Beginilah suasana rapat ataupun sidang paripurna DPR RI untuk membicarakan masalah rakyat. Sungguh sangat ironis memang, ketika mereka mengemban tugas dan amanah dari rakyat, malah jarang dan bahkan tidak pernah ada niat buat ikut paripurna. Wakil rakyat hanya sebuah klise saja, ketika orang-orang yang duduk di gedung DPR RI tidak mampu menjalankan amanaha rakyat dengan baik. Ketika akan membahas kesejahteraan anggota Dewan, maka tanpa ada undangan , para WAKIL RAKYAT ini akan datang tepat waktu dengan inisiatif yang tinggi untuk memperjuangkan kesejahteraan mereka. Hal ini bisa kita lihat dari  pembangunan gedung mewah, fasilitas,penyediaan  pulsa, pengadaan laptop maupun kenaikan gaji, maka para wakil kita yang disana akan menduduki kursi mewah mereka dan berpendapat agar kesejhateraan mereke lebih terjamin, sedangkan rakyat yang menderita sangat sulit bisa mendapat perhatian dari mereka. Kalau saya berpendapat, setelah membaca artikel yang menyebutkan bahwa Ketua DPR RI, seperti supir ojek yang kejar setoran, maka ketua DPR harus bisa dan mampu seperti SUPIR ANGKOT, dengan alasan, RAPAT PARIPURNA tidak akan dimulai sebelum kursi rapat penuh (*sopir memastikan bahwa angkotnya telah penuh atau tidak, jika tidak maka dia terus ngetem ssampai semua kursi penuuh,) . Dengan demikian para anggota dewan akan malu jika rapat ditunda selama 10 jam atau lebih.