Mohon tunggu...
B Budi Windarto
B Budi Windarto Mohon Tunggu... Guru - Pensiunan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lahir di Klaten 24 Agustus 1955,.Tamat SD 1967.Tamat SMP1970.Tamat SPG 1973.Tamat Akademi 1977

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Akankah Ikut Membunuh Allah?

22 Oktober 2021   07:00 Diperbarui: 22 Oktober 2021   07:18 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bacaan Jumat  22  Oktober 2021

Luk 12:54 Yesus berkata pula kepada orang banyak: "Apabila kamu melihat awan naik di sebelah barat, segera kamu berkata: Akan datang hujan, dan hal itu memang terjadi. 55 Dan apabila kamu melihat angin selatan bertiup, kamu berkata: Hari akan panas terik, dan hal itu memang terjadi. 56 Hai orang-orang munafik, rupa bumi dan langit kamu tahu menilainya, mengapakah kamu tidak dapat menilai zaman ini? 57 Dan mengapakah engkau juga tidak memutuskan sendiri apa yang benar? 58 Sebab, jikalau engkau dengan lawanmu pergi menghadap pemerintah, berusahalah berdamai dengan dia selama di tengah jalan, supaya jangan engkau diseretnya kepada hakim dan hakim menyerahkan engkau kepada pembantunya dan pembantu itu melemparkan engkau ke dalam penjara. 59 Aku berkata kepadamu: Engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas."

Renungan

Sedia payung atau mantol sebelum hujan. Kalimat bijak ini menunjukkan sikap antisipatif hasil membaca keadaan suaca. Saat mendung menggelantung, gelap menyelimuti alam raya, hujan meronta-ronta ingin segera buang air seninya, siapkan payung atau mantol saat di perjalanan adalah tepat.  Amankan  pakaian, kayu bakar, gabah, intip dan kerupuk karak beras  di jemur juga tepat. Mampu membaca alarm peristiwa alam, menyesuaikan sikap laras dengannya adalah bijaksana.

Bacaan Injil hari ini menarasikan perlunya kemampuan menilai zaman, membaca tanda-tanda zaman. "Apabila kamu melihat awan naik di sebelah barat, segera kamu berkata: Akan datang hujan, dan hal itu memang terjadi. Dan apabila kamu melihat angin selatan bertiup, kamu berkata: Hari akan panas terik, dan hal itu memang terjadi."

Kearifan lokal mengajarkan untuk mengolah mata hati, rasa hati agar dimampukan "weruh sadurunge winarah", dapat "melihat"  sebelum diperlihatkan.  Dapat membaca "sasmita" firasat dari gejala peristiwa alam. Saat mendengar kicauan burung prenjak di dekat rumah, segera siap akan kedatangan tamu. Ketika burung gagak memperdengarkan suaranya, berita lelayu maut menjemput siap disambut tanpa takut.  Dapat bersikap "waskitha", tanggap dan peka hati, cermat tepat memaknai alarm jagat kecil maupun besar.

 Kristus memberikan pelajaran kepada orang banyak, agar bijak bukan saja dalam menghadapi masalah lahiriah, melainkan juga dalam masalah jiwa batiniah. Agar mereka juga  belajar memahami rancangan dan kehendak Allah baginya.Sehingga  dapat mempersiapkan diri sesuai dengan yang mereka pahami. Mereka bijaksana dalam hal cuaca. Mereka memperkirakan kapan akan hujan dan kapan panas terik. Mereka laraskan diri ketika bepergian. Lewat perubahan cuaca, Allah memberikan alarm  akan apa yang segera terjadi, Orang yang menjadi bijak berdasarkan pengalaman mengamati dan belajar dari peristiwa alam. Meski kadang-kadang keliru dalam membuat prakiraan.

 "Hai orang-orang munafik, rupa bumi dan langit kamu tahu menilainya, mengapakah kamu tidak dapat menilai zaman ini? Dan mengapakah engkau juga tidak memutuskan sendiri apa yang benar?" Orang banyak itu mengaku punya kerinduan akan hadirnya Sang Mesias. Mereka menantikan kedatangan Mesias dan kerajaan-Nya.  Namun kenapa mereka tidak mampu memaknai kehadiran Yesus yang mereka hadapi setiap hari sebagai Mesias yang memenuhi  dambaan hidupnya? Mereka bebal bertegar tengkuk mengeraskan dan menutup hati, tidak menangkap DIA yang hadir mengejawantah sebagai  lelaki ilham dari sorga? Dengan mencermati petunjuk-petunjuk, nubuat-nubuat Perjanjian Lama tentang munculnya  Mesias, sejatinya kini mereka  mempunyai kesempatan unik yang tidak akan pernah datang lagi, untuk dapat  bertatap muka dan ambil bagian dalam Kerajaan-Nya.

Waktu ini adalah waktu perkenanan itu. Adalah kebodohan, mereka membatasi kuasa-Nya yang tanpa batas. Bahwa Allah memutuskan menjadi manusia dalam Yesus Kristus, bukanlah hal yang mustahil.  Dalam Yesus Nasaret,  Allah berbicara sebagai sesama manusia. Mereka secara face to face telah berbicara dengan Allah. Mestinya  mereka segera berdamai dengan Allah, bertobat sebelum segalanya terlambat.

Dalam perkara-perkara duniawi, mereka berusaha bersikap bijak. "Jikalau engkau dengan lawanmu pergi menghadap pemerintah, berusahalah berdamai dengan dia selama di tengah jalan, supaya jangan engkau diseretnya kepada hakim dan hakim menyerahkan engkau kepada pembantunya dan pembantu itu melemparkan engkau ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas." Saat  berperkara, mereka bersikap bijak dengan tidak membiarkan perselisihan  semakin menghebat. Mereka  berusaha segera berdamai dan menyelesaikannya.

Demikian juga seharusnya dalam masalah-masalah yang berhubungan dengan jiwa batiniah rohani ini. Dengan berkubang dosa, manusia sedang berdiri dalam penghakiman-Nya. Upaya membenarkan diri adalah sia-sia. Selama berada di tengah jalan kehidupan, sekaranglah waktu yang tepat untuk menyelesaikan. Dengan bertobat dan menyambut uluran tangan Kristus yang mendamaikan dunia dengan-Nya. Kini saat yang tepat, mengubah gaya hidup seturut kehendak-Nya. Kini semuanya masih dapat dilakukan, belum terlambat. Yesus tidak berubah. Sejak  dulu hingga kini tetap dan masih ulurkan tangan keselamatan, untuk hidup kekal bersatu dan bersama Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun