Mohon tunggu...
bayu aryadani
bayu aryadani Mohon Tunggu... Relawan - tidak ada

kuliah di Universitas Mataram FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Mengikuti Organisasi HMP2K

Selanjutnya

Tutup

Nature

Sanggar Belajar Awal Kemajuan Karang Kelok Monjok Barat

18 April 2019   23:30 Diperbarui: 19 April 2019   04:11 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sanggar belajar kelas B


kita harus jujur bahwa anggaran di kota mataram berbeda dengan anggaran tingkat desa. beberapa desa telah berani mengalokasikan anggarkan kegiatan-kegiatan masyarakat sejak terbitnya Undang-undang Desa sehingga aktivitas masyarakat menggeliat dan tumbuh subur. sedangkan, secara kasat mata kondisi di kota mataram semangat organisasi pemuda mengalami kelesuan, jika ada organisasi pemuda yang hidup biasanya hanya bersifat momentuman seperti mengisi acara 17 agustusan, acara takbiran dan semacamnya.  

ditengah mundurnya aktivitas-aktivitas positif di kota mataram akibat bergesernya budaya gotong royong menjadi budaya berfikir sendiri-sendiri. kelompok masyarakat di pusat kota mataram tepatnya di lingkungan karang kelok kelurahan monjok barat menggagas program sanggar belajar yang bertujuan untuk mengakomodir kreatifitas anak-anak kampung. sanggar belajar yang diprogramkan sejak 4 bulan yang lalu ini mulai dari kelas bahasa inggris yang dikombinasikan dengan kelas keterampilan, sasaran dari program ini adalah anak-anak SD-SMP.

hadirnya program sanggar belajar ini berupaya ingin menggeser sebuah budaya kegiatan di kota mataram yang biasanya hanya bersifat  cermony momentuman menjadi kegiatan positif yang rutin dilakukan. sanggar belajar ini mendorong semua anak-anak untuk terampil dalam berbahasa inggris dengan konsep studi is fun (belajar itu menyenangkan).

selain dari belajar bahasa inggris, anak-anak sanggar mendorong tumbuhnya rasa cinta anak-anak kampung terhadap kampungnya sendiri, kepedulian sosial anak sanggar terus diasah dengan beragam kegiatan, sebut saja gotong royong dan bersih-bersih kampung, mengelola sampah-sampah menjadi hal yang bermanfaat dan semacamnya. hingga detik ini sanggar belajar bahasa inggris menampung 40 anak-anak SD-SMP yang dibagi kedalam 2 kelas belajar. kelas A diisi oleh anak kelas 1-3 SD dan kelas B diisi oleh anak kelas 4 SD - 3 SMP.

adanya sanggar belajar ini juga menyulut kembali semangat pemuda-pemuda kampung agar memiliki kontribusi terhadap lingkungan sosialnya. segala sesuatu yang  berkaitan dengan sanggar belajar selalu dimotori oleh hasil musyawarah kelompok pemuda karang kelok. untuk terus menghidupkan sanggar belajar inipun kelompok pemuda berinisiatif membuat jajanan khas yang dijual sebagai sumber anggaran untuk menopang aktivitas di sanggar belajar. memproduksi jajan yang kemudian dijual ini dilakukan oleh pemuda sebab sanggar belajar yang dibangun sama sekali tanpa dipungut biaya. ini dilakukan agar memberikan kemudahan bagi seluruh anak kampung dapat masuk sanggar belajar termasuk anak-anak yang secara perekonomian tergolong kurang mampu.

hingga detik ini sanggar belajarpun terus melakukan pembenahan, bahkan konsep-konsep memajukan sanggar secara rutin didiskusikan. namun yang pasti "belajar diwaktu kecil bagaikan mengukir diatas batu, sedangkan belajar diwaktu besar bagai mengukir diatas air". 

jayalah anak-anak bangsa, terkadang dari hal yang biasa dapat menciptakan sesuatu yang luar biasa

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun