Mohon tunggu...
Bayu Fitri
Bayu Fitri Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Seorang pengamat hiruk pikuk media sosial dalam hal gaya hidup, finance, traveling, kuliner dan fashion. Tulisan saya bisa dibaca di blog https://bayufitri.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Nanti Kuceritakan Satu Rahasia jika Saat itu Tiba

18 Oktober 2020   21:38 Diperbarui: 18 Oktober 2020   21:40 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rahasia sumber pribadi

"Jadi ternyata ibu tidak pernah pergi ke surga. Ibu selalu menemani keberadaanku di sini, dalam jiwa setiap hembusan nafas. Jika kau rindu ibu liharlah bunga kenanga yang sedang mekar. Maka di situ ibu berada." Setelah berkata demikian jangkrik terbang semakin jauh. 

Ardan terbangun dari tidurnya. Ternyata Ardan baru saja bermimpi. Bocah 5 tahun itu memandang ke sekeliling mencari sosok ibu yang sering mengusap kepalanya ketika membangunkannya. Namun kini usapan itu tidak ada lagi. Sejak satu bulan lalu ibu masuk ke dalam tanah. Bocah kecil itu heran kenapa ibu tidak berteriak ketika dimasukkan ke dalam tanah oleh banyak orang.

Kata bapak, ibu pamit pergi ke surga. Nanti suatu saat Ardan dan bapak akan menyusul ibu. Tapi kenapa tidak berbarengan perginya? Ketika hal itu ditanyakan ke bapak, tidak ada jawaban yang mampu dimengerti.  Ardan tidak suka suasana saat ini. Rumah terasa sunyi hanya ada nenek yang tiap pagi datang untuk menemani Ardan selama bapak mengajar di sekolah.

Bapak berjanji akan menceritakan satu rahasia besar asalkan Ardan tidak rewel dan mau menuruti apa kata nenek. Sejak itu Ardan menjadi anak penurut. Tidak pernah nangis dan rewel. Ardan setia menunggu janji bapak. Oya setiap malam bapak menggantikan ibu untuk mendongengkan sebuah cerita. Namun Ardan tidak suka mendengarnya. Karena suara bapak sangat datar dan terlalu cepat. Ardan tidak bisa mencerna dengan jelas.

Sampai akhirnya Ardan lebih suka mendengar suara jangkrik untuk menemani tidurnya. 

Ibu tidak pernah menemui Ardan dalam tidurnya. Tidak pernah hadir dalam mimpinya. Apakah ibu tidak rindu Ardan? Padahal Ardan ingin sekali berjumpa dengan ibu. Terkadang sebelum tidur Ardan dengan mulut mungilnya meminta Tuhan untuk memanggil ibunya. Namun nampaknya permintaan itu belum dikabulkan.

Ardan hanya ingin ibu datang mengusap rambutnya dan membacakan cerita dongeng yang dapat membuat nyenyak tidurnya. Apakah permintaan Ardan terlalu berlebihan? Entahlah, yang pasti Tuhan belum mengabulkan permintaan Ardan hingga hari ini.

Suatu pagi Ardan melihat bapak berkemas memasukkan hanya seluruh baju bapak. Ya hanya baju bapak saja. Ardan bertanya ke bapak mau kemana. Bapak berkata, "mau menyusul ibu ke surga. "Sementara di ruang tamu nenek terduduk sambil menangis. Sesaat kemudian ada mobil berhenti di depan pagar rumah. Bapak bergegas ke luar rumah dan pergi keluar begitu saja.. 

Tidak salim dengan nenek dan tidak juga pamit pada Ardan seperti biasanya. Ardan melihat dari jendela rumah ke arah mobil yang datang. Seorang perempuan turun dari sisi kemudi dan bapak mengambil alih kemudi. Sementara perempuan itu membuka pintu penumpang dan masuk ke dalamnya. Seketika mobil berjalan secara perlahan meninggalkan halaman rumah.

"Duhh siapa perempuan itu? Kenapa ia menjemput bapak? "

Ketika Ardan bertanya pada nenek, tidak ada jawaban dan nenek hanya menggelengkan kepalanya. Nenek memeluk Ardan dengan erat. Sambil berkata, "Nanti Kuceritakan Satu Rahasia Jika Saat itu Tiba..."

Satu Rahasia 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun