Timnas Indonesia akan membuka lembaran baru di tahun 2018 dengan rencana melakoni pertandingan persahabatan menjamu Islandia, "tim kecil" dari Eropa. Disebut sebagai tim kecil karena negara yang akan dihadapi Indonesia ini tercatat pada tahun 2016 hanya memiliki populasi sebanyak 334.252 penduduk dengan luas wilayah 103.000 Km persegi sehingga menjadikannya negara dengan penduduk terjarang di Eropa (Statistics Iceland).Â
Jumlah penduduk Islandia setara dengan jumlah penduduk Kecamatan Kebon Jeruk di Kotamadya Jakarta Barat yang memiliki populasi pada tahun 2016 sebanyak 325.117 penduduk dengan luas wilayah hanya 17,98 Km persegi. Setara juga dengan jumlah penduduk Kabupaten Kapuas di Provinsi Kalimantan Tengah yang memiliki populasi pada tahun 2016 sebanyak 351.043 penduduk dengan luas wilayah 14.999 Km persegi  (Badan Pusat Statistik).
Pelatih Timnas Indonesia, Luis Milla berharap Indonesia akan mendapatkan pengalaman berharga dari uji coba melawan Islandia. "Islandia masih jauh dari kami dan tentu hal ini akan menjadi pengalaman sangat berguna jika kami bisa bermain dengan Islandia di mana mereka adalah tim level tinggi," kata Milla, dikutip dari sport.detik.com.
Dilansir dari bola.liputan6.com, laga antara Timnas Indonesia kontra Timnas Islandia memang tidak masuk ke dalam agenda FIFA. Namun, Lars Heidenreich selaku Managing Director Mediapro Asia yang menjadi pihak promotor Tur Islandia, menjanjikan bahwa Islandia tetap akan menurunkan skuad yang bermain di Piala Dunia 2018 yang sebagian besar bermain di liga-liga top Eropa, kecuali para pemain Premier League. Islandia diagendakan melawan Indonesia Selection dan Timnas U-23.
"Timnas Islandia akan bertanding sebanyak dua kali pada 11 dan 14 Januari 2018. Untuk laga 11 Januari, kami belum tahu akan bermain di mana. Namun, kemungkinan antara salah satu stadion di Jawa Tengah atau Jabodetabek," tutur Deputi Sekjen Pengembangan Bisnis PSSI, Marsal Masita, ketika ditemui bola.com di markas PSSI pada Rabu (6/12/2017).
Sebelum kita menikmati jalannya pertandingan persahabatan, mari kita nikmati terlebih dahulu beberapa fakta cakep terkait persamaan antara Islandia dan Indonesia, selain sama-sama berawalan huruf "I" dan berakhiran huruf "A" tentunya.
Pertama: negara kepulauan
Fakta cakep pertama yang bisa kita simak adalah kesamaan sebagai negara kepulauan. Dikutip dari Wikipedia, Islandia adalah sebuah negara Nordik yang terletak di sebelah barat laut Eropa dan sebelah utara Samudera Atlantik.Â
Negara Islandia terdiri dari Pulau Islandia dan beberapa pulau kecil di sekitarnya. Islandia terletak 300 Km di sebelah timur Greenland dan 1.000 Km dari Norwegia. Ibukota sekaligus kota terbesar di negara ini adalah Rejkjavk di mana Reykjavk dan sekitarnya merupakan tempat tinggal bagi dua pertiga populasi penduduk Islandia.
Faktor persamaan dari sisi geografis ini sepertinya layak dijadikan alasan mengapa Indonesia harus bersahabat dengan Islandia.
Fakta cakep berikutnya yang bisa kita ketahui adalah terkait pemberian nama di Islandia. Nama belakang tidak dikenal di sana. Orang Islandia menggunakan patronim, di mana digunakan akhiran -son untuk pria dan -dottir untuk wanita.
Berdasarkan info dari modifikasi.com, terkait tata cara penamaan ini, Islandia bahkan punya komite sendiri bernama Mannanafnanefnd. Berbagai kriteria menjadi dasar apakah Mannanafnanefnd akan menyetujui atau tidak, termasuk apakah nama tersebut bisa dicocokkan dengan bahasa Islandia atau huruf alfabet Islandia. Itulah alasan mengapa para pemain Islandia kebanyakan nama belakangnya berakhiran "-son". Salah satu negara Eropa dengan budaya yang cukup unik agar budaya lokal Islandia -- dalam hal ini bahasa -- tetap terjaga dengan baik.
Begitupun dengan Indonesia yang memiliki beberapa daerah yang memiliki budaya unik terkait pemberian nama. Dengan keunikan nama yang dimiliki seseorang, maka memudahkan orang lain menebak dari mana ia berasal.Â
Jika kita bertemu orang dengan nama lengkap berakhiran huruf "O" seperti Wicaksono, Pramono, atau Laksono, maka kemungkinan besar mereka berasal dari Jawa. Jika kita bertemu orang dengan nama yang diulang seperti Eman Sulaeman, Yayat Hidayat, atau Yati Daryati, maka kemungkinan besar mereka berasal dari Sunda. Meskipun nama orang Jawa dan Sunda zaman now sudah mulai di luar pakem, namun masih ada juga keluarga yang melestarikan budaya tersebut.
Ketiga: nama panggilan
Di banyak negara Eropa, orang jamak memanggil orang lain dengan nama belakangnya, tetapi di Islandia orang memanggil orang lain dari nama depannya. Misal, ketika orang membicarakan tentang kapten Islandia Aron Gunnarsson, mereka tidak memanggilnya "Gunnarsson", tetapi "Aron".
Begitu pun dengan panggilan untuk nama orang di sebagian besar wilayah Indonesia. Misal, salah satu penyerang terbaik Indonesia yang bernama Bambang Pamungkas, maka kebanyakan orang akan memanggilnya "Bambang". Nah, berarti boleh juga kan kalau kesamaan dalam kebiasaan memanggil nama orang ini dijadikan alasan untuk bersahabat dengan Islandia.
Keempat: gemar makan pakai saus
Orang Islandia sangat menyukai saus. Semua makanan dimakan dengan saus, termasuk daging, ikan, maupun sayuran. Bahkan orang Islandia mempunyai saus khusus untuk pizza, gorengan, hamburger, dan hotdog (semestafakta.wordpress.com). Orang Indonesia sendiri juga dikenal sangat menyukai saus. Mulai dari saus sambal, saus tomat, sampai saus bubuk (sebut saja Boncabe).
Kelima: partisipasi perdana di Piala Dunia
Islandia mencatatkan kenangan manis saat berpartisipasi di Euro 2016. Sebelum langkahnya dihentikan Perancis, Islandia sukses mengalahkan Inggris dan menahan imbang Portugal yang akhirnya keluar sebagai juara.
Dengan modal cakep yang diraih tersebut, Islandia berhasil melewati rintangan berikutnya pada Kualifikasi Piala Dunia dengan baik, bahkan menyandang predikat sebagai juara grup. Padahal di awal kualifikasi, juara grup digadang-gadang menjadi jatah Kroasia atau Turki.
Keberhasilan partisipasi perdana di Piala Dunia ini menjadikan Islandia memecahkan rekor sebagai "tim kecil" dengan populasi penduduk paling sedikit yang bermain di putaran final Piala Dunia. Rekor sebelumnya dipegang oleh Trinidad and Tobago, dengan jumlah 1,3 juta penduduk, pada gelaran Piala Dunia 2006 (cnnindonesia.com).
Dikutip dari Wikipedia, Indonesia baru berpartisipasi sekali dalam Piala Dunia, yaitu pada tahun 1938 di Perancis dengan menyandang nama "Hindia Belanda". Bahkan tercatat rekor sebagai tim Asia pertama yang berlaga dalam Piala Dunia. Meskipun saat ini telah merdeka dan berubah nama menjadi Indonesia, namun FIFA memutuskan bahwa Timnas Indonesia adalah penerus dari Timnas Hindia Belanda.
Selain dari sisi positif, tentunya Islandia juga memiliki sisi negatif. Silakan googling sendiri bagi yang penasaran karena tulisan di sini hanya ingin berbagi dari sisi positif saja. Jika dianalogikan seperti saat kita berteman dengan seseorang, mari kita ambil pelajaran yang baik dengan melihat dari kacamata positif.
Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa pertandingan ini merupakan sebuah terobosan antar benua yang luar biasa bagi Indonesia. Mencoba bersahabat dengan Islandia, "tim kecil" dari Eropa yang sedang membesarkan namanya.Â
Dengan sebuah harapan, siapa tahu Islandia mau berbagi. Bagaimana resep sukses mendongkrak peringkat FIFA dari tiga digit menjadi dua digit. Atau bagaimana formula jitu membentuk timnas dengan pembinaaan yang baik, bukan timnas hasil ketok magic.