Mohon tunggu...
Bayu Raharja
Bayu Raharja Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya mahasiswa Aktif Unair D3 Bahasa Inggris angkatan 2021

hobi sayaa adalah membaca dan aktif berorganisasi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengapa Minat Baca di Indonesia Sangat Kurang?

15 Juni 2022   19:28 Diperbarui: 15 Juni 2022   19:41 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Indonesia adalah Negara dengan penduduk yang sangat banyak di dunia yang sudah mencapai sekitar 273.879.750 jiwa dilansir dari Data Kependudukan Semester II Tahun 2021 tanggal 30 Desember 2022, namun tidak membuatnya menjadi Negara dengan minat baca yang tinggi, dengan jumlah jiwa sebanyak itu justru menurut data data survei The Digital Reader pun menunjukkan hal yang berbeda, yaitu persentase minat baca masyarakat Indonesia meningkat setiap tahunnya. Pada 2017, persentase minat baca di Indonesia mencapai 36,48 persen. Pada 2018, persentase minat baca di Indonesia mencapai 52,92 persen dan pada 2019 mencapai 53,84 persen. Lalu, pada 2020, hasil kajian kegemaran membaca masyarakat Indonesia tahun 2020 yang dilakukan Perpustakaan Nasional menunjukkan tingkat kegemaran membaca masyarakat Indonesia mencapai skor 54,17, lebih tinggi daripada tahun sebelumnya dan termasuk ke kategori sedang.

Walaupun tinggi tapi kita bisa liat sendiri atas fenomena yang terjadi di masyarakat sekitar kita, mulai dari lingkungan kelaurga dan juga lingkungan bermasyarakattapi tanpa melupakan yaitu diri kita sendiri seperti apa, coba kita tanyakan pada diri kita sendiri berapa banyak waktu yang kita habiskan untuk berlama-lama di depan komputer maupun gadget dibandingkan dengan waktu yang kita habiskan dengan membaca buku, pernahkah kita bertanya mengapa hal itu bisa terjadi dan apa yang menjadi alasan dan juga tantangannya.

Di lansir dari gramedia blog artikel dari Fransisca Desfourina ada 5 peneyebab mengapa minat baca seseorang kurang, yaitu

Lingkungan Sekitar

Mengapa lingkungan sekitar menjadi salah satu penyebeb kurangnya minat baca seseorang karena secara tidak langsung kita bisa melihat bahwa lingkunganlah yang membentuk kebiasaan sesorang. Lingkungan keluarga misalnya, lingkungan ini adalah yang paling dekat dengan kita. Jika lingkungan di keluarga kita saja sudah tidak membudayakan kebiasaan membaca, atau bahkan membeli bukupun tidak diperbolehkan jika begitu dari mana benih-benih minat membaca dapat tumbuh.

Generasi serba instan

Dari generasi hp Nokia hingga generasi Iphone 13 sekarang ini, kita bisa melihat perbedaan mendasar dari generasi dulu hingga sekarang. Efek dari globalisasi membuat generasi kita ini menginginkan segala sesuatunya serba cepat atau instant dan mulai tidak menghargai proses. Padahal membaca sebuah buku baik dari yang tipis sampai yang tebal, semuanya pasti membutuhkan proses membaca. Tiap halaman per halaman dan bab per bab harus kita lalui dan nikmati. Namun bagian membaca inilah yang sulit untuk dilalui dan dinikmati para generasi Z jaman sekarang ini.

Gadget

Kembali lagi membicarakan generasi milenial, Sekarang ini anak bayi saja sudah mengenal gadget. Perilaku manusia dari anak bayi sampai orang dewasa jika sedang makan telah berubah karena tidak bisa terlepas dari gadget, contohnya anak bayi yang tidak bisa makan kalau tayangan kartun kesukaannya tidak diputar dihadapannya dengan gadget, dan sebenarnya tidak hanya anak bayi, anak remaja dan dewasapun banyak juga yang melakukan kegiatan makan sambil main gadget sekarang ini. Gadget jaman sekarang ini memang multifungsi, bisa untuk menonton televisi, bisa untuk foto-foto, dan yang pastinya bisa untuk bermain games sebagai sarana hiburan. Hanya dengan satu gadget kita bisa melakukan banyak hal, sekaligus melupakan banyak hal.

Game Online dan social media

Game online ataupun aplikasi di dalam gadget sekarang ini seperti Instagram, facebook, atau aplikasi hiburan seperti dubsmash, musically, hingga tiktok, sekarang ini memang sedang marak di dunia maya. Baik anak kecil sampai orang dewasa bermain game dan menggunakan aplikasi tersebut hampir disetiap waktu luang yang mereka miliki, dan lebih parahnya banyak dari mereka menjadi kecanduan. Kalau sudah di tahap kecanduan yang tidak baik, kedua tangan mereka setiap harinya sibuk untuk bermain, jadi jangankan untuk menyentuh buku untuk membaca, untuk makan ataupun bersosialisasi dengan sesamanyapun terkadang mereka hampir lupa. Memang game online dan aplikasi hiburan tersebut dapat berfungsi sebagai media untuk melepaskan penat dan stress setelah beraktivitas kita biasanya. Tetapi, terkadang kita lupa bahwa buku juga dapat menjadi media lain yang bisa membantu meredakan stress tanpa harus takut akan radiasi yang dikeluarkan gadget anda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun