Mohon tunggu...
Wolf Rayet
Wolf Rayet Mohon Tunggu... -

Hanya menulis kala menginginkannya.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Menyongsong Era Baru Bagi Sektor Peternakan Indonesia dalam Perdagangan Bebas 2020

11 September 2017   18:59 Diperbarui: 11 September 2017   19:06 1646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Perkembangan Peternakan di Indonesia Saat ini

Pengembangan peternakan di Indonesia dimulai dengan berdirinya Burgerlijke Veeartsenijkundige Dienst (BVD) tahun 1905. Landasan pengembangan peternakannya berorientasi dari hasil Komisi Peneliti tentang Kemakmuran dan Kesejehteraan di Jawa dan Madura (1906).  Dari hasil penelitian tersebut dimulai identifikasi permasalahan dan langkah-langkah pengembangan peternakan sebagai bagian dari kehidupan masyarakat di pedesaan (Huteima, 1986).

Saat ini, perkembangan peternakan di Indonesia sudah lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Namun, kelemahan terbesar yang dihadapi sistem logistik Indonesia adalah masih buruknya infrastruktur yang menyebabkan tingginya biaya logistik yang pada gilirannya mempengaruhi daya saing negara dalam menghadapi pasar bebas. Biaya transportasi importasi produk pertanian dari luar negeri lebih murah dibandingkan biaya transportasi lokal walaupun jarak tempuh lebih dekat (Iwantoro, 2014).

Faktor lain seperti kurangnya lahan, kesediaan air, pengetahuan beternak yang minim menambah daftar permasalahan saat mengembangkan peternakan di Indonesia. Padahal, Indonesia akan dihadapkan dalam perdagangan bebas dunia pada tahun 2020 yang menjadi potensi bagus untuk memperkenalkan produk hasil ternak Indonesia kepada dunia dan meningkatkan taraf ekonomi skala nasional.

Walaupun potensinya cukup besar, pasar produk peternakan dunia yang amat terkonsentrasi di negara negara maju dikuasai oleh sejumlah kecil perusahaan multinasional berskala mega dan dengan permintaan yang semakin mengarah pada kualitas tinggi (grainfed), mungkin amat sukar untuk dijadikan sebagai peluang pengembangan bagi agribisnis peternakan di Indonesia. Bukannya peluang, pasar produk peternakan dunia mungkin lebih merupakan ancaman bagi agribisnis peternakan di Indonesia (Simatupang & Hadi, 2004).

Langkah Nyata untuk Menghadapi Pasar Bebas Dunia 2020

Simatupang dan Hadi (2004) menyatakan bahwa untuk menghadapi perdagangan bebas 2020, pengembangan agribisnis peternakan di Indonesia disarankan difokuskan kedalam dua program yakni : (a) Pemantapan dan perluasan industri peternakan ayam ras; dan (b) Akselerasi pertumbuhan aneka usaha peternakan (non ayam ras). Hal ini disebabkan industri peternakan ayam memiliki peluang tinggi dalam pasar domestik sedangkan percepatan usaha peternakan non ayam mesti dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasar.

Selain itu, bonus demografi menurut Iwantoro (2014) diprediksi akan mencapai puncaknya pada tahun 2017-2020 dan itu akan memicu pertumbuhan ekonomi sebab usia produktif (15-64 tahun) akan mencapai titik maksimal. Untuk itu, upaya pengenalan potensi bisnis dalam peternakan menjadi hal utama dengan target golongan muda agar menjadi tenaga kerja yang produktif dan berani berkecimpung dalam sektor peternakan. Golongan muda yang tinggal khususnya di pedesaan dapat mengembangkan wilayahnya sebagai sentra peternakan sehingga mampu menaikkan taraf ekonomi masyarakatnya dan memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Sementara golongan muda yang tinggal di perkotaan dapat mengembangkan sarana logistik untuk menekan biaya pengiriman yang tinggi di daerah lokal.

Pengembangan lain yang dapat dilakukan adalah perbaikan mutu genetik ternak, pencegahan pemotongan sapi betina produktif dan sapi jantan dengan bobot sub-optimal, peningkatan kemitraan antara petani dengan pengusaha besar, pengiriman daging beku dibanding ternak hidup, serta membangun sentra produksi di wilayah gerbang ekspor (Simatupang & Hadi, 2004).

Penutup

Sektor peternakan di Indonesia akan menghadapi pasar bebas dunia pada tahun 2020, namun, masih banyak kendala dalam pengembangan untuk mempersiapkan diri terhadap hal itu. Golongan muda semestinya diajak untuk berkontribusi dalam memajukan sektor peternakan yang notabene sering dianggap sebelah mata dan rendah dibanding sektor lain. Padahal, tanpa adanya penerus penggerak roda sentra peternakan, era baru bagi sektor peternakan di Indonesia hanyalah kesuraman dan terancam gagal bersaing dalam perdagangan bebas dunia 2020 nanti.

Daftar Pustaka

Huitema, H. 1986, Peternakan di Daerah Tropis Arti Ekonomi dan Kemampuannya, Yayasan Obor Indonesia dan PT Gramedia, Jakarta

Iwantoro, Syukur 2014, ‘Kesiapan Logistik Peternakan Indonesia Menghadapi ASEAN Economic 2015 dan Perdagangan Bebas 2020’, PowerPoint ini dipresentasikan di acara Sarasehan Institut Pertanian Bogor, Jakarta Convention Center, 20 Juni 2014, diakses pada tanggal 28 Juli 2017, http://supplychainindonesia.com

Simatupang, Pantjar & Hadi Prajogo U. 2004, ‘Daya Saing Usaha Peternakan Menuju 2020’, WARTAZOA, vol. 14, no. 2, 2004, diakses pada tanggal 28 Juli 2017, http://download.portalgaruda.org

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun