Mohon tunggu...
Bayu Geni
Bayu Geni Mohon Tunggu... Editor - Blogger Independen

Tinggal di pinggiran Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Terang untuk Semua

3 April 2020   16:17 Diperbarui: 3 April 2020   16:24 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Target Pemerintah pada akhir 2020 seluruh desa di Indonesia telah teraliri listrik. Cita-cita untuk menerangi seluruh pelosok Indonesia memang sudah sejak lama diwacanakan. Namun realisasinya tehambat berbagai macam hal di lapangan.

Saat ini masih terdapat 433 desa di Indonesia yang belum dapat menikmati listrik dan hidup dalam kegelapan. Wilaya desa-desa itu terpencil dan jauh dari pusat kota. Sebagian ada di daerah perbatasan.

Untuk menegaskan kembali cita-cita itu, baru saja dalam Rapat Terbatas Program Listrik Perdesaan, 3 April 2020 presiden Jokowi telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan. Salah satunya adalah koordinasi antarkementerian, mengingat kondisi geografis desa-desa yang sangat berat. Pembangunan infrastruktur listrik tak bisa dilaksanakan.

Sasaran Program Listrik Perdesaan sebagian besar berada di Provinsi Papua dan Papua Barat. Wilayah itu ada di tengah hutan dan daerah perbukitan. Akan sangat sulit memanggul tiang menyusuri gunung dan rawa. Oleh sebab itu, harus ada metode lain agar desa-desa terpencil itu segera teraliri listrik.

Program ini tidak semata-mata bertujuan menghadirkan listrik di desa-desa Papua. Lebih juah diharapkan, dengan hadirnya listrik, ekonomi dan produktivitas warga meningkat karena bis abekerja lebih mudah. Anak-anak juga bisa belajar sampai malam hari. Hal itu tentunya akan meningkatkan kualitas pendidikan mereka.

Untuk menyelesaikan pekerjaan besar ini, PLN berinovasi secara non-konvensional. Karena menarik jaringan baru ke desa-desa tersebut akan memakan waktu lama dan biayanya sangat besar. Sangat menyulitkan misalnya menarik tiang-tiang dengan helikopter atau pesawat kecil, lalu memanggulnya menyusuri lembah dan sungai.

Medan di Papua sangat berat. Entah berapa tahun lamanya hal itu bisa diselesaikan. Entah berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan untuk mewujudkannya. Di sana itu tidak ada jalan, tidak ada transportasi.

Untuk itu, PLN menggunakan pendekatan spatial optimization dan pattern recognition. Dengan cara itu, bisa memanfaatkan energi setempat. Untuk menyimpannya, PLN berinovasi menggunakan Tabung Listrik atau Talis. Mirip powerbank, tapi bisa untuk menerangi satu rumah, karena Talis ini konsepnya memang power bank berukuran portabel yang bisa ditenteng.

Tabung Listrik itu sendiri merupakan inovasi lanjutan kerja sama PLN dengan lima perguruan tinggi, yaitu UI, ITB, IPB, UGM, dan Universitas Cendrawasih. Tepatnya pada tahun 2019 ketika diluncurkan program "Papua Terang".

Program tersebut melibatkan 500 mahasiswa dari lima perguruan tinggi tersebut. Talis adalah hasil inovasi tahap berikutnya yang dikembangkan dari program tersebut. Dan hasilnya menggembirakan.

Sementara itu, dalam pelaksanaannya, PLN mendapatkan dukungan dari banyak pihak. Salah satunya TNI. Mengingat sebagian dari desa-desa tersebut berada di titik-titik yang masih rawan, TNI akan berpartisipasi dalam pengamanan pelaksanaannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun