Mohon tunggu...
Bayu Bondan
Bayu Bondan Mohon Tunggu... Lainnya - ASN yang belajar jadi penulis

Burung merpati burung kenari | Rehat sejenak di dahan meranti | Biarkan saja pena menari | Dan lihat saja hasilnya nanti

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

"Hape Jadul" Disayang Betul

23 November 2017   14:34 Diperbarui: 23 November 2017   17:38 1749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Shutterstock

Tak dapat dipungkiri bahwa sekarang ini hape bukan lagi barang "Wah". Barang ini mudah ditemukan mulai dari rumah mewah beneran sampai rumah mewah -mepet sawah-. Sudah banyak orang yang punya hape. Dari Sabang sampai Merauke. Dari Rawa Panjang sampai Rawa Angke. Mulai dari direktur, manajer, karyawan, tukang becak, sopir, pengamen, bahkan sampai pengemis, sudah pada pegang hape.

Perkembangan teknologi memang begitu pesat. Semakin lama zaman semakin maju. Dari zaman ngangon sapi sampai zaman lepi, dari zaman ketupat sampai zaman i-pad, dari zaman jual beli tape sampai zaman jual beli hape. Pada tahun 2015 tercatat jumlah pelanggan telepon selular (hape) di Indonesia mencapai 339 juta pelanggan (Statistik Indonesia, 2017).

Banyak orang berlomba-lomba menggunakan hape dengan teknologi tercanggih. Smartphone, kalau kata kids jaman now. Bahkan menurut Ina Hutasoit selaku Ketua Umum Asosiasi Ponsel Seluruh Indonesia (APSI), smartphonesudah menjadi kebutuhan utama di samping sandang, pangan, dan papan di masa kini. Pesatnya pertumbuhan smartphone menjadi sebuah fenomena yang tidak bisa dihindari.

Lembaga riset digital marketing e-Marketer memperkirakan pada 2018 jumlah pengguna smartphone di Indonesia sebesar 83,5 juta unit. Dengan jumlah sebesar itu, Indonesia akan menjadi negara dengan pengguna aktif smartphone terbesar keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika (kominfo.go.id). Sedangkan pada level Asia Tenggara, Indonesia diprediksi jauh melesat di atas Filipina, Vietnam, Thailand, Malaysia, dan Singapura.

SUmber: databoks.katadata.co.id
SUmber: databoks.katadata.co.id
Beberapa fitur unggulan smartphone yang dicari banyak orang, antara lain yang bisa buat dengerin musik, bisa buat game, bisa internetan, sampai bisa video call. "Bisa jadi teman senderan kereta juga lho," ujar seorang roker senior.

Meskipun hampir setiap harinya ada launching hape jenis terbaru, namun masih ada segelintir orang yang masih sayang betul dengan hape jadul. Ya, hape jadul dengan fitur minimalis. Hanya bisa digunakan untuk telepon dan SMS plus permainan "hewan yang mati kalau makan ekornya sendiri" sebagai hiburan di kala menyandang status fakir pulsa.

Tentunya ada alasan tersendiri yang menyebabkan mengapa mereka masih sayang betul dengan hape jadul. Dibalik fungsi minimalis hape jadul, sepertinya ada rahasia besar yang menyebabkan mereka rela bertahan sampai sekarang. Mau tahu penuturan mereka? Langsung saja kita ke TKP.

***

Seorang pemuda dengan nama gaul Tigis Ireh mempunyai alasan historis tentang hape jadulnya. Ada banyak kenangan indah yang masih membekas lekat dalam ingatannya. Ia membelinya dengan menggunakan uang hasil jerih payah setelah memenangkan lomba bridge tingkat nasional.

Pemuda asal Palembang ini berhasil masuk sekolah kedinasan karena mendapatkan informasi dari teman yang mengirim SMS ke hape jadulnya juga. Bahkan pemuda berperawakan kurus ini lebih rela laptopnya yang kemalingan dibandingkan kehilangan hape jadul yang tersayang. (Tigis Ireh, Atlet Bridge, Sumsel)

Lain lagi dengan cerita dari seorang penulis yang memiliki nama pena Safira Khansa. Ia memiliki sifat yang susah beralih ke lain hati sehingga merasa nyaman menggunakan hape jadul. Ia menganalogikan dengan kebiasaan menulis. Ia yang biasa mengetik dengan menggunakan Times New Roman, maka akan kesulitan mengeluarkan ide jika harus mengetik dengan menggunakan Calibri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun