Mohon tunggu...
Beni Saputra
Beni Saputra Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Investasi Terbesarmu adalah Perjuangan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen Remaja: Aku Tidak Bisa Menerimamu

14 Juli 2022   20:20 Diperbarui: 14 Juli 2022   20:32 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar Pexsel.com/ Pixabay

Emang kenapa kalo aku ngk mau nerima kamu lagi? Kamu pikir laki-laki cuma kamu aja? Aku sering bilang jangan cari aku lagi. Jangan berharap aku akan menerima kamu  untuk mengisi hatiku. Kamu sudah menyakitiku! Padahal aku sayang banget sama kamu waktu itu. Tapi, apa balasan kamu?

Bayangin aja, aku harus terbang jauh-jauh dari rumah ini. Dua tahun lalu, kamu bilang kita nggak bisa sama-sama lagi. Aku juga udah yakinin kamu kalo aku nggak bakalan pergi apapun kondisi kita. Tapi kamu ngusir aku. Sakit banget!

Aku harus mengemas barang-barangku. Mana minta izin susah pula buat pergi kerumah tante. Aku bilang sama ayah, kalo aku kangen om dan tanteku di luar kota. Awalnya nggak ada izin. Tapi, aku berusaha buat meyakinkan ayah agar  mau membelikan tiket untuk terbang jauh-jauh dari kota ini. Aku nggak mau di sini lagi. Di sini hanya membuat aku ingat dengan semua kenangan-kenangan kita. Makanya aku pergi kerumah tante.

Emang, dunia punya caranya sendiri buat menyenangkan ataupun menyakitkan kita. Selalu ada kejutan!

Dan aku tidak beruntung kali ini. Kejutan datang dari orang yang aku sayangi. Alih-alih kejutan yang menyenangkan. Yang ada kejutan pahit yang nggak bisa aku terima. Untuk  sementara waktu aku nggak bisa tinggal di kota ini. Aku harus menenangkan pikiran, hati dan ragaku. 

Tante satu-satunya orang yang mengerti diriku. Aku selalu cerita padanya. Untuk sembuh dari luka yang kamu perbuat. Aku tinggal jauh dari rumah selama 2 tahun. Susah buat pulih dari luka itu, tidak semudah kamu pergi menyia-nyiakan aku.

Selama 2 tahun aku harus mengikuti berbagai terapi secara teratur. Aku harus ikut kegiatan kebugaran: yoga, senam dan menari bersama tante. Sedangkan, kamu bersenang-senang bersama wanita yang menjadi pilihanmu. Adil nggak? Nggak! 

Mana ada orang yang di tinggalkan kekasihnya merasakan kebahagiaan. Jauh dari kata bahagia. Camkan itu dalam benakmu. Kamu pikir wanita itu mainan? Kamu pikir hati wanita  hanya untuk pelampiasan atas dendam dan sakit hati laki-laki?

Aku rasa nggak sulit kok buat mikir kayak gitu. Tempatkan diri kamu diposisi orang yang disakiti. Kamu mau nggak? Nggak ada yang mau di sakitin. Tetapi kamu seenaknya buat menganggap remeh perasaanku.

Sekarang! Udah 2 tahun itu telah berlalu. Aku nggak lagi mikirin kamu, aku juga nggak berharap kamu buat datang. Kamu sudah tidak lagi memiliki tempat di hatiku. Karena itulah aku pulang. Aku bahagia, bisa kembali berkumpul bersama keluarga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun