Mohon tunggu...
Pretty Woman
Pretty Woman Mohon Tunggu... Konsultan - Wanita

Tertarik dengan fenomena sosial dan film

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

To All Single Woman: "Jangan Resign"

12 Maret 2023   12:00 Diperbarui: 12 Maret 2023   12:04 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

To all single woman...

Jika suatu ketika calon suamimu memintamu resign dari pekerjaanmu, TOLAKLAH ITU. APAPUN ALASANNYA. 

Kecuali kamu memang bercita-cita menjadi ibu rumah tangga. 

Sebelum menikah, aku adalah seorang wanita dengan karir yang cukup bagus. Bekerja 7 tahun lamanya di perusahaan swasta sebagai manajer pemasaran. Hampir setiap bulan aku bisa berpergian keluar kota dengan intensitas yang cukup tinggi, 2 hingga 3 kali sebulan. Selain bekerja, aku juga menempuh pendidikan S2 di universitas negeri dengan jurusan yang sangat sulit dilalui bagi sebagian orang. Sampai disini, apa sudah terbayang bagaimana sibuk dan padatnya jadwalku saat itu? 

Aku bekerja mulai dari pukul 8 pagi sampai tak terbatas, terkadang sampai jam 1 pagi, terkadang sampai jam 4 sore. Tergantung hari itu aku bertemu klient yang mana. Disela-sela bekerja, aku harus mencuri waktu untuk penelitian di kampusku, beberapa kali aku mengalami  kendala terkait penelitianku. Mulai dari sulitnya mencari bahan baku, lamanya merakit peralatan (habis 1 smester hanya merakit peralatan), peralatan mengalami kerusakan bahkan ledakan (satu alisku hilang seketika ketika ledakan terjadi). Alhasil aku harus puas tamat dengan kurun waktu yang cukup lama; 3,5 tahun. 

Jujur saja, walaupun aku tipe wanita yang sangat mandiri dan sangat penyendiri, tidak dipungkiri bahwa kesepian kerap melanda. Saat itu aku yang naif ini berfikir alangkah menyenangkannya memiliki pasangan untuk berbagi. Entah itu Sekedar pergi ke mall untuk nonton film atau makan sambil bercerita panjang lebar mengenai penelitianku dan pekerjaanku. Beberapa kali aku mencoba mendekati laki-laki yang kuanggap cukup bermutu. Mulai dari yang tinggal 1 kota, berbeda kota, sampai yang berbeda negara. Mulai dari pegawai swasta, sampai pegawai negeri . Tapi tidak satupun yang berhasil saat itu. Entahlah, mungkin aku kurang menarik atau mereka kurang memenuhi kriteriaku. 

Hingga suatu saat aku diperkenalkan dengan seorang lelaki oleh sepupuku. Ajaib rasanya, kami langsung cocok dan merasa sudah kenal sejak waktu yang lama. Aku melihat dia sebagai laki-laki yang perhatian, mapan, berwibawa, dan cukup humoris. Beberapa kali aku harus ke jakarta untuk mengurus pernikahan kami. Tidak sekalipun aku mengeluarkan uang dari dompetku sendiri. Semua dia yang tanggung. Benar-benar buat "melted" wanita mandiri yang selama ini secara diam-diam mendambakan perhatian dan kebebasan finansial. Rasanya benar-benar dimanja. 

Sehingga saat dia memintaku untuk melepaskan karirku sebagai manager pemasaran, aku tidak berfikir 2 kali untuk melakukannya. Walaupun saat itu aku mencoba mengulur waktu berbulan-bulan sebelum akhirnya benar-benar resign dari kantorku. Menurutku alasan calon suamiku sangat masuk akal. Kami tinggal di kota besar yang menuntut fokus untuk bekerja dan dilain sisi fokus mengurus rumah tangga. Jadi rasanya adil jika dia bekerja sedangkan aku mengurus rumah.

Tapi.......

Tidak pernah terbayangkan dan terpikirkan bahwa menjadi ibu rumah tangga ternyata sangat sulit dan sangat berat dijalani. Aku tidak terbayang akan menghabiskan waktu 24 jam di rumah tanpa melakukan aktivitas yang menurutku "menantang". Tidak pernah terbayangkan juga akan memiliki anak sedemikian cepat. 2 Minggu pernikahan kami, aku hamil anak pertama. Suamiku semakin giat bekerja, dia juga tidak berubah, selalu royal dan semua kebutuhanku terpenuhi.

Lambat laun aku bosan dan mulai stres sendiri. Bayangkan saja, pagi hari aku harus memasak, harus membersihkan rumah, harus mencuci baju (mesin). Itu semua menurutku pekerjaan sepele yang membosankan dan tidak membuatku berkembang. Aku sampai bingung apa yang harus aku lakukan untuk menghabiskan waktu yang masih panjang....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun