Mohon tunggu...
B Budi Windarto
B Budi Windarto Mohon Tunggu... Guru - Pensiunan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lahir di Klaten 24 Agustus 1955,.Tamat SD 1967.Tamat SMP1970.Tamat SPG 1973.Tamat Akademi 1977

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Akankah Kubur Sang Pelita di Bawah Tempat Tidur?

27 Januari 2022   09:27 Diperbarui: 27 Januari 2022   09:30 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bacaan Kamis 27  Januari 2022

Mrk 4:21  Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Orang membawa pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian. 22 Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan tersingkap. 23 Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!" 24 Lalu Ia berkata lagi: "Camkanlah apa yang kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu, dan di samping itu akan ditambah lagi kepadamu. 25 Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya."

Renungan

"Aku Milih Yesus".  Kalimat ini tertulis dan terbaca dengan jelas pada punggung salah seorang berkaos hitam yang saling berangkulan mendoakan terpidana mati bandar  narkoba yang akan dieksekusi di Nusakambangan. Adegan itu terekam dalam breaking news TV One yang melaporkan secara langsung detik-detik eksekusi matinya. Ketika diwawancarai reporter TV One, pria tegap berkaos hitam itu bernama Chairul Anwar. Sambil "sesenggukan" menangis, dia menyatakan berasal dari Malang. Pernah jadi napi narkoba dipenjara di Lowok Waru Malang. Dia mengaku sebagai orang yang rusaknya orang rusak, nakalnya orang nakal tetapi Tuhan memberi kesempatan untuk hidup baru, untuk menjadi terang dan garam. Menurutnya yang layak dibunuh itu koruptor. Temannya tidak tahu apa-apa, hanya kurir. Dia memohon jangan dibunuh kaya begini. Tolong beri kesempatan. Dia nyatakan sudah berdoa buat temannya.  Buat temannya yang sudah kenal Tuhan., hidup adalah Kristus, mati adalah keuntungan. Tidak ada takut. Ada damai sejahtera.

Bagian depan kaos yang dikenakannya bertuliskan "Aku Milih Yesus Oe ... Jaminan PASTI MasukSurga" (Youtube).

Bacaan Injil hari ini menarasikan tentang pelita dan ukuran. Yesus berkata kepada mereka: "Orang membawa pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian. Ia berkata lagi: "Camkanlah apa yang kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu, dan di samping itu akan ditambah lagi kepadamu."

Chairul Anwar yang mengaku sebagai bejatnya orang bejat, penjahatnya para penjahat sudah berulang kali ditangkap polisi, tetapi tetap kumat, nekat dan nekat berbuat jahat. Namun sekali ditangkap Yesus, secara total radikal balik kanan. Hidupnya berubah seratus delapan puluh derajat. Chairul mengalami dipilih dan dipanggil untuk mengikuti-Nya. 

Pengalaman keselamatan berkat pengenalannya akan Yesus, diungkapkannya dengan terang-terangan pada kaosnya. "Aku Milih Yesus Oe ... Jaminan PASTI Masuk Surga". Kata "pasti" sengaja ditulisnya dengan huruf kapital. Ia menunjukkan imannya yang utuh penuh menyeluruh, full seratus persen. Ikut Yesus PASTI selamat, bersatu dengan Allah dalam Yesus.

Perjumpaan spiritual dengan Yesus yang kasih dan kuasa-Nya begitu dahsyat, meluluhlantakkan hatinya yang hitam legam pekat jahat. Hati lamanya diubah. Hati baru, lembut, murah hati, penuh kasih menjadi pelita hidupnya. Tuhan memberi kesempatan untuk hidup baru, untuk menjadi terang. Dengan tepat Chairul Anwar mewujudkan sabda Yesus : "Orang membawa pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian". 

Melalui tulisan gamblang, terang benderang : "Aku Milih Yesus",   lewat kata-kata kesaksian dan tindakannya mendampingi detik-detik eksekusi mati temannya, Chairul Anwar sejatinya sedang dan sudah membawa Sang Pelita. Ia  menaruh-Nya diatas kaki dian.

Ukuran-Nya pun ia tawarkan. Ia gunakan ukuran-Nya untuk mengukur liyan. "Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu, dan di samping itu akan ditambah lagi kepadamu." Ini berarti ia juga sedang dan telah  wujudkan sabda-Nya "Siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun