Mohon tunggu...
Bernadi Mubarok
Bernadi Mubarok Mohon Tunggu... karyawan swasta -

orang bodoh yang terpelajar I don't believe in miracle. But, I do believe in magic #Atreasurehunter!! #CTID #BLUEMOONRISING

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Yuk Belajar Dari Drama Series Jepang!!

25 Agustus 2014   02:33 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:39 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

kalau kita lihat pasang -surut industri perfilman dan pesinetronan indonesia. sepertinya di dominasi oleh tayangan yang di dikte oleh Rating. Bila rating tingggi tayangan tersebut akan panjang usianya. namun, bila rating surut tayangan bisa saja berhenti, bahkan menghilang di tengah jalan .

Well, memang pada era sekarang di mana stasiun TV banyak bermunculan. Pasar media televisi sudah dalam keadaan "Red Ocean".

Tentu sangat jauh berbeda pada dengan era 90-an. Dimana stasiun tv masih sedikit. sehingga, faktor rating tidak terlalu membuat "deg-degan" orang-orang yang ada di industri media televisi.

Jadi, sangatlah wajar kualitas sinetron atau film yang ada pada era 90-an sangat berbeda dengan yang ada sekarang. Karena, Sineas era itu memang lebih "bebas" ber kreasi.

Namun, kalau kita terus di dikte rating. Mungkin dan mungkin saja anak-anak dan cucu-cucu kita tak bisa lagi menikmati film atau sinetron buatan anak negri.

Karena, masyarakat kita yang sudah mulai jenuh dan bosan dengan kualitas tontonan yang ada. Akan beralih ke film dan sinetron asing yang lebih menarik.

Booming drama Korea beberapa tahun belakangan dan boomin drama India di awal tahun ini. Bisa di bilang industri tontonan ( film dan sinetron ) di negri ini sedang meredup.

Bukan berarti sinetron dan film indonesia jelek. Banyak film dan sinetron kita yang bagus. Namun, berubah menjadi jelek saat cerita yang ada di "panjang-panjang"in. yang seharusnya 20 episode lalu tamat. berubah menjadi 100 episode dan berlanjut terus. Tidak hanya itu.., seperti yang sempat saya bilang di awal. Ada beberapa sinetron yang seharusnya 30 episode. Sebelum episode ke 6. Tiba- tiba hilang bak di telen bumi

Well, masalah ini sebenernya tidak hanya di alami di indonesia. Di jepang juga mengalami masalah serupa ( Rating). Namun, sistem per televisi yang membeda kita dengan jepang. sistem pertelevisian jepang sudah "rapih". Sedangkan, sistem pertelevisian kita belum "rapih".

"MUSUH" utama drama Jepang adalah drama Korea. Hal ini adalah hasil dari demam K-pop yang sedang melanda selama beberapa tahun terakhir. Untuk menghadapi hal ini jepang memiliki beberapa strategi.

1. Pembagian Dorama berdasarkan Musim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun