Mohon tunggu...
Bimo Tri Utomo
Bimo Tri Utomo Mohon Tunggu... Novelis - Pencinta sunyi

Penulis yang lebih suka dengan ketenangan ketimbang perdebatan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Teror Hutan Jati Legendaris

29 Desember 2019   05:40 Diperbarui: 29 Desember 2019   11:59 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekilas aku melihat pohon-pohon jati besar berjejer rapih menyambut kedatangan kami, sorot lampu jalan lah menemani kami.

Kembali ku dengarkan podcast idola yang tadi tertunda karena harus mendownload terlebih dahulu, dengan suaranya yang begitu empuk membuat siapapun pendengar podcastnya akan merasa terbang kedalam imajinasi podcaster idola.

"ini ada pengalaman dari Putri, yang katanya pernah disesatkan didalam hutan yang penuh dengan Pohon Jati. Waktu itu, kami dan keluarga rencananya akan mengadakan piknik liburan sekolah. Namun semua berubah, setelah mobil kami ternyata disesatkan didalam hutan yang penuh dengan Pohon Jati, entah bagaimana mobil sebesar ini bisa masuk kedalam hutan tanpa adanya jalan setelah kami tersadar" ujar podcaster idola membacakan salah satu pesan dari sahabat pendengar.

Secara spontan aku menyentuh tombol pause di layar ponsel, ku lihat kembali ke luar dari balik jendela bus. Terlihat kami masih tetap melaju dijalan yang benar, namun saat ini ada beberapa orang berdiri di tepi jalan.

Mereka memandangi bus kami dengan wajah begitu datar, anehnya lagi terlihat beberapa kali penampakan daun dari Pohon Jati yang turun dari atap bus, dan tiba-tiba bus mengerem mendadak yang diikuti dengan suara dari seluruh penumpang.

Ada yang berteriak, ada juga yang langsung mengucapkan kalimat tasbih. Semua spontan begitu saja, termasuk aku yang benar-benar shok.

Kepala ku terbentur cukup keras dengan kursi didepan, kepala tiba-tiba pusing dan dalam hitungan detik. Mata ini kemudian tertutup.

"Masih hidup, masih ada nafasnya" suara samar-sama ku dengar dengan mata yang masih susah untuk terbuka.

  ***

Entah berapa lama aku dalam kondisi pingsan, namun aku melihat tubuh ini sudah ada di kamar rumah sakit dengan jarum infus yang menancap di tangan kiri.

"Dek, kamu tidak papa kan ?" ujar suara yang tidak asing bagiku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun