Mohon tunggu...
Bayu setiawan
Bayu setiawan Mohon Tunggu... -

Mahasiswa IAIN Jember program studi ekonomi syariah fakultas ekonomi dan bisnis islam

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perilaku Konsumen Menjadi Tolok Ukur Kemaslahatan Masyarakat

17 Februari 2019   17:27 Diperbarui: 17 Februari 2019   17:46 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Konsumsi tidak lepas dari bagian dari kegiatan ekonomi yang sangat penting dan mencakup seluruh perilaku konsumen jual beli produk atau pelayanan agar suatu keinginan terpenuhi, ada tiga paradigma dalam kunsumsi yaitu rasional economic man, positivism, dan hukum say, yang mana hukum say yang di kemukakan oleh jeam babtis say (1767-1832) berasumsi bahwa  nilai produksi selalu sama dengan pendapatan, jadi dalam pasar persaingan sempurna tidak akan ada exces suplay (kelebihan penawaran) terdapat suatu keyakinan bahwa terdapat selalu keseimbangan (aquilibrium) yang bersifat alamiah.

Jeam babtis say juga menyatakan bahwa penawaran menciptakan permintaannya sendiri, hukum say ini tidak hanya mempunyai dampak terhadap perilaku produksi yang mengabaikan pembatasan secara proporsional tetapi juga akan berpengaruh terhadap perilaku konsumsi  karna tidak ada pembatasan produksi maka industri di paksa untuk menawarkan barangnya dengan berbagai cara melalalui industri periklanan, dikembangkan cara-cara untuk menciptakan dan mendorong konsumsi sebagai lifestayle atau gaya hidup dalam masyarakat.

Maka dari itu kegiatan konsumsi yang di lakukan jangan sampai merugikan sesama dan jangan hanya mementingakan diri sendiri (self interest) untuk mendapatkan kepuasan maksimal (utilitarialisme) dalam hukum say juga di jelaskan bahwa industri juga harus berkembang melalui cara yang lebih efisien dan tepat entah itu melalui periklanan dan sejenisnya.

Dalam perspektif islam perilaku konsumen selalu berpedoman kepada ajaran islam di mulai dari barangnya harus baik dan halal (halalan thoyyiban) secara zat dan cara memperolehnya, membedakan antara kebutuhan (need) dan keinginan (want) serta prefrensi konsumen muslim berdasarkan prinsip keadilan, kebersihan, dan kesederhanaan, kemurahan hati dan harus moralitas.

Perlu kita ketahui tujuan konsumsi dalam islam adalah maslahah dan falah yang di dalamnya mengandung usur manfaat dan berkah, unsur manfaat adalah pemenuhan kebutuhan fisik, psikis, material yang bersifat duniawi sedangkan berkah adalah pemenuhan kebutuhan spritual dan bersifat ukhrawi (pahala dan ridha allah).

Dapat disimpulkan dengan menerapkan nilai-nilai islam dalam konsumsi, maka dapat di wujudkan kesejahteraan yang memeberikan maslahah baik secara individu maupun sosial keberuntungan (falah) serta kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Titik tolaknya adalah merubah perilaku individu masyarakat menjadi konsumen yang islami untuk dapat mendapatkan nilai-nilai konsumsi alam islam maka di perlukan pemahaman melalui kajian perilaku konsumen dalam perspektif islam tujuannya untuk mengetahui secara umum penyebab permasalahan yang di timbulkan dari perilaku konsumen konvensional dan solusi yang di tawarkan oleh islam.

Dalam artikel ini fokus utama dalam mengurai akar masalah yang ada dalam perilaku konsumen konvensional yaitu landasan filosofis perilaku konsumen konvensional yang melipiti: paradigma rasional economic man, positivism, dan hukum say. Perilaku konsumen muslim berbeda dengan konsumen konvensional mengutamakan self inferest dan utilitarialisme yang bertujuan  memaksimalkan kepuasan dan mengabaikan kepentingan orang lain. Sedangkan perilaku konsumen muslim dilandasi islamic man yang di dalam al-quran di sebut dengan `ibadurrahman,yaitu hamba-hamba allah yang di istimewakan karn sifat- sifat istimewanya, hal ini mencerminkan keseimbangan yang menjadi prinsip mendasar dalam.

Daftar Pustaka

Hendrie Anto, M. B. 2003. Pengantar Ekonomika Mikro Islami. Yogyakarta: Ekonesia.

Muflih, Muhammad. 2006. Perilaku Konsumen Dalam Perspektif Ilmu Ekonomi Islam.
Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun