Mohon tunggu...
Beatrix Cendana
Beatrix Cendana Mohon Tunggu... Dokter - All about articles

Berkarya dalam diam, menyatu dalam alam, hanyalah seorang wanita biasa yang menyukai hal luar biasa, hobi menulis dan melamun mencari inspirasi. -Jakarta dan Seattle-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Penyelamatan SDA Migas di Indonesia

10 Mei 2015   21:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:11 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bisakah kita mengambil kesimpulan pada tema kali ini mengenai Penyelamatan SDA Migas di Indonesia? Memang tak bisa dipungkiri lagi bahwa pengelolaan migas di negeri kita ini sedikit memprihatinkan karena rata-rata sudah diambil oleh perusahaan asing yang menjadi besar namanya di Indonesia, sebut saja perusahaan Chevron Pacific (AS) atau mungkin Totale Indonesie (Perancis). Dari 137 lapangan migas, sekitar 85 persen dikelola oleh perusahaan asing. Belum lagi kita melihat dampak dari pengolahan SDA yang tidak memperhatikan ekosistem alam yang semakin lama semakin memburuk. Efeknya menyebar hingga ke berbagai daerah yang sudah terkena eksploitasi alam secara berlebihan.

Lalu pertanyaan selanjutnya yang sering dilontarkan, apakah kita hanya diam terpaku menatap keadaan negeri kita ini yang telah sekian tahun demikian? Bagaimana sebenarnya kualitas generasi muda yang didambakan untuk membangun negeri yang melimpah ini? Kualitas generasi muda ditentukan oleh kepribadian masing-masing dengan dibekali berbagai bantuan dari para generasi muda dan titik terang untuk membangun negeri kita yang tercinta ini agar menjadi negara yang kokoh.

Banyak generasi muda kita yang belajar ke negeri seberang bahkan lebih dari itu dan biasanya mereka mempelajari sisi mana yang membedakan negara tersebut dan negara kita dalam pengelolaan SDA yang bijak. Mereka tidaklah seberuntung kita yang bergelimpangan SDA dengan kualitas yang handal, lalu bagaimana mereka bisa membangun negaranya menjadi negara yang kuat bahkan maju? Mereka mengandalkan kebersamaan dalam membangun negara mereka dan tidak pernah acuh dalam soal urusan negara, mereka menggunakan berbagai inovasi dalam pengembangan sarana walau seringkali SDA yang mereka pakai kebanyakan adalah kiriman dari negara berkembang.

Di satu sisi kita tak bisa sepenuhnya menyalahkan birokrasi pemerintah yang terlalu rumit dan sebagainya seperti yang saya lihat di artikel lain yang pernah menyatakan kasus korupsi menjadi hambatan untuk memajukan SDA di negeri kita. Saya merasa ini memang betul tapi sebelum jauh melihat ke sisi sana, coba kita bercermin pada diri kita sendiri. Sudahkah kita memakai teori ideologi Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai asal usul jati diri kita yang menyatakan bersatu untuk membangun negeri ini?

Dan kini semua tergantung pada kita bagaimana upaya kita menjadikan Indonesia sebagai negara yang kuat dalam mengelola SDA Migas di negeri ini sehingga menjadi terarah, dengan menggunakan sarana dan prasarana yang tersedia dan layak, baiknya kita menggunakan SDA dengan sebijak mungkin.

SDM atau Sumber Daya Manusia yang menjadikan segalanya berkembang dengan baik. Perkembangan itu akan nyata jika kita kompak dalam menjalankan visi misi dan berpikir secara kritis maupun bertanggung jawab.

Marilah perlahan kita berkaca pada masa lalu di mana para pahlawan dengan gigihnya dan kompak merebut negara ini dan segala isinya dari renggutan para penjajah. Sekarang giliran kita yang meneruskan perjuangan mereka dengan tidak berperang melawan penjajah tapi berperang melawan rasa takut dalam membangun SDA di negeri ini.

“Bukalah mata dan sambutlah Indonesia baru dengan menyongsong masa depan SDA agar terolah dengan baik dan terutama semua hal itu bergerak dari tangan kita sendiri, anak-anak bangsa….”

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun