Mohon tunggu...
B Budi Windarto
B Budi Windarto Mohon Tunggu... Guru - Pensiunan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lahir di Klaten 24 Agustus 1955,.Tamat SD 1967.Tamat SMP1970.Tamat SPG 1973.Tamat Akademi 1977

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sekalipun Tahu Utusan-Mu, Dunia Tidak Mengenal-Mu!

20 Mei 2021   10:35 Diperbarui: 20 Mei 2021   10:45 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bacaan Kamis, 20 Mei 2021

Yoh 17:20  Pada perjamuan malam terakhir,Yesus menengadah ke langit dan berdoa bagi para pengikut-Nya :"Bapa yang kudus,  bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; 21 supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. 22 Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: 23 Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku. 24 Ya Bapa, Aku mau supaya, di manapun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan. 25 Ya Bapa yang adil, memang dunia tidak mengenal Engkau, tetapi Aku mengenal Engkau, dan mereka ini tahu, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku; 26 dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka."

.

Renungan

Mengapa bangsa Indonesia begitu lama dijajah Belanda? Disamping karena peralatan senjata yang kalah modern, juga oleh bercokolnya semangat kedaerahan, tiadanya koordinasi perjuangan dan semangat feodal yang menggantungkan perjuangan pada pimpinan kaum bangsawan. Namun sejak 20 Mei1908, perjuangan berwarna lain. Kesadaran sebagai satu bangsa memunculkan perubahan bentuk perjuangan. Semangat kedaerahan digantikan dengan semanngat persatuan kebangsaan. Perjuangan sporadis tergantung pimpinan kaum bangsawan, diubah dengan perjuangan  lewat organisasi yang terkordinir dibawah panduan kaum muda intelektual terpelajar. Kebangkitan nasional pada saatnya melahirkan gerakan sumpah pemuda dan memuncak pada proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.

Namun dalam perjalanan sejarah, rong-rongan ke sayap kanan keagamaan atau ke sayap kiri komunisme berusaha memecah belah persatuan dan kesatuan Indonesia. Sampai kini bangsa ini masih berjuang untuk menjadi Indonesia.  Dengan menjadi satu Indonesia, dunia tahu identitas keindonesiaan Indonesia yang satu dasar negara Pancasila yang berb-Bhinneka Tunggal Ika, dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ber UUD 1945.

Bacaan Injil hari ini menarasikan identitas kristianitas yang perlu dibangun dan dipertahankan agar dunia mengenal Bapa, Allah benar yang kasih-Nya tanpa batas dan mengenal Yesus, Utusan-Nya. Sejak semula Yesus memahami kerapuhan para pengikut-Nya dengan potensi perpecahan didalamnya Sejak awal tumbuhnya kristianitas potensi perpecahan sudah mewarnai perjalanan hidupnya.  Dari penyangkalan dan pengkhianatan orang-orang terdekat-Nya, munculnya problem menjadi kristiani haruskah menjadi Yahudi dengan sunatnya, munculnya ajaran-ajaran bidaah sesat, perpecahan Gereja Timur dan Barat sampai timbulnya protestantisme dengan segala percabangannya. Para murid awal dan orang-orang yang kemudian percaya kepada pemberitaan murid awal ini, de facto terpecah be;lah. Potensi perpecahan sampai kini menjadi realita nyata.

Yesus tetap tak berubah. Sampai kini tetap mendoakan  supaya pengikut-Nya  menjadi satu, sempurna menjadi satu. Model persatuannya seperti persatuan Yesus dengan Bapa. Pengikut-Nya "di dalam Kita,  Aku di dalam Bapa,  Bapa di dalam Aku,  Aku di dalam mereka  seperti Kita satu,  di manapun Aku berada juga berada bersama-sama dengan Aku" .dengan semakin menjadi satu sebagi pengikut-Nya, mereka akan semakin memandang kemuliaan Yesus yg diberikan Bapa, serta mengalami kasih-Nya yang tanpa batas. Menjadi satu inilah identitas sejati kristianitas.

Namun sayang, para pengikut-Nya, belum berhasil menampakkan identitas hakikinya. Sehingga dunia sekalipun tahu Yesus Utusan Allah, namun  tidak mengenal Bapa, Allah benar yang kasih-Nya tanpa batas. Sekalipun Yesus telah dan akan memberitahukan nama Bapa kepada dunia, namun dunia tetap tidak berelasi dengan-Nya. Roh dunia yang berkiblat pada kuasa dosa gelap jahat, setani dan maut bergerilya menyelinap, masuk merasuki semangat Gereja sepanjang masa.  Semangat "Gereja sempit kedaerahan, setempat, sempalan, menyempal territorial, pimpinan lokal" menghambat  terwujudnya "Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik". Dampak nyatanya meski dunia tahu Yesus utusan Allah, tetapi tetap tidak mau mengikuti-Nya,tidak bersahabat dengan Allah, tidak mengenal-Nya sebagai Allah benar yang kasih-Nya tanpa batas.

Apa yang dapat dipetik dari permenungan ini? Berada diposisi manakah diri ini? Memperkuat semangat "Gereja sempit kedaerahan, setempat, sempalan, menyempal territorial, pimpinan lokal"? Menghidupi semangat "Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik" Bagaimana tanggapan terhadap gerakan ekumene?

Yang semakin menghidupi roh "Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik", hidup benar sebagai manusia benar dengan Allah benar yang kasih-Nya tanpa batas. Hidupnya penuh syukur,  sukacita,  semangat, jadi berkat, pada saat untung dan malang, suka dan duka, sehat maupun sakit.  Ini  misteri. Tahu Yesus, mengenal Bapa!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun