"Sebenarnya setuju aja mau kuliah online atau offline. Tapi, enaknya kuliah offline karena kuliah tatap muka, layanan belajar yangdiberikan kepada mahasiswa secara langsung dan tujuannya bisa membantu menjembatani mahasiswa gitudalam proses pembelajaran. Kalau kuliah online kayaknya Cuma umpan balik kurang.Â
Apalagi, berinteraksi sama dosen terbatas, mau tanya-yanta agak susah, kurang memuaskan. Tetapi, selama 2 semesterini onnline saya merasa okay-okay aja." ujar mesisrawati, salah satu mahasiswa dari perguruan tinggi islam.
Pendapat lainnya juga datang dari seorang mahasiswi, "Amat di sayangkan kalau kuliah online karena dampak negatif lebih banyak dari positif. Yaitu, tidak mendapat ilmu atau ilmu yang di pelajari hanya tinggaldi handphone sama Google saja.Â
Serta membuat mata menjadi sakitdan kelelahan. Kemudian, selain itu kuliah online hanya menjadi bahan untuk mengambil absensi, apalagi kalau kuliah menggunakan via WA. Sedangkan, dampak positifya hanya satu. Yaitu, hemat biaya seperti biaya kos, jajan, dan lainnya." ujar Fauziah Dian, mahasiswi dari salah satu perguruan tinggi Islam.
Karena kuliah daring. Mahasiswa memutuskan belajar di kampung masing-masing. Karena, tuntutan tugas terkadang mahasiswa perlu untuk bertemu degandosen yang bersangkutan.Â
Terkadang ada hal penting dan mendesak. Namun karena sedangberada di kampung. Sulit untuk berinteraksi dengan dosen. Mengenai dampak negatif. Tentunya setiap mahasiswa berbeda-beda. Namun, memangtidak bisa dipungkiri bahwa lebih banyak hal negatifnya. Saya pun terkadang merasakan hal itu.
Jika saya simpulkan, pendapat  saya di awal tadi teryata salah.  tidak ada mahasiswa yang menyukai kuliah daring ini. Namun, ini memang yang terbaik untuk kita saat ini. satu-satunya jalan agar kita aman dan tidak terkena virus. Adalah kuliah dari rumah.
Tetap semangat!
Salam Mahasiswa! Â