Mohon tunggu...
bayu aryadani
bayu aryadani Mohon Tunggu... Relawan - tidak ada

kuliah di Universitas Mataram FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Mengikuti Organisasi HMP2K

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memahami Kemerdekaan Papua dengan Kacamata Lenin dalam Tesis 1916 tentang Hak Sebuah Bangsa untuk Menentukan Nasib Sendiri

1 September 2019   17:15 Diperbarui: 1 September 2019   17:16 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejarah proses Integrasi Papua Barat ke Indonesia

Tuntutan Papua Barat untuk menjadi Negara merdeka sudah ada sejak lama sebelum kemerdekaan indonesia 17 agustus 1945. Namun ketika Papua Barat menjadi daerah sengketa akibat perebutan wilayah antara indonesia dan belanda. Sehingga memasuki tahun1960-an para politisi dan negarawan papua barat yang terdidik di sekolah polis di jayapura (hollandia) yang di bangun belanda itu sendiri dengan mendidik sekitar 400 orang sekitar thn 1944-1949.

Dengan desakan kaum terpelajar orang papua tersebut mendesak pemerintah Belanda membentuk Nieuw Guinea Raad (dewan nieuw guinea) untuk mempersiapkan kemerdekaan papua barat, akibat situasi ketegangan indonesia dan belanda maka dibentuk komite nasional yg beranggotakan 21 orng untuk merumuskan manifesto kemerdekaan papua yang menentukan  : nama negara (papua barat), lagu kebangsaan (hai tanah ku papua), bendera negara (bintang kejora).

Sebenarnya rencana pengibaran bendera bintang kejora pada saat itu tanggal 1 november 1961 namun tidak jadi dilaksanakan akibat belum dapat persetujuan dari pemerintah belanda. Setelah persetujuan dari komite nasional yang bagian dari gabungan orang papua dan wakil-wakil keturunan orang indonesia dan belanda hingga tanggal 1 desember 1961 di Hollondia yg sekrang jadi jayapura pengibaran bendera bintang kejora dan sekaligus deklarasi papua barat dilakukan, namun pengibaran bendera bintang kejora di samping bendera belenda dan lagu kebangsaan papua di nyanyikan setelah lagu kebangsaan belanda, deklarasi papua barat di siarkan oleh radio belanda dan australia.

Dari proses historis deklarasi kemerdekaan papua kita bisa melihat ada indikasi kepentingan imperialisme belanda dan negara imperialisme lainnya seperti australia baik dari mulai persiapan kemerdekaan, panetia kemerdekaan bahkan deklarasi kemerdekaan harus ada persetujuan dari Pemerintahan Belenda.

Kemudian bagiamana hubungan papua dengan PBB. Bedarsarkan catatan sejarah pada 1 oktober 1962 pemeritah belanda di papua menyerahkan wilayah Papua kepada PBB (perserikatan bangsa-bangsa) melalui united nations temporary executive authoritt (UNITEA) hingga 1 mei 1963. Setelah tanggal tersebut bendera belanda di turunkan dan digantikan bendera mereh puti dan bendera PBB.

Selanjutnya PBB merancang kesepakatan kepada rakyat Irian Barat (Papua) yang kita kenal dengan New York Argeement yaitu melakukan jekak pendepat melaluai papera pada 1969 yang di wakili 175 orng sebagai utusan dari 8 kabupaten pada masa itu. Jadi jelas sejak awal papua dilakukan tidak Demokratis dengan kepentingan imperialisme. Sehingga ketiaka kita bicara papua tidak asal merdeka  secara politik aja, tapi harus melepaskan diri dari ketergantungan imperialisme kalau tidak, rakyat Papua akan terus terjajah seperti saat ini karena tidak mencabut fundamental agar penindasan di Papua yaitu Imperialisme.

Untuk itu sebelum kita bicara papua atau dukung mendukung kemerdekaan kita harus tuntus membaca sejarah papua, ada apa dengan Papua, kenapa sejak dulu papua selalu menjadi permainan imperialisme-kapitalisme sehingga dukungan terhadap rakyat papua harus jelas  melihat kontradiksi pokok nya, agar tepat membangun masyarakat yg baru (Sosialisme) di papua biar tidak mengulang sejarah seperti tahun 1961 awal deklarasi kemerdekaan papua yang di tunggangi oleh Belanda, tahun 1963 awal Papua di serahkan ke PBB dan atau mengulang kisah tidak demokratis seperti PAPERA 1969

Jalan keluar Rakyat Papua dalam pendekatan tesis lenin : Revolusi Sosialis dan Hak Sebuah Bangsa untuk Menentukan Nasib Sendiri

Bagi Lenin dalam tesis Lenin 1916 tentang revolusi sosialis dan hak sebuah bangsa untuk mentukan nasib sendiri dalam prefektif perjuangan kelas dan revolusi sosialis. Diletakan pada Pembebasan Nasional Melawan Imperialisme bukan Revolusi Demokratik yang tidak menyentuh akar penindasan rakyat di Papua. Dalam tesis tersebut, Lenin menjabarkan ada 9 pedekatan dalam bicara kemerdekaan sebuah bangsa, sehingga terang kita melihat kemerdekaan Papua. yaitu :
Imperialisme, sosialisme dan pembebasan bangsa tertindas

Dalam poin ini, Lenin menekankan bahwa Imperialisme adalah tahapan tertinggi dari perkembangan kapitalisme. Kapital di negeri-negeri maju telah berkembang melebihi batasan-batasan Negara-bangsa. Kapital telah membangun monopoli yang menggantikan persaingan, dengan begitu menciptakan semua syarat objektif untuk mencapai sosialisme.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun