Mohon tunggu...
Benny Dwika Leonanda
Benny Dwika Leonanda Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas Padang

Insinyur STRI No.2.09.17.1.2.00000338 Associate Professor at Andalas University

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Republik Metaverse

29 Desember 2021   09:29 Diperbarui: 29 Desember 2021   09:50 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Free Guy, Shawn Levy

Metaverse begitu populer akhir-akhir ini. Setelah Bos Facebook Mark Zuckerberg memberi perhatian khusus terhadap teknologi ini, dan berhasrat membuat dunia virtual menggantikan dunia nyata. Keberadaan dunia virtual di antara kehidupan di dunia nyata dengan dunia virtual dapat dijadikan sebagai tambahan atau pengganti dari apa yang ada di dunia nyata. Apakah hal tersebut sebagai fungsi, atau materi itu sendiri, dan memenuhi kebutuhan hidup manusia.

Sebenarnya beberapa teknologi seperti Augmented Reality, AR dan Virtual Reality, VR sudah on the track dan diramalkan akan terpakai dan akan matang sekitar 10 s/d 15 tahun akan datang jika dihitung dari tahun 2017/2018. Namun oleh sebab adanya pandemik Covid-19 dan menyebabkan orang-prang terpaksa beraktifitas dari rumah seperti bekerja dari rumah, dan mengikuti pendidikan dari rumah, berbelanja dari rumah, berolah raga dari rumah, tanpa kehadiran orang lain. Teknologi AR dan VR merupakan pilihan logis untuk memenuhi hal tersebut saat ini.

Para pemimpin perusahaan-perusahaan besar melihat peluang ini, mereka selama ini bergerak dibidang teknologi digital, dan telah mempunyai sumber daya yang cukup, dan mempunyai kapital untuk itu, mereka memutuskan untuk mengembangkan teknologi terkait dengan Metaverse. Keberadaan Metaverse adalah sebagai katalis mempercepat perkembangan teknologi sehingga menjadi siap pakai, dan siap memberikan solusi untuk berbagai hal yang terkait keterbatasan ruang gerak yang diakibatkan oleh pandemik Covid-19.

Keadaan saat ini dimanapun dan siapapun membutuhkan solusi yang ditimbulkan oleh bencana yang mengancam kehidupan di muka bumi ini. Keterbatasan ruang gerak, dan pertemuan antara manusia merupakan salah satu solusi untuk mengendalikan pandemik Covid-19. Metaverse menyediakan jawaban untuk itu. Posisi setiap orang  di dalam metaverse sama-sama membangun imaginasi masing-masing, bagaimana bentuk dunia pada masa akan datang, bagaimana bentuk metaverse yang akan dibentuk. Masing-masing mempunyai konsep sendiri, dan antara satu dengan yang lain mungkin saja tidak sama.

Semua butuh solusi untuk menyelesaikan masalah masing-masing. Akan tetapi mereka merancang masa depan tergantung dari pada visi dan sumber daya yang mereka punya sebelum ini. Pada umumnya sebelumnya (sebelum masa pandemik) mereka mengembangkan ruang permainan (playground) virtual dan itu siap dikembangkan di metaverse.

Pada umumnya game-game developer telah dahulu bergerak di ruang virtual, dan mengembangkan berbagai permainan yang telah mereka rintis sebelumnya. Mengendalikan objek-objek virtual untuk melakukan tugas-tugas tertentu yang diperintahkan oleh User. Sementara yang lain mengembangkan konsep kota-kota untuk tempat mereka beraktifitas, mereka menjual lahan dan properti virtual yang dibutuhkan untuk beraktifitas di dunia virtual. Mereka memasarkan berbagai produk di dunia nyata, dan dijual di dunia virtual untuk dipakai di dunia nyata dan dunia virtual. Sementara kepada arah ke depan berbagai perkantoran pemerintah dan bank-bank bersiap-siap membuka kantor virtual untuk memberikan pelayanan, approving, dan pembayaran berbagai hal untuk keperluan usaha, dan kegiatan-kegiatan yang sebelumnya harus dilakukan di ruang nyata.

Beberapa teknologi sudah siap untuk membuat antara muka berbagai mesin dan berbagai peralatan di dunia nyata dengan dunia virtual, sehinnga setiap orang bisa mengoperasian dan mengontrol berbagai mesin,peralatan, dan proses untuk menghasikan produk jadi pada masa akan datang. Akan ada metaverse manufacturing, metaverse farming, metaverse fishing, dan metaverse government pada masa akan datang. Mementahkan teknologi yang telah digagas sebelumnya seperti smart manufacturing, smart farming, smart city, smart fishing.

Kecerdasan buatan, artificial intellegent memainkan peran sangat penting dalam hal ini, di mana pekerjaan-perkerjaan rutin bisa dilakukan oleh mesin 100 % secara virtual, dan secara nyata, dan yang paling bahaya jika muncul Metaverse Army atau tentara metaverse. Robot-robot, kendaraan-kendaraan tempur, dan pesawat-pesawat terbang bisa dikendalikan dari jarak jauh, atau beroperasi dan berpikir sendiri untuk mengambil keputusan dalam kondisi apapun di dalam pertempuran. Sehingga perang masa depan bukan lagi perang masa lalu. Revolusi militer pada masa akan datang masuk ke fase baru, seperti ditemukannya mensiu pada abad pertengahan di mana mengubah perang dengan menggunakan pedang, golok, tombak, katapel ke perang menggunakan bedil, meriam, p;eluru balistik, dan kendala.

Peran Insinyur dalam memenangkan perang menjadi bagian penting dan sudah terjadi sejak abad ke 14-15 dimana  para ahli dan ilmuan dilibatkan dalam kepentingan praktis perang.  Mereka merancang  dan menganalisis berbagai kebutuhan perang, dan peralatan-peralatan perang untuk kepentingan militer, seperti alat transportasi, peralatan tempur, logistik, merancang strategi, dan hal lain sebagainya. Ditemukan mensiu dari China merupakan perbuahan besar dalam militer, mereka bisa membuat senjata lebih ampuh dan bisa menyerang dan menghancurkan berbagai kerajaan di benua Asia, Afrika, dan Amerika di mana teknologi mereka masih terbelakang. Mereka bergerak dengan dukungan teknologi dalam berperang dengan peralatan  yang lebih maju dari pada kerajaan-kerajaan yang masih menggunakan pedang, golok/parang, panah, tombak, dan katapel.

ketika abad ke 17 di mana revolusi industri dimulai dan keterbatasan sumber daya mineral, dan  bahan tambang yang dimiliki oleh berbagai kerajaan di Eropa, serta menurunya produksi pertaniian, sementara jumlah penduduk bertambah banyak, mereka mulai berpikir mengekspansi perdagangan dan produksi untuk kebutuhan sipil. Pada saat itu mereka mulai berpikir meproduksi tenaga ahli dan terampil untuk pekerjaan-pekerjaan sipil seperti jalan raya, jembatan, bangunan-bangunan, dan berbagai hal termasuk peralatan-peralatan produksi dan transportasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun