Mohon tunggu...
Bayu Wikranta
Bayu Wikranta Mohon Tunggu... Freelancer - Tidak suka nulis. Sukanya ngetik.

Tergantung arah angin

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Hari Ini Semua Orang Dapat Menyebut Diri Mereka Jurnalis

19 Februari 2020   02:21 Diperbarui: 19 Februari 2020   14:28 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi aktivitas jurnalisme warga- crowdynews.com 

Teknologi yang pesat serta kemunculan internet selamanya telah mengubah jurnalisme yang dulu kita kenal. Pekerja media sebelumnya memiliki tugas masing-masing, seperti jurnalis yang mencari berita di lapangan, ditambah seorang kameramen yang mengambil gambar dan video, lalu editor menyunting hasil pekerjaan keduanya. Setelah semua selesai, berita kemudian disebarluaskan kepada khalayak melalui koran, radio dan televisi.

Kurang lebih seperti ini aktivitas jurnalisme terdahulu, dilakukan terfokus secara terpisah-pisah. Berita-berita juga diterima oleh audiens begitu saja, secara pasif dan tidak ada timbal balik di dalamnya. 

Tetapi sejak kehadiran teknologi, dunia jurnalisme mengalami perubahan yang signifikan. Tentang bagaimana pekerja media kini dituntut untuk menjadi seseorang yang serba bisa, lebih terhubung dengan audiens, dengan pilihan cara dan lahan menampilkan berita yang semakin beragam.

Namun semuanya bukan tanpa halangan. Permasalahan muncul ketika jurnalisme dihadapkan dengan bagaimana kemajuan teknologi dan meningkatnya penggunaan internet benar-benar meruntuhkan dinding batasan antara audiens dan pekerja media. 

Alasannya cukup sederhana, saat ini bagi siapa saja yang memiliki akses ke media sosial dan memiliki kemampuan untuk mengunggah cerita tentang peristiwa atau kejadian besar yang terjadi, mereka sudah kurang lebih seorang jurnalis. 

Secara teknis, penyebaran berita antara keduanya tidak jauh berbeda, ditambah dengan semakin berkurangnya penikmat televisi dan radio. Semuanya beralih ke media sosial dan internet. Apakah harus menjadi jurnalis profesional terlebih dahulu untuk menyebarkan berita di medium internet ini?

"We Are Citizen Journalism" - https://daenggassing.com/opini/pro-kontra-citizen-reporter/ 

Lebih lanjut, kita sering melihat berita-berita di televisi era sekarang, kebanyakan hasil rekaman video atau gambarnya berasal dari masyarakat, bahkan isi berita secara keseluruhan kerap disadur dari berita yang sudah viral di media sosial terlebih dahulu. 

Kita juga memiliki akun media sosial seperti Twitter dan Instagram untuk mendapatkan berita, yakni dengan mengikuti kanal-kanal berita seperti CNN, Tirto, Tempo, dan ketika kita melihat sesuatu yang menarik, kita akan membagikannya (share). Kalau sudah seperti ini, kita seperti tidak perlu repot-repot menonton televisi lagi.

Walau demikian, informasi dalam ranah media sosial atau internet yang ditujukan ke audiens kerap kurang kompeten. Kejadian besar dipublikasikan tidak menyeluruh, dipotong atau sebaliknya digembar-gemborkan berlebihan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun