Mohon tunggu...
Anton Bele
Anton Bele Mohon Tunggu... Dosen - PENULIS

Dosen Tamu, pengampu Mata Kuliah Filsafat di Program Pasca-sarjana Interdisiplin Studi Pembangunan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

"Rasa" dari Sudut Pandang Filsafat

30 Juni 2020   13:48 Diperbarui: 30 Juni 2020   13:43 883
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Saya rasa kenyang. Ini bahagian Nafsu. Saya rasa tepat. Ini bahagian Nalar. Saya rasa cocok. Ini bahagian Naluri. Saya rasa bahagia. Ini bahagian Nurani. 

Rasa diukur dengan 4N (Nafsu + Nalar + Naluri + Nurani. / Kwadran Bele, 2011). Rasa itu keadaan diri manusia yang terjadi karena ada pengaruh entah dari dalam diri atau dari luar diri manusia. 

Saya rasa kenyang karena perut terisi oleh makanan yang dimakan. Rasa ini berkaitan dengan Nafsu. Rasa kenyang berlebihan berarti orang itu makan tidak pakai Nalar, karena aktifitas Nalar itu beri pertimbangan tentang jumlah makanan yang masuk dan daya tampung perut yang terbatas. 

Rasa cukup atau kelebihan adalah ukuran yang dibuat oleh Nalar dan diterima oleh Nafsu sampai muncul rasa, entah kurang kenyang, kenyang atau terlalu kenyang. 

Sementara itu di sekitar orang yang bersangkutan ada orang lain yang rasa lapar karena tidak ada makanan. Rasa sayang pada keadaan orang lain ini muncul dari bidang Naluri. 

Dengan Naluri seorang merasakan adanya orang lain. Simpati, anti-pati dan apati adalah rasa yang muncul karena Naluri bekerja dan mendorong manusia untuk mengungkapkan perasaannya: simpati, sama rasa; anti-pati, lawan rasa; a-pati, tidak merasa. 

Rasa itu masuk dalam semua bahagian manusia. Nafsu mendorong manusia untuk merasa perlu ini, perlu itu sampai berusaha mati-matian memperoleh barang atau keadaan yang diinginkan. 

Ini Nafsu. Rasa terpuaskan kalau memperoleh apa yang diharapkan. Kalau Nafsu itu normal, maka akan ada rasa puas dengan apa yang ada sesuai keadaan diri pribadi. 

Kalau Nafsu itu terlalu besar makan selalu ada rasa tidak puas dan rasa seperti ini akan mencelakakan diri orang yang mempunyai rasa itu. Rasa tidak puas dengan apa yang ada membawa seseorang untuk mengejar dan terus mengejar apa yang diinginkan itu dan berusaha memperolehnya entah secara halal atau tidak halal. Inilah rasa yang mengganggu diri pribadi manusia sampai mencelakakan manusia itu sendiri.

Rasa itu harus diolah oleh Nalar. Diri manusia mengaktifkan Nalar untuk beri pertimbangan yang tepat agar rasa tenang itu tercapai. Rasa tenang itu juga terjadi kalau diri manusia itu ada bersama orang lain. 

Ini ranah Naluri. Ingat orang lain, tolong orang lain menimbulkan rasa tenang, senang. Ada rasa gelisah, susah. Ini muncul karena ada hubungan dengan sesama yang tidak menolong. Kalau ada sessama yang membantu maka akan timbul rasa senang dan tenang. Inilah Naluri yang mencari rasa tenang dan senang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun