Yah, percaya atau tidak akan isi kabar yang satu ini, kabar gembira tentang tujuan hidup kita di dunia ini, terserah pada tiap kita. Pembuat Kabar itu DIA, TUHAN, PEMBAWA dan PENYEBAR Kabar Gembira itu DIA sendiri melalui banyak orang, melalui banyak cara dan banyak agama dari zaman ke zaman di berbagai tempat dalam berbagai budaya. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun