Mohon tunggu...
B Budi Windarto
B Budi Windarto Mohon Tunggu... Guru - Pensiunan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lahir di Klaten 24 Agustus 1955,.Tamat SD 1967.Tamat SMP1970.Tamat SPG 1973.Tamat Akademi 1977

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Yang Berjalan Lumpuh, Yang Lumpuh Berjalan!

6 Desember 2021   09:16 Diperbarui: 6 Desember 2021   09:30 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bacaan  Senin 6  Desember 2021

Luk 5:17 Pada suatu hari ketika Yesus mengajar, ada beberapa orang Farisi dan ahli Taurat duduk mendengarkan-Nya. Mereka datang dari semua desa di Galilea dan Yudea dan dari Yerusalem. Kuasa Tuhan menyertai Dia, sehingga Ia dapat menyembuhkan orang sakit. 18 Lalu datanglah beberapa orang mengusung seorang lumpuh di atas tempat tidur; mereka berusaha membawa dia masuk dan meletakkannya di hadapan Yesus 19 Karena mereka tidak dapat membawanya masuk berhubung dengan banyaknya orang di situ, naiklah mereka ke atap rumah, lalu membongkar atap itu, dan menurunkan orang itu dengan tempat tidurnya ke tengah-tengah orang banyak tepat di depan Yesus. 20 Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia: "Hai saudara, dosamu sudah diampuni." 21Tetapi ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi berpikir dalam hatinya: "Siapakah orang yang menghujat Allah ini? Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?" 22 Akan tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu pikirkan dalam hatimu? 23 Manakah lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, dan berjalanlah? 24 Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" ?berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu?:"Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!" 25 Dan seketika itu juga bangunlah ia, di depan mereka, lalu mengangkat tempat tidurnya dan pulang ke rumahnya sambil memuliakan Allah.26 Semua orang itu takjub, lalu memuliakan Allah, dan mereka sangat takut, katanya: "Hari ini kami telah menyaksikan hal-hal yang sangat mengherankan."


Renungan

Disamping di-share lewat group WA, kini mulai lazim, berita duka di siarkan lewat pengeras suara masjid atau mushola. Banyak orang membaca atau mendengar informasi itu. Namun tanggapan orang berbed-beda. Namun prinsipnya hanya ada dua model tanggapan. Model pertama, setelah membaca atau mendengar informasi, lalu mengucapkan bela sungkawa lewat WA atau datang takziah, melayat. Atau tetap saja di rumah. Informasi yang diterima dibaca atau didengar tidak berbuat apa-apa. Informasi lelayu tidak berdampak personal ekssistensial.

Model kedua, entah melayat atau tidak, menshare bela sungkawa atau tidak,  informasi lelayu itu membuatnya mulai menata dan mengelola hidupnya. Ia mulai menseriusi kehidupannya, proaktif mengubah hidupnya secara personal dan eksistensial.

Bacaan Injil hari ini menarasikan orang lumpuh yang disembuhkan Yesus. Membaca secara cermat bacaan Injil hari ini, ada empat  tipe manusia dalam menanggapi informasi kehadiran Yesus.  Tipe pertama adalah orang Farisi, ahli Taurat, tipe kedua pengusung  orang lumpuh, tipe ketiga si lumpuh dan tipe keempat orang banyak. Tipe pertama, bertipe Farisi dan ahli Taurat. Mereka datang kepada Yesus; duduk mendengarkan pengajaran-Nya; mengamati apa yang terjadi dengan-Nya; mendengarkan pengajaran-Nya; memikirkan kata-kata-Nya dalam hati;   mempertanyakan eksistensi-Nya; mendapatkan jawaban eksistensial atas pertanyaan tentang-Nya.

Tipe kedua, tipe pengusung orang lumpuh. Mereka datang kepada Yesus;  mengusung orang lumpuh di atas tempat tidur; berusaha membawa masuk dan meletakkannya di hadapan Yesus; saat terkendala banyaknya orang naik ke atap rumah; membongkar atap rumah ;  menurunkan orang itu dengan tempat tidurnya ke tengah-tengah orang banyak tepat di depan Yesus; mendapatkan tanggapan positip Yesus atas imannya;  mendengar sapaan persaudaraan dan pengampunan dosa; mendengar   sabda pengampunan-Nya; melihat dan mendengar konfrontasi Yesus dengan orang Farisi dan ahli Taurat; mendengar perintah-Nya pada si lumpuh; melihat si lumpuh mengikuti perintah-Nya; melihat si lumpuh bangun, mengangkat tempat tidurnya pulang sambil memuliakan Allah.

Tipe ketiga, tipe si lumpuh. Dalam kelumpuhannnya, ia "datang" kepada Yesus; ia "membawa" pengusungnya kepada Yesus; ia "menjadikan" pengusungnya naik ke atap rumah; ia "menjadikan" pengusungnya membongkar atap rumah; ia "menjadikan" pengusungnya menurunkannya tepat di depan Yesus; ia mendapat sapaan pribadi, sapaan persaudaraan; ia mendapatkan pengampunan dosa; ia melihat dan mendengar konfrontasi-Nya dengan orang Farisi dan ahliTaurat; ia mendengar perintah-Nya untuk bangun angkat tempat tidur dan pulang ; ia melakukan perintah-Nya; ia bangun angkat tempat tidurnyaa dan pulang memuliakan Allah.

Tipe keempat, tipe orang banyak. Mereka datang kepada Yesus. Mereka melihat dan mendengar semua yang terjadi tentang-Nya; takjub; memuliakan Allah; sangat takut; mengomentari yang terjadi dengan testimoni "Hari ini kami telah menyaksikan hal-hal yang sangat mengherankan."

Keempat tipe itu, semuanya mendengar informasi kehadiran Yesus. Mereka pada datang kepada Yesus. Melihat dan mendengar apa yang terjadi dengan Yesus. Namun pada akhirnya hanya seorang saja yang sungguh  mengalami Yesus secara pribadi. Hanya si lumpuh yang mengalami kehadiran dan kuasa-Nya. Ia mengalami pengampunan atas dosanya. Mengalami mendengar dan melakukan perintah-Nya. Mengalami dampak dari mendengar dan melakukan perintah-Nya. Mengalami dimampukan bangun dari kelumpuhan, mengangkat tempat tidur dan pulang ke rumah. Mengalami pemulihan penyembuhan secara eksistensial. Mengalami memuliakan Allah secara personal.

Allah dalam Yesus menyatakan kehadiran dan kuasa-Nya lewat aneka peristiwa kehidupan keseharian. Antara lain lewat berita lelayu itu. Akankah diri ini  seperti si lumpuh mengalami-Nya secara personal dan eksistensial?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun