Mohon tunggu...
Benny Dwika Leonanda
Benny Dwika Leonanda Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas Padang

Insinyur STRI No.2.09.17.1.2.00000338 Associate Professor at Andalas University

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pemotongan Gaji PNS

30 Juni 2022   07:34 Diperbarui: 30 Juni 2022   07:44 710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Adalah hal yang paling menakutkan bagi Pegawai Nereri Sipil (PNS) ( atau mungkin juga terjadi pada Karyawan perusahaan) tiba-tiba terjadi pemotongan, pengurangn gaji yang mereka terima setiap bulan. Bagaimanapun kebutuhan hidup mereka sangat tergantung kepada gaji yang mereka terima setiap bulan.  Gaji-gaji tersebut mereka pakai untuk membayar hutang, dan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. 

Jika gaji yang mereka terima, berkurang sedikit banyaknya akan mempengaruhi kehidupan mereka. Konsumsi mereka akan berkurang, berkurang drastic, dan mungkin saja pada keadaan kritis mereka akan jual asset, atau apapun yang mereka dapat lakukan. Jika mungkin bisa saja mereka mengambil hal yang bukan milik mereka, melakukan korupsi atau pungutan liar terhadap layanan mereka, atau mengharapkan jasa pelayanan langsung kepada masyarakat  yang sebelumnya ada. Yang penting dalam hal ini memperoleh uang untu8k kebutuhan hidup mereka.

Di lain pihak PNS atau Karywan pada umumnya mereka berhutang. Hutang tersebut dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan properti, dan transportasi mereka, dan  kebutuhan sekunder lainnya. 

Pada umumnya mereka membeli rumah, dan kendaraan secara cicilan, dan tidak mungkin mereka bayar dengan tunai, mengingat gaji dan pola hidup mereka tidak meungkin menyisihkan uang untuk dipakai pada masa akan datang. PNS pada umumnya memotong gaji mereka untuk membayar hutang ke Bank sekitar 40 s/d 60 %, untuk bayar cicilan. Pada kondisi ekstrim mereka meminjam 70 s/d 80 % dari penghasilan mereka. Mereka hidup dengan sisa-sisa gaji yang berada sekitar 20 sd 40 %, dan sangat jarang yang menyisakan gaji barada dapa 60%. Jika masih bersisa mereka pasti akan menambah 20 s/d 30 %.

Kenapa PNS begitu berani dalam melakukan pinjaman? Hal tersebut disebabkan mereka menerima gaji setiap bulan tanpa henti, bagaikan mata air di bawah kaki bukit, atau gunung. Tidak akan pernah berhenti, dan selalu mengalami kenaikan setiap atau beberapa tahun sekali. Di sisi lain PNS bisa dan memperoleh gaji tidak tetap atau honor dari berbagai kegiatan yang mereka lakukan dan memberikan insentif bagi mereka. Sehingga kebutuhan hidup mereka tercukupi. 

Jika terjadi pemotongan atau Pengurangan gaji sampai 40%, maka bisa dibayangkan kesulitan yang mereka hadapi. Mereka tidak mampu membayar hutang, dan mencukupi kebutuhan hidup mereka sehari-hari, dan hal ini akan merembet ke berbagai sector lain seperti Bank, dan berbagai badan usaha. Mereka akan mengalami kerugian yang sangat parah.

Pola penerimaan penghasilan dengan sistim gaji ini membuat mereka terangkap dengan hutang, dan gaya hidup mewah. Jika penghasilan mereka berlebih, maka gaya hidup mereka mewah, dan boros. Mereka menghabiskan apa yang ada di dalam kantong atau kotak uang mereka setiap bulan. Sangat jarang dari mereka berpikir menyisihkan uang untuk investasi, atau system keuangan masa depan. Apalagi untuk berbagai kebutuhan darurat mereka mempunyai asurnsi yang dipaksakan oleh pemerintah. Gaji dan penghasilan mereka dipotong setiap bulan untuk membayar premi untuk itu. Sehinga mereka tidak perlu kuatir untuk itu.

Gaya hidup mewah dan menaikan pola konsumsi merupakan trend yang terjadi pada 20 tahun terakhir. Dimana pemerintah menaikan gaji, dan penghasilan PNS. Gaji mereka naik berlipat-lipat dengan kenaikan 4 s/d 20%, dan ditambah dengan tunjangan-tunjangan lain yang membuat gaya hidup PNS berubah. Pola hidup mereka yang selama ini menaikan kendaraan bermotor, mereka membeli sepeda motor dan atau mobil. 

Jika sebelumnya mereka menyewa rumah, sesudah itu mereka memiliki rumah mereka sendiri. Sebelumnya mereka berbelanja di sekitar rumah, mereka bisa berbelajan dan makan dan minum di mall-mall, dan kafe-kafe mewah. Mereka yang selama ini hanya berjalan-jalan di lingkungan dan tempat hiburan disekitar kota, dengan kendaraan dan uang yang mereka terima mereka bisa beranjak ke antar kota, dan antar provinsi untuk berwisata, dan bahkan  mereka pergi sampai ke luar negeri.

Perubahaan gaya hidup ini tentu saja sesuai dengan tujuan jangka pendek dari pemerintah, dimana kosumsi meninggakat, invests bertambah, ekspor dan impor meningkat dengan sendirinya akan menaikan pendapatan pemerintah. Namun disisi lain hal ini menyisakan gelembung ekonomi yang suatu saat akan meletup, dan akan memberatkan setiap orang, dan negara itu sendiri. Negara akan mengalami pengurangan penghasilan akibat ilusi yang dibangun untuk meningkatkan penghasilan. Tidak ada peningkatan penghasian, jika tidak ada pengurangan disisi lain. Sehingga dapat dikatakan ada masa penghasilan bertambah, dan ada kalanya penghasilan akan berkurang. Sebuah adagium yang telah bertahan sejak zaman dahulu.

Siklus perubahan yang akan terjadi akan terbentuk dalam empat tahap, dan sebagian telah berjalan, dan sebagian hampir masuk ke pada tahap akhir. Siklus tersebut terdiri dari peningkatan penghasilan,  kenaikan harga-harga barang, pemutusan hubunbang kerja, dan kemunduran ekonomi, dan masa-masa depresi yang ditandai dengan pemutusan hubungan kerja, PHK, dan pemotongan/pengurangan gaji.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun