Mohon tunggu...
B Budi Windarto
B Budi Windarto Mohon Tunggu... Guru - Pensiunan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lahir di Klaten 24 Agustus 1955,.Tamat SD 1967.Tamat SMP1970.Tamat SPG 1973.Tamat Akademi 1977

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Allah Membuat Segalanya Indah pada Saat-Nya!

24 Juni 2021   10:55 Diperbarui: 24 Juni 2021   11:00 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bacaan Kamis 24 Juni  2021

Luk 1:57 Kemudian genaplah bulannya bagi Elisabet untuk bersalin dan iapun melahirkan seorang anak laki-laki. 58 Ketika tetangga-tetangganya serta sanak saudaranya mendengar, bahwa Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepadanya, bersukacitalah mereka bersama-sama dengan dia. 59 Maka datanglah mereka pada hari yang kedelapan untuk menyunatkan anak itu dan mereka hendak menamai dia Zakharia menurut nama bapanya, 60 tetapi ibunya berkata: "Jangan, ia harus dinamai Yohanes." 61 Kata mereka kepadanya: "Tidak ada di antara sanak saudaramu yang bernama demikian." 62 Lalu mereka memberi isyarat kepada bapanya untuk bertanya nama apa yang hendak diberikannya kepada anaknya itu. 63 Ia meminta batu tulis, lalu menuliskan kata-kata ini: "Namanya adalah Yohanes." Dan merekapun heran semuanya. 64 Dan seketika itu juga terbukalah mulutnya dan terlepaslah lidahnya, lalu ia berkata-kata dan memuji Allah. 65 Maka ketakutanlah semua orang yang tinggal di sekitarnya, dan segala peristiwa itu menjadi buah tutur di seluruh pegunungan Yudea. 66 Dan semua orang, yang mendengarnya, merenungkannya dan berkata: "Menjadi apakah anak ini nanti?" Sebab tangan Tuhan menyertai dia. 80 Adapun anak itu bertambah besar dan makin kuat rohnya. Dan ia tinggal di padang gurun sampai kepada hari ia harus menampakkan diri kepada Israel

Renungan

Seorang teman sudah puluhan tahun berkeluarga, belum memiliki anak. Sudah aneka cara dilakukan. Konsultasi dengan berbagai dokter kandungan sudah tak terhitung, berulang kali dilakukan. Banyak nasihat sharing orang dicoba diikutinya. Hasilnya belum ada tanda-tanda kehamilan. Bagi orang yang berkeluarga, tidak punya anak dipandang belum lengkap, belum sempurna. Bahkan bisa jadi sumber munculnya petaka. Kekawatiran istri yang puluhan tahun dipendamnya menjadi kenyataan. Suaminya minta ijin untuk menikah lagi, karena begitu merindukan hadirnya suara anak, darah dagingnya sendiri. Sang istri diminta mencarikan perempuan lain untuk istri keduanya. Menikahlah teman ini dengan perempuan pilihan istrinya. Setahun kemudian lahirlah anak pertama. Eeh hal tak terduga terjadi. Setengah tahun setelah kelahiran anak, istri pertamanya hamil di usia diatas lima puluh lima tahun.   

Bacaan Injil hari ini menarasikan kelahiran Yohanes Pembabtis. Hari ini merupakan hari raya kelahiran Santo Yohanes Pembabtis. Ia lahir saat Elizabet, ibunya yang dipandang mandul itu, pada usia lanjutnya.

Berkeluarga tanpa anak, suami istri mandul dipandang sebagai "gabuk" mirip bulir padi tanpa isi. Ini rawan karena dapat dijadikan alasan pembenar untuk menikah lagi. Maka mempunyai anak dipandang sebagai "gadhuh"-an, titipan Allah, milik Allah. Anak adalah tanda karunia, berkat Allah. Disamping banyaknya jumlah keturunan, usia lanjut, kesempurnaan fisik, tanah harta kekayaan juga dipandang sebagai tanda berkat ilahi.

Maka mereka yang mati muda, miskin, cacat fisik berpenyakitan dan mandul dengan mudah dikategorikan sebagai yang tak terberkati, terlaknat dan terkutuk. Masalah muncul dalam kasus Zakharia dan Elizabet. Mereka keluarga imam yang bertugas di Bait Allah, dekat altar, dekat Allah sendiri, berarti suci terberkati. Sekaligus mereka lanjut usia, sempurna fisik dan tidak miskin  jadi terberkati juga. Keduanya adalah benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat, namun kok mandul tak berketurunan? Bukankah ini tak terberkati? Bagaimana dapat memahami ini? Terberkati atau terkutuk?

Waktu Zakharia melakukan tugas keimaman di hadapan Tuhan. tampaklah malaikat Tuhan berdiri di sebelah kanan mezbah pembakaran ukupan. Ia terkejut dan takut.  "Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet, isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes"  Kata Zakharia : "Bagaimanakah aku tahu, bahwa hal ini akan terjadi? Sebab aku sudah tua dan isteriku sudah lanjut umurnya." Jawab malaikat: "Akulah Gabriel yang melayani Allah dan aku telah diutus untuk menyampaikan kabar baik ini kepadamu. Sesungguhnya engkau akan menjadi bisu dan tidak dapat berkata-kata sampai kepada hari, di mana semuanya ini terjadi, karena engkau tidak percaya akan perkataanku yang akan nyata kebenarannya pada waktunya." Aneh, Zakharia yang hidup di Bait Allah ternyata malah tidak percaya kepada penyelenggaraan-Nya.

Yang mustahil bagi manusia, mengandung di saat lanjut usia, adalah mungkin bagi-Nya. Tuhan menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepada Zakharia dan Elizabet. Saat kelahiran putranya, bersukacitalah tetangga dan sanak saudaranya.  Bersama-sama  mereka datang pada hari kedelapan untuk menyunatkan anak itu. Mereka hendak menamai dia Zakharia menurut nama bapanya. Mereka memberi isyarat kepada bapanya  bertanya nama apa yang  diberikannya kepada anaknya  Zakharia menulis namanya "Yohanes". Seketika itu juga terbukalah mulutnya, terlepaslah lidahnya. Zakharia berkata-kata dan memuji Allah. Semuanya heran dan ketakutan. Segala peristiwa itu menjadi buah tutur di seluruh pegunungan Yudea. Semua orang, yang mendengarnya merenungkannya dan berkata: "Menjadi apakah anak ini nanti?" Sebab tangan Tuhan menyertai dia.

  • Anak itu bertambah besar dan makin kuat rohnya. Bagi Zakaharia dan Elizabet, kehadiran Yohanes Pembabtis, jadikan lengkap sempurnalah tanda berkat-Nya. Penyelenggaraan Allah sepenuhnya membuat segala sesuatu indah  pada saat-Nya! Andaikata teman saya itu bersabar, delapan belas bulan lagi istrinya sekalipun lanjut usia akan mengandung darah dagingnya sehingga tak perlulah mencari istri kedua. Yah, penyelenggaraan ilahi memang penuh misteri.

Apa yang dapat dipetik dari permenungan ini? Bagaimana kehidupan diri ini? Apakah memandang mereka yang mati muda, miskin, cacat dan mandul sebagai terlaknat dan terkutuk?  Ataukah memandang yang terberkati sebatas yang berusia lanjut, berketurunan, sehat walafiat tak cacat, banyak tanah harta kekayaan melimpah? Benarkah Allah melaknat dan mengutuki? Pernahkah menggunakan nama-Nya dan bahkan mengajak-Nya untuk melaknat dan mengutuki seseorang yang dibenci? Pernahkah mengalami "blessings indisguise"  mendapat hadiah terbungkus, jelek bungkus kulitnya, namun begitu bermakna isi dalamnya? Maukah berpegang pada penyelenggaraan-Nya yang membuat segalanya indah pada saat-Nya?

Yang berpegang pada penyelenggaraan-nya, hidup benar sebagai manusia benar dengan Allah benar yang esa, kuasa dan kasih-Nya tanpa batas. Hidup penuh syukur,  sukacita,  semangat, dan jadi berkat, pada saat untung dan malang, suka dan duka, sehat maupun sakit.  Ini  misteri. Allah membuat indah!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun