Mohon tunggu...
Anton Bele
Anton Bele Mohon Tunggu... Dosen - PENULIS

Dosen Tamu, pengampu Mata Kuliah Filsafat di Program Pasca-sarjana Interdisiplin Studi Pembangunan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

"Ingat" dari Sudut Filsafat

14 Juli 2020   07:55 Diperbarui: 14 Juli 2020   08:01 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kita manusia hidup dari ingat. Bayangkan, kalau kita tidak ingat bangun pagi. Kita segar karena ingat makan, ingat minum. Mulai pagi sudah ingat kerja, ingat kawan, ingat kemarin, ingat besok, ingat rencana, ingat mau terima tamu. Ingat dan ingat. Dari ingat ke ingat. 

Di mana sumber ingat ini? Apa dan siapa yang kasih ingat? Awas, ingat ooo..! Masih ingat? Ingat baik-baik! Untung saya ingat...! Ini semua seruan-seruan yang kita dengar tiap hari. Ingat hari ulang tahun, ingat peristiwa duka, ingat peristiwa gembira, ingat peristiwa sukses, ingat peristiwa gagal, ingat isteri, ingat suami, ingat anak,  ingat tulis artikel di Kompasiana! 

Ingat dan terus ingat, sehingga hidup ini mata rantai ingat ke ingat. Jangan pernah terjerumus ke penyakit ini, lupa ingatan. Dan jangan biasakan diri dengan yang satu ini, lupa dan lupa. Sebab lupa itu musuh dari ingat. Jadi ingat itu dari mana?

NAFSU kitalah yang jadi sumber utama dari ingat. Ingat makan karena ada nafsu makan. Ingat kawin karena ada nafsu kawin. Nafsu dalam arti dorongan, keinginan yang baik dalam diri kita manusia. 

Nafsu adalah bahagian dalam diri kita manusia. NALAR menerima isyarat dari Nafsu dan langsung mengolahnya berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang kita miliki. Tidak munkin Nalar bekerja kalau tidak muncul dari Nafsu. 

Sesaat itu juga NALURI langsung menyodorkan orang-orang lain untuk dikontak entah secara bathin atau langsung melalui media apa saja. Kita yang ingat harus terpaut pada orang tertentu. 

Tidak mungkin hanya pada benda mati saja atau benda hidup seperti tumbuhan atau hewan saja. Harus ada kaitannya dengan manusia lain. 

Di sini naluri berperan. Kalau tiga bahagian, NAFSU, NALAR, NALURI sudah bekerja, spontan NURANI bergolak mengingatkan rumus-rumus moral untuk bertindak baik dan benar. 

Ingat itu awal dari bertindak. Tidak mungkin bertindak tanpa ingat. Ingat dan bertindak ini dielaborasi oleh empat unsur atau bahagian dalam diri kita manusia, 4 N (Kwadran Bele, 2011). 

Kita harus awas untuk tidak ingat hal-hal yang buruk terlalu banyak. Nanti kita jadi manusia buruk. Berarti, harus ingat hal-hal yang baik lebih banyak supaya kita jadi manusia baik di mata manusia dan di mata Tuhan. 

Jadi baik atau buruk berawal dari ingat ini. Ingat ke depan, itu rencana. Ingat ke belakang, itu kenangan. Ingat ke belakang, kalau yang duka, air mata terjatuh tanpa sadar. Ingat ke belakang, kalau gembira, senyum sendiri tanpa saksi. 

Ingat untuk berterimakasih kepada sesama yang sudah berbuat baik kepada kita. Balas budi. Ingat untuk bersyukur kepada DIA Yang menyelenggarakan segala sesuatu yang baik untuk kita dalam hidup ini. Balas kasih. DIA Maha Ingat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun