Mohon tunggu...
B Budi Windarto
B Budi Windarto Mohon Tunggu... Guru - Pensiunan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lahir di Klaten 24 Agustus 1955,.Tamat SD 1967.Tamat SMP1970.Tamat SPG 1973.Tamat Akademi 1977

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Yang Selamat Menyelamatkan, yang Sukacita Menyukacitakan!

2 Oktober 2021   07:52 Diperbarui: 2 Oktober 2021   07:56 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bacaan  Sabtu,  2  Oktober 2021

Luk 10:17 Kemudian ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan berkata: "Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu." 18 Lalu kata Yesus kepada mereka: "Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit. 19 Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu. 20 Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga."  21Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. 22 Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak ada seorangpun yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakan hal itu." 23 Sesudah itu berpalinglah Yesus kepada murid-murid-Nya tersendiri dan berkata: "Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat. 24 Karena Aku berkata kepada kamu: Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya."

Renungan

Tempat tinggal di lereng Merapi, "ndesit", desa banget. Jauh dari jalan raya, tidak ada bengkel, tidak ada tukang tambal ban. Suatu ketika ban sepeda motor gembos. Di pompa namun tidak tahan lama angin bertahan. Kreatifitas muncul di saat berhadapan dengan masalah. Setelah tiga sendok jadi korban, bengkok dan patah, dua tiga paku besar yang ada  ditempa dipipihkan.

Dua jam bergulat mencoba membuka ban luar, akhirnya terbongkar juga. Tempat lubang bocor ditemukan. Pikiran terus berputar. Setelah lihat sana lihat sini, di kotak P3K ada  tensoplat. Tiada rotan, akar pun jadi. Ban bocor ditambal tensoplat, jadi solusi. Meski tiga sendok patah, jari-jari tangan lecet, penuh peluh, butuh waktu dua setengah jam, akhirnya dengan segenap hati, jiwa, kekuatan dan akal, berhasil juga menambal ban. Menyadari dan menemukan diri sebagai pemenang, sebagai tuan, tidak takluk pada masalah gembosnya ban, membawa sukacita luar biasa.

Di balik kerja keras keringat capai dan lecet tangan, ditemukan dan dialami misteri kerja, sukacita. Pengalaman sukacita yang memperkaya kehidupan, menjadi milik pribadi, yang selalu siap setiap saat untuk dibagikan kepada liyan.

Bacaan Injil hari ini menarasikan pengalaman sukacita tujuh puluh murid-Nya yang melaporkan pengalaman pelaksanaan tugas perutusan-Nya. Ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira : "Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu."

Ketujuh puluh murid itu tak mengeluhkan kepenatan  perjalanan,  penolakan,  perlawanan dan pelecehan yang mereka temui. Mereka bersukacita karena keberhasilan mengusir roh-roh jahat dan setan-setan yang takluk dalam nama-Nya. Tidak ada sukacita  lebih besar dalam semua keberhasilan selain daripada kemampuan meng-KO Iblis. Iblis dan kerajaannya keok, jatuh di hadapan mereka. Kejatuhannya begitu cepat seperti kilat, tak tertahankan, begitu nyata. Iblis, setan roh jahat terusir dari dalam tubuh orang-orang, tempat cengkeramannya dalam jiwa-jiwa manusia, kursi kekuasaannya yang bercokol di dalam hati manusia.

Selanjutnya Yesus menambahkan kuasa atas tugas perutusan mereka: "Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit.  Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu". Bagi mereka yang telah  dengan baik mempergunakan apa yang dimilikinya, diberi lebih banyak lagi. Yesus memberi kuasa menginjak ular dan kalajengking, menahan kekuatan musuh yang membahayakan hidupnya. Penyertaan Yesus Tuhan dalam perutusannya semakin menjadi lebih, lebih dan lebih dari yang dipikirkan.

Sekaligus Yesus mengoreksi agar  mereka  mengubah arah sukacita "Janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga."  Mereka mesti bersukacita secara benar. Berkat iman kepada Allah dalam Yesus,  mereka menjadi anak-anak Allah, jadi orang-orang pilihan Allah yang dikaruniai hidup kekal. Sukacita keselamatan dalam nama Yesus lebih besar daripada kuasa mengusir setan. Keselamatan menjadi anak-anak Allah harus lebih dihargai, terdaftar di sorga tidak akan pernah binasa, harus lebih membuat orang bersukacita daripada karunia lainnya.

Pada waktu itu bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus. Yesus yang tak sepi dari penolakan, perlawanan mendengar keberhasilan mereka ikut bergembira. Bergembira karena   kejatuhan Iblis melalui pertobatan jiwa-jiwa kepada-Nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun