Mohon tunggu...
Bea Putri Saraswati
Bea Putri Saraswati Mohon Tunggu... Atlet - Mahasiswi UAJY

we cannot not communicate

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Suka Duka Sigit Nurwiyanto, Kusir Andong selama 29 tahun

12 November 2019   02:37 Diperbarui: 12 November 2019   13:33 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sigit memarkirkan andongnya di depan Hamzah Batik Malioboro, Sabtu (9/11) | Dok. Bea Putri

Selain kuda, Sigit juga merasakan hal yang jauh berbeda setelah Bom Bali I. Sebelum itu, banyak turis mancanegara ingin merasakan sensasi naik andong. Sejak terjadinya Bom Bali I, semuanya berkurang bahkan hilang.

Walau bom terjadi di Bali, namun efeknya sampai ke Jogjakarta. "Dulu tiap hari, selalu ada penumpang mancanegara. Sekarang jarang banget, bahkan hampir tidak ada," ujarnya. Ia mengaku kebanyakan turis mancanegara hanya minta foto di andong saja. Sampai saat ini, tidak ada yang mengerti mengapa efek Bom Bali I masih bertahan.

Kearifan Lokal vs Era Digital 

Sigit yang terlihat antusias saat diwawancarai | Dok. Bea Putri
Sigit yang terlihat antusias saat diwawancarai | Dok. Bea Putri
Ada yang menarik dari perjumpaan saya bersama Sigit. Di era serba cepat saat ini, Ia masih berjuang dengan kearifan lokal Kota Jogjakarta. Melestarikan tradisi yang sudah Ia bawa sejak kecil.

Hadirnya transportasi online tidak membuat Ia goyah dan patah semangat. Mengeluh pasti ada, tapi Ia percaya rezeki orang berbeda-beda. Walaupun Ia tahu, hampir sebagian orang beralih meninggalkan kereta kuda tersebut. Tak terkecuali para wisatawan domestik dan mancanegara.

Sigit mengaku memang ada pengaruh dari hadirnya transportasi online khususnya taxi online.  Hal ini sudah dirasakan Sigit dan kusir lainnya sejak tiga tahun belakang. "Biasanya habis tawar menawar terus gak jadi ngandong, mereka akan pesan taxi online. Lebih murah dan lebih cepat juga," tutur Sigit.

Meski demikian, Sigit tak pernah merasa iri. Walaupun hari itu tidak ada penumpang, Sigit akan kembali lagi esok hari. "Kita gak pernah ambil tindakan apa-apa, tiap orang punya rezekinya masing-masing. Semuanya rukun sama-sama cari nafkah," tutupnya sembari memberi makan gembhul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun