Mohon tunggu...
Benny Dwika Leonanda
Benny Dwika Leonanda Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas Padang

Insinyur STRI No.2.09.17.1.2.00000338 Associate Professor at Andalas University

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Covid-19, Berakhirnya Globalisasi

26 Juni 2021   11:43 Diperbarui: 26 Juni 2021   12:00 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Globalisasi merupakan suatu upaya mempercepat pergerakan dan pertukaraan orang-orang, barang-barang, dan pelayanan, capital, teknologi, atau kebudayaan di seluruh permukaan bumi. Pengaruh utama dari globalisasi adalah mendorong dan meningkatkan interaksi antara regional, dan populasi di seluruh dunia.  Berbagai konsep dikembangkan, dan berbagai upaya dilaksanakan setiap negara, dan berusaha tidak ketinggalan dari kebangkitan global.

Sebagai akibat globalisasi, setiap negara mengubah berbagai regulasi, dan mengupayakan setiap negara bisa lebih kompetitif, dan memacu berbagai pembangunan infrastruktur, teknologi, dan budaya. Industri yang pada awalnya adalah suatu hasil produksi dari kerajinan tangan dengan jumlah produksi terbatas dan tergantung kepada kebutuhan, berubah menjadi produksi massal sehingga membutuhkan distribusi, dan pasar baru. Setiap orang dirangsang dan dipaksa membeli suatu produk. Teknologi memainkan peranan penting dalam hal ini, setiap barang cepat usang dan tidak terpakai, barang-barang baru diproduksi sebagai pengganti. Dengan pengertian barang yang diproduksi mempunyai teknologi maju dengan keunggulan lebih dari pada produk sebelumnya. Sehingga pemerintah-pemerintah berbagai negara meningkatkan syarat untuk produk-produk yang beredar, dan mengenakan pajak baru, dan pembatasan bagi produk dengan teknologi usang.

Berbagai negara membentuk regional perdagangan bebas, dan meningkatkan kompitisi pada lapisan paling bawah, pada tingkatan koorporat, dan individu.  Setiap koorporat, dan individu berkompetisi berdasarkan kepada kelebihan dan keunggulan masing-masing. Setiap koorporat harus lebih maju, dna setiap individu harus  lebih unggul dari pada yang lain. Kompitisi tidak lagi terbatas antar negara. Bagaimanpun kompitisi antar negara akan menimbulkan ketegangan global dan potensi perang antaar negara  di bumi.

Setiap koorporat, dan individu dapat bergerak bebas di dalam batas regional. Dimana kumpulan negara-negara akan bersaing dan saling dengan kumpulan negara lain yang lain berdasarkan potensi dan kelebihan  regional mempunyai kelebihan dari regional lain tergantung kepada resource. Setiap regional melakukan  produksi barang, menyediakan pembiayaan, menyediakan kalangan pekerja profesional. Salah satu upaya dari peningkatan ekonomi di masing-masing regional adalah pergerakan orang antar regional, dan negara yang akan meningkatkan kebutuhan akan produksi barang.

Ketika Covid-19 merebak, dan menjadi pandemik ke seluruh dunia. Setiap negara menutup negara mereka masing-masing. Mereka melakukan lockdown, atau pembatasan pergerakan orang-orang. Pembatasan pergerakan orang Ini bukan saja antara negara, atau regional, namun antar daerah di suatu negara. Pada kondisi ekstrim ada negara memberlakukan palarangan keluar rumah atau tempat tinggal masing-masing. Kondisi ini tentu saja memicu keterpurukan ekonomi.

Masing-masing negara mempunyai masalah terhadap pemasukan pajak, dan berbagai perusahaan dan koorporat mengalami penurunan produksi dan layanan. Kondisi ini menyebabkan kepada masalah keuangan, dan memicu kerugian, dan kebangkrutan. Pada akhirnya akan menyebabkan kehilangan pekerjaan bagi pekerja-pekerja di sektor industri yang terdampak terhadap hal tersebut.

Dari sekian banyak industri yang berkembang di dunia, industri transportasi dan hospitality yang terkena dampak paling besar. Mereka mengalami 87% lebih  keuntungan sehingga tidak menutupi biaya operasi perusahaan. Industri transportasi darat, laut, dan udara mengalami banyak gagal beroperasi, karena berbagai negara menutup dan membantasi pergerakan orang di terminal, dan lapangan udara. Sehingga jumlah orang yang berpindah sangat sedikit, dan masing-masing sarana transportasi kekurangan orang untuk berpindah. Hal yang sama terjadi pada industri hospitaliti, seperti restaurant, hotel, dan sarana tourisme lainnya. Mereka kehilangan pelanggan, dan tidak dapat beroperasi normal. Sehingga tidak heran banyak restauran, hotel, dan tempat-tempat hiburan tutup, dan tidak beroperasi.

Sebenarnya globalisasi sangat tergantung kepada industri transportasi, dan hospitality ini, di mana kedua industri  ini menyediakan berbagai fasilitas untuk men-support perpindahan orang dari satu tempat ke tempat lain. Baik apakah hal tersebut berhubungan dengan pariwisata, dan bisnis. Semuanya terkendala oleh Covid-19 dan upya-uaya pencegahan Penularan Covid-19 yang diselenggarakan pemerintah. Berbagai industri sangat terkait dengan industri transportasi dan hopitaliti, seperti manufaktur, penerbangan, hiburan, pendidikan, dan berbagai jenis industri lainnya mengalami kerugian dan kemundurun produksi dan layanan. Sehingga membuat perekonomian  setiap negara mengalami konstraksi. Sementara beban-beban pemerintah dalam menghadapi Covid-19 semakin meningkat setiap harinya.

Sejauh ini berbagai negara, termasuk Indonesia masih menjalankan program-program yang direncanakan sebelum terjadinya Covid-19. Kebanyakan program-program tersebut berhubungan dengan infrastruktur, pembangunan berbagai fasilitas baru yang mendorong, dan menopang perpindahan barang dan orang. Pandemik Covid-19 membuat perpindahan barang dan orang tersebut menyusut sangat drastic, sehingga berbagai program infrastruktur yang dijalankan pemerintah tersebut akan mengalami kerugian besar, dan memicu. Pemerintah melakukan investasi di sektor-sektor yang tidak akan pengembalian modal dalam waktu dekat ini. Sehingga investasi tersebut akan memicu resesi bekepanjangan.

Sejak Covid-19 menjadi pandemik global. Seharusnya pemerintah melakukan revisi terhadap berbagai target-target pembangunan, dan rencana jangka panjang. Bagaimanapun Covid-19 ini tidak akan berhenti dalam beberapa tahun akan datang. Kemungkinan akan menjadi pandemik dalam waktu 10 s/d 50 tahun akan datang, dan bahkan berkemungkinan akan berlangsung sepanjang masa dalam waktu sangat alam, dan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.

Jika hal yang demikian di mana pandemik Covid-19 akan menjadi kehidupan sehari-hari maka konsep globalisasi tidak akan bermanfaat lagi. Setiap negara saat ini melakukan isolasi diri. Perpindahan orang, capital, pekerja, koorporat tidak mungkin terjadi dalam waktu dekat ini. Bagaimanapun pandemik Covid-19 telah mengubah dunia, baik dari sisi pekerjaan saat sekarang dan perspektif pada masa depan. Tidak ada laghi kunjujngan tourist, dan tidak ada lagi makan enak di sebuah restauran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun