Mohon tunggu...
B Budi Windarto
B Budi Windarto Mohon Tunggu... Guru - Pensiunan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lahir di Klaten 24 Agustus 1955,.Tamat SD 1967.Tamat SMP1970.Tamat SPG 1973.Tamat Akademi 1977

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Roh Kebenaran Bersaksi tentang Aku!

10 Mei 2021   07:54 Diperbarui: 10 Mei 2021   07:59 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bacaan   Senin 10 Mei 2021

Yoh 15:26  Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya :"Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. 27 Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku." 16:1 "Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku. 2 Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah. 3 Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku  4 Tetapi semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya apabila datang saatnya kamu ingat, bahwa Aku telah mengatakannya kepadamu." (16-4b) "Hal ini tidak Kukatakan kepadamu dari semula, karena selama ini Aku masih bersama-sama dengan kamu"

 

Renungan

            Akhir tahun 1975 ayah saya meninggal dunia. Mendadak, terkena serangan jantung. Sejak saat itu sampai kini kesadaran kedatangan kematian gampang sekali masuk merasuki kehidupan. Kesadaran yang mendorong untuk selalu hidup dalam keadaan "connect, gathuk" dengan Allah. Kesadaran yang mampu menimbulkan sikap mengamini-Nya jika sewaktu-waktu maut menjemput. Bahkan kesadaran ini mampu mengiklimkan diri untuk menyambutnya dengan lapang dada. "Akan kusambut kematianku dengan sukacita!" Semboyan hidup yang senantiasa menggema dalam jiwa. Pengaminan ini mendorong saya untuk mempersiapkan anak-anak akan kenyataan maut yang setiap saat siap menjemput. Mereka saya biasakan untuk dalam keadaan apapun selalu mengucapkan satu kata :"Amin!" Pembiasaan ini akan membantunya gampang berkata :"Amin!", jika pada suatu saat mendapat berita  ayahnya meninggal dunia.

Bacaan Injil hari ini menanamkan sikap antisipatif yang mesti dimiliki para murid Yesus, sepeninggal-Nya. Pada saat-Nya mereka akan kocar-kacir menyaksikan drama tragis akhir kehidupan Yesus. Mati disalib digolongkan sebagai penjahat kelas kakap. Bentuk kematian yang memalukan dan mengecewakan mereka. . Mereka  akan mengalami  hidup tanpa Yesus di dekatnya. Tanpa kehadiran-Nya secara fisik, mereka akan mengalami banyak perlawanan. Sebagaimana Yesus Sang Terang mereka tolak, karena lebih menyukai kegelapan dari pada terang. Demikian pula yang akan mereka alami. Murid-murid Yesus akan mengalami apa yang Yesua alami. Karena nama Yesus, mereka dibenci, ditolak, disingkirkan, diancam, diteror, dipersekusi, dibully, didiskriminasi, dihambat, dipersulit, dicurigai, diwaspadai, dizalimi, dianiaya, ditangkap, dipenjara, disiksa, ditindas dan dibunuh. Dan celakanya mereka melakukannya atas nama Allah, untuk membela Allah, sebagai sembah sujud bakti kepada-Nya.."Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku.  Kamu akan dikucilkan bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah" Kejahatan dibungkus agama, mengerikan. Para murid mesti siap menghadapi semuanya. "Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya apabila datang saatnya kamu ingat, bahwa Aku telah mengatakannya kepadamu."

 Perlawanan memang dapat menjadikan mereka mundur, berhenti dan gagal sebagai murid Yesus. Mereka dapat meninggalkan dan mengkhianati Yesus untuk mendapatkan keamananan dan kenyamanan hidup. Namun siapa menyelamatkan nyawanya, akan kehilangan nyawanya.

Kesulitan,  penzaliman dan kawan-kawannya adalah bagian dari pilihan menjatuhkan cintanya pada Yesus, Sang Guru kehidupan. Kepahitan hidup karena nama Yesus merupakan hadiah terbungkus. Bungkusnya jelek, tidak bagus namun isinya begitu bermakna bagi kehidupan. Siapa yang kehilangan nyawanya karena nama-Ku, akan hidup. Yesus menghendaki ketika para murid mengalami itu semua, mereka  menjadikannya  sebagai kesempatan bersaksi.  . "Kamu juga harus bersaksi,  karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku".  Mereka telah mendengar dan melihat sendiri apa yang Yesus katakan dan kerjakan. Mereka telah mengalami Yesus, sehingga mereka dapat bersaksi tentang-Nya.

Bahkan Yesus menjanjikan tidak akan meninggalkan mereka sebagai yatim piatu. "Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku" Bersama Roh-Nya, Roh Penghibur dan Roh Kebenaran yang berasal dari Bapa, mereka akan cakap menanggung segala perkara. Mereka tidak perlu takut, kawatir, kecil hati, ciut nyali melihat perlawanan dunia dajal, anti Kristus.   Roh Allah sendiri akan memperkuat kesaksian mereka. Kebencian dunia tetap akan gagal menumbangkan perutusan Yesus dan  tak berhasil  mematahkan kesaksian para murid-Nya. Roh Allah akan terus-menerus menggemakan pewartaan mereka  "keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Yesus, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." (Kis 4:12)

Apa yang dapat dipetik dari permenungan ini? Perlukah agama terlebih Allah dibela? Allah macam apa perlu dibela? Apakah Allah begitu lemah? Siapakah manusia begitu arogan membela Allah? Beranikah menyambut tawaran Yesus akan Allah yang kasih tanpa batas sebagai Allah yang benar, yang tidak butuh pembela, karena Dialah Sang Pembela? Menyesalkah jadi kristiani dengan pelangi salib kehidupan yang warna-warni? Siapkah para dajal, anti Kristus dan  kekristenan suatu saat Roh-Nya menangkap Anda sebagai saksi-saksi-Nya juga?

Yang bersama Roh Kebenaran hidup penuh syukur  sukacita  semangat, jadi berkat, dalam keadaan apa pun, pada saat untung dan malang, suka dan duka,  sehat maupun sakit. Ini  misteri. Roh Penghibur menghibur!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun