Mohon tunggu...
Pendidikan

Melihat dari Kacamata Positif Pemanfaatan Totipotensi

30 Agustus 2018   05:09 Diperbarui: 30 Agustus 2018   05:32 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Indonesia merupakan salah satu negara dengan tanah yang subur. Terletak di garis khatulistiwa menyebabkan Indonesia beriklim tropis. Tentu saja iklim Indonesia sangat mendukung pertumbuhan dan perkembangan flora serta fauna yang ada. Berbagai flora tumbuh subur di tanah Indonesia, berkembang, dan menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat Indonesia.

Kita juga pasti sudah mengerti betapa kayanya kekayaan alam di Indonesia. Bukan hanya untuk negara kita sendiri, tetapi apa yang menjadi sumber daya alam kita menjadi sumber penghidupan bagi dunia juga. Sebagai contoh, banyak sekali kasus kebakaran hutan yang telah terjadi, tersebar luas, dan menjadi topik pembicaraan dunia. Ini menunjukkan bahwa Indonesia menjadi salah satu negara dengan hutan tropis terluas. Itu mengapa saat kebakaran hutan di Sumatera terjadi, negara-negara terdekat  juga ikut merasakan dampaknya.

Seperti yang kita tau, hutan adalah paru-paru dunia. Itu karena hutan menjadi sumber penghasil oksigen yang paling utama. Saat banyak sekali pohon tumbuh dan berkembang, tercipta pula lingkungan yang sehat. Mengapa paru-paru dunia? Setiap negara memiliki peran penting untuk menjaga kelestarian dunia. Oleh karena itu setiap hutan di negara-negara menyumbang oksigen untuk bumi kita tercinta ini.

Tetapi, mari kita kembali menengok kondisi hutan Indonesia saat ini. Apakah hutan kita baik-baik saja? Apakah mereka sungguh-sungguh berperan dalam menjaga kelestarian dunia? Atau bahkan malah kita yang ragu untuk menjaganya?

Tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia seringkali lalai dalam menjaga sumber dayanya sendiri, entah sumber daya alam hingga kebudayaannya. Melihat kondisi hutan kita saat ini yang sudah mulai gundul dan tidak terpelihara menunjukkan betapa tidak pedulinya rakyat Indonesia terhadap kondisi bangsanya. Hutan-hutan sekarang beralih fungsi menjadi pabrik-pabrik industri dan pemukiman rakyat.

Daripada menggunakan kata 'mengambil', dalam kenyataannya hasil hutan semakin 'dikuasai' besar-besaran dan merugikan kepentingan bersama. Yang banyak terjadi saat ini adalah mereka, para oknum berkantong tebal yang berambisi mencari keuntungan, menghabisi beribu-ribu hektar hutan untuk kepentingan mereka sendiri. Sungguh kebebasan yang tidak bertanggung jawab, meninggalkan lahan dengan kobaran api, dimana sisi tanggung jawab mereka?

Itulah kenyataannya. Itulah yang telah terjadi dan masih berkelanjutan sampai sekarang. Jelas sekali pelaku kejahatan terhadap hutan itu adalah bangsa Indonesia sendiri. Semakin berkurangnya lahan hutan adalah dampak dari kurang tanggung jawabnya kita sebagai rakyat Indonesia. 

Walaupun begitu tidak sedikit oknum penjahat yang berasal dari negara lain merusak hutan-hutan Indonesia. Mereka pun memiliki tidak sedikit strategi dan ide untuk mencuri pohon di hutan Indonesia, entah bagaimanapun caranya.

Dalam konsep pemikiran kita, mencuri adalah hal yang tidak baik. Mencuri berarti mengambil milik orang lain tanpa izin yang juga berarti menghilangkan hak milik orang lain. Begitu pula halnya dengan pohon Indonesia yang menjadi korban pencurian negara lain. Pohon itu dicuri dan menjadi milik mereka, setelah itu merupakan kewenangan mereka untuk mengelolanya.

Tetapi, teman-teman bagaimana jika dibalik pencurian itu, mereka memanfaatkan pengelolaan pohon dengan sangat amat baik? Seperti misalnya ada kasus Negara Jepang sebagai negara maju pelopor perkembangan teknologi di dunia mengembangkan pohon yang bukan miliknya dengan kultur jaringan. Mereka meneliti dan berusaha mengembangkan pertumbuhan pohon supaya menghasilkan bibit-bibit baru yang lebih baik. Berikut kita akan bahas lebih lanjut mengenai kultur jaringan.

Kultur jaringan adalah suatu metode pengembangan individu secara vegetatif. Dengan definisi tersebut, menunjukkan bahwa kultur jaringan merupakan salah satu metode positif sebagai sarana memperbanyak dan memperbaiki individu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun