Mohon tunggu...
Bela Sefiana Prabawati
Bela Sefiana Prabawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - 21 Tahun | Blitar

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Jurusan Akuntansi

Selanjutnya

Tutup

Money

Dampak Covid-19 bagi Perekonomian Indonesia

28 Juni 2021   21:40 Diperbarui: 28 Juni 2021   21:49 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pengangguran meningkat

Terhambatnya aktivitas perekonomian secara otomatis membuat pelaku usaha melakukan efisiensi untuk menekan kerugian. Akibatnya banyak pekerja yang dirumahkan atau bahkan diberhentikan (PHK),berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan per 7 April 2020 akibat pandemic tercatat banyak perusahaan disektor formal yang memilih merumahkan, dan melakukan PHK terhadap pekerjanya. Banyak sekali pekerja yang terkena dampak ini. Namun, dalam catatan tim reset SMERU hasil simulasi menunjukan bahwa Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) meningkat dari 4,99 persenpada Februari 2020 (data BPS) menjadi sekitar 6,17 – 6,65 persen pada Maret 2020.

Pasang surut ISHG (Indeks Harga Saham Gabungan)

Pandemi virus covid-19 yang merebak selama 1 tahun penuh membawa lika-liku terhadap pergerakan dipasar saham dipasar modal. Kinerja IHSG dalam setahun terakhir mengalami pasang surut. Pada 3 Januari 2020, IHSG masih bertengger di 6.323. indeks meninggalkan 6.000

Sebagian besar profesi penduduk di desa Tegalmlati Kecamatan Petarukan yaitu petani dan pedagang. ketika adanya pandemi covid19 banyak masyarakat yang tidak mengetahui dan kebingungan karena penularan yang sangat cepat. 

Oleh karena itu dengan adanya pandemi covid-19 mengakibatkan masyarakat di desa setempat menjadi panik dan takut karena pandemi covid-19 ini menyebabkan perekonomian masyarakat turun bahkan sampai tidak ada pemasukan. 

Oleh karena itu pandemi seperti ini membuat masyarakat menjadi kebingungan dengan adanya pandemi covid-19 yang berkepanjangan. oleh karena itu masyarakat banyak yang tidak mengikuti anjuran pemerintah untuk dirumah saja karena tidak ada pemasukan sama sekali membuat warga setempat kebingungan. 

Keadaan yang seperti ini membuat para pekerja buruh terpuruk dengan kondisi perekonomiannya yang semakin hari berkurang antara pengeluaran dengan pemasukan sangat tidak sebanding. 

Seperti yang dikatakan oleh narasumber kami bahwa “Penjualan menurun banget dek. Sebelum ada corona penghasilan saya dari berjualan bisa buat memenuhi kebutuhan keluarga, tapi semenjak ada corona perekonomian keluarga saya jadi susah, dan kadang saya malah rugi karena dagangan ngga laku”. 

Narasumber lain juga mengatakan jika “Pembelinya pada takut keluar rumah, jadi dagangan saya sepi. Saya juga sempat 2 minggu ngga berjualan, terpaksa nyari kerjaan sampingan yang penting halal. Dari pada hutang makin banyak gara gara ngga ada pemasukan kan ya”. 

Selain itu Narasumber juga banyak kebingungan karena dengan adanya jam malam pembeli sepi karena pada saat malam biasanya banyak masyarakt yang mencari makanan akan tetapi disaat pandemi dan jam malam pembeli semakin menipis tidak sebanding dengan pengeluaran sehingga membuat masyarakat kebingungan untuk mencari keuangan untuk memenuhi kebutuhan kehidupannya sehari. Seperti yang kita lakukan wawancara rata-rata pedagang yang bukanya pada sore sampai malam seperti penjualan es kopi, martabak,tahu peletok,lamongan yang bukanya mulai sore sampai jam malam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun