Mohon tunggu...
Bekti Sawiji
Bekti Sawiji Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis musiman.

Menaruh minat terhadap cerita digital (digital storytelling), cara baru bercerita menggunakan teknologi modern. Memiliki website: www.ceritadigital.com yang memuat cerita digital bidang sosial dan pendidikan hasil workshop dan hasil karya sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dongkrak Ekonomi dengan Festival "Banjir Tahu"

9 Oktober 2017   08:06 Diperbarui: 9 Oktober 2017   08:38 786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: dok.pribadi

Desa Kunir Kidul, Kecamatan Kunir Kabupaten Lumajang terlihat seperti desa lain pada umumnya. Akan tetapi siapa sangka bahwa desa yang terletak di selatan kota Lumajang sejauh 13 km ini sebenarnya menyimpan potensi perekonomian yang sangat bagus. Hal ini terungkap saat desa ini menggelar acara yang sangat unik yaitu "FESTIVAL BANJIR TAHU" pada hari Sabtu (30/9).

Dalam festival yang dihadiri Bupati Lumajang Drs. As'at, M.Ag ini juga terdapat jalan santai dan gowes bareng bupati berhadiah sepeda motor. Sambil menunggu undian berhadiah, peserta disuguhi belasan ribu tahu goreng gratis. Itulah mengapa festival ini dinamakan banjir tahu. Dalam kesempatan itu Bupati As'at juga memuji Desa Kunir Kidul karena potensi tahu ini. "Keberadaan industri tahu di Kunir Kidul ini luar biasa, banyaknya pengrajin tahu dapat menyerap tenaga kerja dan mengurangi pengangguran", jelasnya.

Anggota Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) "Kunir Mas", Adi Sucipto mengatakan bahwa festival ini merupakan ungkapan rasa syukur warga atas berkembangnya UKM yang ada di desa tersebut. "Harapan jangka pendek dari kegiatan ini adalah masyarakat bisa meningkatkan penjualannya karena ini sebagai arena promosi untuk membedakan rasa tahu dari daerah lain dengan tahu Kunir Kidul", kata Adi.

Masih serangkaian dengan kegiatan tersebut, siang dan sore harinya warga mengarak tumpeng tahu yang sangat spektakuler. Tumpeng raksasa ini memiliki 7 sap, ketinggian 535 cm, panjang diameter alas 300 cm, dan tersusun dari 10.972 buah tahu goreng dengan berat total 700 kg. Agar bisa bergerak dengan lancar tumpeng ini diusung dan di arak oleh 20 orang dewasa. Tinggi tumpeng tahu ini mengalahkan tumpeng tiwul dari Pacitan yang mencatat rekor MURI dengan tinggi hanya 520 cm.

Kepala Desa Kunir Kidul, Hasyim Nawawi, menjelaskan bahwa festival ini bertujuan untuk mempromosikan UKM dan seni budaya yang ada di Kunir Kidul dan akan diagendakan menjadi kegiatan rutin setiap tahun untuk mendongkrak perekonomian. Filosofi tujuh sap tumpeng tahu itu melambangkan tujuh potensi UKM yang ada di desa Kunir Kidul yaitu; tahu, tempe, batik, anyaman bambu, pandai besi, las, dan meubeler. Yang menarik lagi, Hasyim siap untuk memberikan sentuhan teknologi serta memasukkannya dalam mata anggaran. "Kalau masyarakat membutuhkan teknologi modern, kenapa pemerintah desa tidak menganggarkan", pungkasnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun