Mohon tunggu...
Anton Bele
Anton Bele Mohon Tunggu... Dosen - PENULIS

Dosen Tamu, pengampu Mata Kuliah Filsafat di Program Pasca-sarjana Interdisiplin Studi Pembangunan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Lahir dari Sudut Filsafat

8 Juli 2020   11:55 Diperbarui: 8 Juli 2020   12:22 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Lahir itu peristiwa dalam hidup setiap manusia. Manusia lahir dari seorang ibu. Ibu itu lahir dari ibunya. Kalau ditelusuri lebih lanjut ke belakang, pasti dari ibu ke ibu sampai ke ibu yang pertama, dan ibu yang pertama ini dari mana? Buntulah penelusuran pemikiran kita. 

Dari sudut filsafat, ada jalan ke luar, NALAR buntu, NURANI bekerja. Di NURANI inilah ada jawabannya, manusia pertama pasti lahir dari Sang Pemberi Hidup. Titik. Empat unsur dalam diri manusia, 4 N (Kwadran Bele, 2011) menyadarkan kita manusia bahwa manusia itu lahir tidak semata-mata atas kuasanya sendiri.

Setiap kita yang sedang berpikir tentang lahir, mengalami bahwa saya pernah lahir. Engkau, dia, kita, kami, kamu, mereka pernah lahir sehingga ada. 

Adanya manusia melalui peristiwa lahir. Tidak ada satu manusia pun yang langsung ada seperti patung yang diukir. Hanya manusia yang lahir melalui satu proses yang khusus: NAFSU untuk kawin ada dalam diri dua manusia, laki-laki dan perempuan. 

Dua manusia ini ada NALAR untuk merencanakan dan melaksanakan seluruh proses terjadinya satu manusia baru lahir. Ini peristiwa penting dan peristiwa mulia yang terjadi atas karya dari Sang Pencipta. 

Pantas sekali setiap orang mensyukuri hari lahirnya sebagai hari ulang tahun setiap tahun dan setiap orang menjalani hidupnya dengan suatu kesadaran bahwa dari tahun ke tahun, umur bertambah dihitung dari tahun pertama kelahiran.

Lahir itu disadari sebagai awal dari adanya mansia di tengah orang lain. Inilah kesadaran berdasarkan NALURI. Kita manusia alami sendiri pernah lahir dan melihat manusia baru lahir hari ini dan kemarin. Manusia bertambah melalui peristiwa kelahiran. NALURI kita menyuarakan kepada kita manusia bahwa kita tidak sendirian. Ada manusia baru lagi yang lahir. Besok akan ada lagi yang lahir. Lahir dan terus lahir. 

Jumlah manusia bertambah melalui proses lahir ini. Berbagai upaya secara pribadi dan bersama dari manusia diusahakan untuk terjadinya proses lahir ini secara baik dan selamat. 

Obat-obatan hasil ilmu kedokteran berkembang untuk menjaga dan menjamin satu manusia lahir dengan selamat. Ini mata rantai upaya manusia terdorong oleh NALURI kemanusiaan untuk menambah jumlah manusia. Lahir itu peristiwa yang menjadi tanggung-jawab semua manusia yang lahir terdahulu.

Sangat wajar bahwa seorang Ibu begitu gelisah campur rindu untuk menanti kapan anaknya lahir. Dia tahu anaknya yang ada dalam kandungan akan lahir nanti selamat atau tidak, baik bayi dan dirinya. Ini kecemasan antara selamat atau tidak selamat. 

Dalam NURANI terucap doa demi doa, permohonan kepada Sumber Kehidupan untuk jaga kehidupan dari diri si ibu dan si anak yang akan segera lahir. Jadi empat unsur dalam diri manusia ini serentak kerja menanti anak yang akan lahir dan serentak bersorak menerima manusia baru yang lahir ke tengah sesama di dalam dunia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun