Mohon tunggu...
BAYU NURHADI
BAYU NURHADI Mohon Tunggu... Dosen - FEBI UIN Salatiga

mencoba mengamati apa yang bisa saya amati dari perspektif dan sudut pandang saya

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pertanian Sektor Potensial yang Terkisis oleh Zaman

6 September 2022   13:27 Diperbarui: 6 September 2022   13:36 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di berbagai Negara berkembang, sektor pertanian masih memegang peranan yang sangat penting. Pada dasarnya pertanian dan pedesaan merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. 

Negara Indonesia adalah Negara kepulauan dimana sektor agraris sangat mendukung dan berpotensi untuk dikembangkan. Tetapi dalam perkembangannya selama beberapa dekade ini, fokus pembangunan hanya didasarkan pada sektor industri semata. Maka bidang agararia lama kelamaan mulai mengalami kelesuan. 

Hal ini disebabkan sektor pertanian hanya mampu menyerap sedikit tenaga kerja bila dibandingkan dengan sektor industri, dan juga pola pikir masyarakat Indonesia secara keseluruhan bahwa bila bekerja di sektor pertanian income/pendapatan yang diperoleh jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan orang tersebut melakukan urbanisasi dan bekerja pada sektor industri ataupun perdagangan.

Setelah terjadi krisis pada tahun 1998, sebenarnya banyak banyak hikmah dan pelajaran yang terkandung. Ternyata, dengan terjadinya krisis ekonomi tersebut mampu untuk mengangkat citra baik sektor pertanian. Karena dengan adanya pemberdayaan sektor pertanian merupakan syarat keluar dari krisis ekonomi. 

Dengan diwujudkannya revitalisasi pertanian diharapkan mampu untuk menyerap lebih banyak lagi tenaga kerja, walaupun pada sektor pertanian sudah terlalu berat bebannya untuk menyerap tenaga kerja lagi. Hal ini dilakukan karena tidaklah mungkin pada sektor non-pertanian untuk menyerap tenaga kerja dalam waktu singkat.

Di Indonesia, sektor pertanian masih merupakan salah satu sektor yang stratigis dan merupakan komponen utama yang menopang kehidupan pedesaan. Sektor pertanian masih berperan strategis sebagai penyedia bahan pangan, bahan baku sektor lainnya, selain sebagai penyedia lapangan kerja. 

Hal ini terbukti dengan meningkatnya sumbangan sektor pertanian terhadap PDB (Produk Domsetik Bruto). Pertanian disini tidak hanya pertanian dalam arti sempit sebagai pertanian, melainkan dalam arti yang luas dimana termasuk didalamnya pertanian tanaman pangan dan holtikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan.

Pada awalnya sektor pertanian hanya berperan sebagai penyedia bahan baku industri pengolahan, dan tenaga kerja. Tetapi pola pikir tersebut telah dirubah cara pandangnya dimana sektor pertanian sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi. 

Pertanian bila digerakan lebih aktif dengan mengoptimalkan atau mengadopsi teknologi maka akan mampu untuk meningkatkan produksi dan juga akan mempunyai multiplier efek terhadap sektor non-pertanian. Pembanguanan pertanian sangat berpengaruh erat pada sumberdaya alam, padahal kita ketahui bahwa sumberdaya alam juga sangat terkait pada teknologi. 

Maka dari itu yang terjadi adalah dengan keberhasilan teknologi sebenarnya dibarengi dengan ancaman-ancaman yang yang akan ditimbulkan atau dengan kata lain perkembangan teknologi juga berdampak negatif, misalkan saja terjadinya potensi ancaman terhadap kelestarian.

Pembangunan pertanian selama ini ternyata belum mampu untuk mengangkat petani dan pertanian. Di Indonesia, pendapatan rumah tangga berasal dari bidang pertanian. Hal ini dapat terjadi dikarenakan dipedesaan sektor pertanian menjadi gantungan nafkah utama bagi masyarakatnya terutama bagi yang berpendapatan rendah. Kesenjangan kesejahteranan petani dibandingkan dengan pekerja disektor lain makin melebar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun