Mohon tunggu...
B Budi Windarto
B Budi Windarto Mohon Tunggu... Guru - Pensiunan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lahir di Klaten 24 Agustus 1955,.Tamat SD 1967.Tamat SMP1970.Tamat SPG 1973.Tamat Akademi 1977

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengapa Ikut Yesus Kristus?

14 Mei 2021   10:41 Diperbarui: 14 Mei 2021   10:49 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bacaan, Jumat 14  Mei  21

Yoh 15:9 Pada perjamuan malam terakhir, Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya "Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. 10 Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. 

11 Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh. 12 Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. 13 Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. 14 Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. 15 Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. 16 Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu 17 Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain."

Renungan

Per Januari tahun 1988 saya resmi jadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Setelah sebelas tahun jadi pegawai sebuah yayasan swasta terkenal. Sebelum jadi PNS harus melewati tes tertulis dan wawancara. Tes tertulis lolos, dilanjutkan tes wawancara. Tes wawancara  waktu itu dikenal dengan istilah  "screening". Semacam penyaringan untuk mendeteksi ada tidaknya keterlibatan dengan peristiwa Gerakan 30 September 1965, pemberontakan Partai Komunis Indonesia, G30S/PKI. Saya sih pede saja dengan wawancara ini sebab saat peristiwa itu meletus, usia baru sepuluh tahun. Kakek nenek, orang tua dan famili semuanya beragama. Tidak terdaftar sebagai anggota PKI  Dan memang bukan orang komunis, PKI. Sehingga tidak tahu "thethek bengek"nya komunis, hal ihwal ke-PKI-an.

Salah satu pertanyaan dari pewawancara yang diajukan adalah mengapa katolik?  Terus terang dari babtis bayi, sampai berlangsungnya wawancara itu, belum pernah sekalipun menggugat diri, mempertanyakan kekatolikan? Selama tiga puluh tiga tahun "menjadi" katolik  tidak pernah muncul pertanyaan mengapa katolik? Mengapa tidak beragama Islam, Hindu, Buddha atau berkepercayaan kepada TuhanYang Maha Esa saja?

Ya mengapa menjadi kristiani, ikut Yesus Kristus? Apakah kebetulan saja? Apakah karena lahir dari orang tua yang lebih dulu katolik? Apakah karena warisan orang tua?

 Pertanyaan yang saat itu membutuhkan jawaban. Harus dan  segera menjawab. Saat itu saya menjawab jadi katolik bukan karena kebetulan. Bukan oleh sebab warisan orang tua. Aneh dan nyata. Kok waktu itu spontan saya menyatakan bahwa menjadi katolik itu misteri. Artinya ikut Yesus meruapkan "rahasia" yang tak terungkapkan, tidak dapat dijelaskan 100% karena didalamnya Allah terlibat. Allah campur tangan dalam proses menjadikan saya sebagai pengikut Yesus.  

Wawancara itu malah jadi ajang dakwah. Mengapa jadi ikut Yesus Kritus saya jelaskan dengan narasi  hubungan suami istri. Sebelum beristri, banyak perempuan saya kenal. Namun saya mesti memustuskan satu di anatara seribu dua perempuan itu menjadi teman hidup selamanya. Saya memilih satu perempuan,  yaitu Yuliet, sebagai tulang rusuk. Mengapa saya tidak memilih si Apriliet, Meiet, Yuniet atau Agustusiet? Ya karena saya telah mengasihi Yuliet. Saya telah menjalin relasi pribadi dan mendalam dengannya.  

Saya memilih Yuliet. Bukan berarti saya tidak mengasihi Apriliet dkk. Saya mengasihi Yuliet, karena mengalami relasi hidup bersamanya begitu bermakna. Relasi bersamanya sepenuhnya mensukacitakan. Relasi hidup dengan Yuliet menjadi pengalaman eksistensial. Ini misteri. Allah "cawe-cawe" melibatkan diri dalam relasi kasih Romeo Yuliet sebagai suami isteri. Demikianlah hubungan saya dengan Yesus Kristus. Mengapa saya mengikuti-Nya?. Karena Dia Sang Mempelai yang  mengasihi saya. Dia memilih saya. Dia sepenuhnya mensukacitakan hidup saya.

Bacaan Injil hari ini dapat menjadi salah satu landasan biblis hakekat kristianitas, mengapa seseorang menjadi pengikut Yesus? "Aku telah mengasihi kamu ... kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku ... sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh ...  Kamu adalah sahabat-Ku ... Aku menyebut kamu sahabat ... Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku ... Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu ... Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap ... apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu ... Kasihilah seorang akan yang lain."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun